[SEASON 1] Prolog

494 11 5
                                    

Jam menunjukan pukul tengah malam. Kabar Ratu diculik sudah terdengar oleh seluruh penghuni istana. Seluruh penjaga istana dengan senjata api di tangannya berbondong-bondong mencari sang Ratu dihalaman istana yang sangat luas. Berharap mereka menemukan Ratu di halaman istana yang terbilang cukup luas. Setiap ruangan dalam istana pun sudah diperiksa berkali-kali oleh seluruh pelayan. Namun hasilnya nihil, tak ada siapapun yang mengetahui dimana keberadaan Ratu atau istri dari Raja Alexander pemimpin Antares.

Beberapa penjaga bahkan menutup akses masuk kedalam istana. Pintu gerbang di tutup rapat oleh penjaga. Berharap penculik dan Ratu belum keluar istana.

Raja Alexander mencoba memeriksa kamar tidurnya. Ia berharap istrinya sedang berada di kamar tidur. Ternyata ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Raja Alexander tidak menemukan istrinya. Namun, ia menemukan sepucuk surat berwarna merah marun di atas meja rias milik sang Ratu.

Dengan cepat, tangan kekar milik Raja Alexander membuka isi surat merah marun tersebut lalu membacanya. Matanya bergerak dari kiri ke kanan mengikuti kata demi kata yang tertulis di atas kertas. Wajah Raja Alexander terlihat merah padam setelah membaca surat tersebut. Jari-jarinya meremas kertas yang ada di tangannya hingga kertas tersebut lusuh sebelum ia membuangnya ke sembarang arah.

Raja Alexander pun segera mengambil ponsel berwarna hitam yang tergeletak di atas nakas. Dengan cepat, ia pun menghubungi seseorang yang menurutnya dapat menyelamatkan sang Ratu. Tak lama kemudian, muncul hologram yang menampilkan wajah seorang pria menggunakan pakaian serba hitam dengan garis merah di atas bahunya. Terlihat informasi identitasnya yang terletak di sebelah kanan hologram nama pria tersebut adalah Aldric dan jabatannya sebagai pemimpin pasukan Phoenix.

"Selamat malam, Yang Mulia. Ada yang bisa kami bantu?" terlihat seorang pria menyapa dari balik hologram.

"Turunkan lima petarung pasukan Phoenix untuk mencari tin pétra," titah Raja Alexander dengan suara dingin dan terdengar tegas.

Pria di balik hologram tesebut mengerutkan dahinya. "Maaf, Yang Mulia. Apa yang sebenarnya terjadi? Sampai Yang mulia menyuruh kami menurunkan lima petarung untuk mencari tin pétra?"

Raja Alexander menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan dari Jendral Aldric. "dia kembali, Jendral Aldric. Saya yakin sekali, dia yang menculik Ratu."

Terlihat ekspresi wajah terkejut dari balik hologram setelah mendengar jawaban dari Raja Alexander. "Ratu di culik? Bagaimana bisa? Bukannya dia sudah mati."

"Sepertinya, dia selamat dalam perang besar yang terjadi 15 tahun lalu." mata Raja Alexander melirik kearah kiri—mencoba mengingat kejadian 15 tahun silam.

"Lalu, apakah ada cara lain untuk menyelamatkan Ratu?"

Raja Alexander menggeleng. "Satu-satunya cara untuk menyelamatkan Ratu hanya dengan tin pétra."

"Tapi Yang mulia itu sangat berbahaya. mengingat makhluk-makhluk yang menjaga tin pétra itu sungguh berbahaya." kecemasan terlihat dari wajah Jendral Aldric.

"Tidak ada cara lain, Jendral Aldric. satu-satunya cara hanyalah itu. Saya yakin para petarung dari pasukan Phoenix adalah petarung yang tangguh dan dapat menyelesaikan misi ini," jelas Raja Alexander tetap pada pendiriannya.

Jendral Aldric mengangguk meskipun sedikit ragu dengan misi ini. "kalau begitu apa rencana Yang mulia selanjutnya?"

"Kita harus merekrut 5 petarung pasukan Phoenix untuk menjalankan misi. Saya akan mengirimkan 3 nama petarung yang harus turun dalam misi ini dan dua lainnya kau boleh merekrutnya."

"Baik, Yang Mulia. Saya akan segera merekrut sisanya dan melaksanakan misi ini secepatnya."

Layar hologram pun mati. Menyisakan keheningan di kamar tidur milik Raja Alexander. ia mengusap wajahnya dengan kasar. Ia pikir perang 15 tahun lalu adalah akhir dari semuanya namun ternyata itu masih berlanjut hingga saat ini. Dari sinilah Raja Alexander menyadari bahwa orang yang menculik Ratu masih menyimpan dendam hingga saat ini.





ANTARES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang