[SEASON 1] Penyerangan

23 1 0
                                    

"Lilly, bangun. Sudah hampir pagi. Kita harus melanjutkan perjalanan."

Seseorang sedang nepuk-nepuk pipi Lilly. Perlahan Lilly mulai membuka matanya. Pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah Felix yang tersenyum lebar hingga gigi putihnya terlihat.

"Akhirnya, bangun juga."

Lilly mulai meregangkan badannya. Setelah nyawanya sudah terkumpul, Lilly melihat ke seliling. "Kau bilang hampir pagi. Ini masih jam satu dini hari, bodoh."

Felix menarik lengan Lilly. "Waktunya kau berjaga."

Lilly melirik ke arah Felix. "Hei! Jadwalmu sampai jam dua dini hari. Jadi, masih ada satu jam lagi untuk aku tidur."

"Kalau begitu, temani aku berjaga." Felix menarik lengan Lilly kembali.

Lilly memejamkan matanya sebentar. "Tuan Felix Alexander, jadwal jagaku satu jam lagi. Sekarang aku ingin tidur."

"Aku tidak menerima penolakan."

"Fel-"

"Ada yang ingin aku bicarakan." Ekspresi Felix berubah menjadi serius.

Lilly diam sejenak menatap wajah Felix. "Membicarakan tentang apa?"

°•°•°

Felix dan Lilly duduk di depan api unggun yang masih menyala. Hening. Tidak ada yang berbicara sama sekali. Mereka hanya menatap api yang membakar ranting pohon hingga menjadi abu. Lilly mulai kesal dengan Felix yang tak kunjung berbicara.

Lilly melihat kearah Felix. "Kau mau membicarakan soal apa?"

"Kita pernah bertemu." Mata Felix tetap terfokus pada api unggun.

Lilly mengernyit. "Kau bercanda?"

"Lihat, apa wajahku terlihat sedang bercanda?" Felix menengok. Menatap mata Lilly.

Lilly menggeleng. Baru kali ini ia melihat Felix terlihat seperti ini.

"Kita pernah bertemu saat Pasukan Phoenix mempersiapkan pasukannya untuk berperang. aku tak sengaja memergokimu memasuki area pelatihan. Apa kau ingat?" Lilly menggeleng. Ia benar-benar tidak mengingat apapun.

"Ah, sudah ku duga kau pasti tidak akan ingat." Felix mengalihkan pandangnya.

"Aku ingat kejadian itu. Tapi aku tidak ingat kau memergoki ku," jelas Lilly singkat.

Felix berpikir sejenak. "Al, kau ingat nama itu?"

Lilly mengangguk cepat. "Aku ingat, dia anak laki-laki yang menarikku saat terjadi peperangan dan berteman dengan Carlos."

"Kau tidak penasaran dengannya?" tanya Felix. Melempar ranting pohon kearah api unggun.

Lilly melihat kearah Felix. "Siapa? Al? Justru aku sering menanyakan pada Carlos. Tapi, ia hanya mengatakan 'nanti kau akan bertemu' itu saja."

"Al itu aku," ujar Felix.

Lilly tertawa kecil. "Aku tidak percaya kalau kau adalah Al."

"Aku ini Al."

"Aku tidak percaya."

"Kau harus percaya."

"Tidak percaya."

Felix mendelik. "Terserah kau saja mau percaya atau tidak. Yang penting aku sudah memberi tahumu."

Lilly menarik pipi Felix. "Kau marah?"

Felix meringis. "Tidak."

Lilly tertawa. "Jangan tekuk wajahmu seperti itu. Kau akan terlihat lebih tua dari anggota yang lain."

ANTARES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang