[SEASON 1] Pemberontak

27 4 2
                                    

Felix sedang melempar kayu ke arah api unggun agar api tetap menyala. Sedangkan Lilly baru saja kembali dari tenda untuk mengambil jaket miliknya dan Felix.

"Ini jaket milikmu." Lilly memberikan jaket berwarna putih dengan tudung berbulu coklat ada logo Phoenix di bagian dada sebelah kiri. Mirip dengan jaket yang di pakai oleh dirinya.

"Jaketnya tidak tertukar dengan jaket mu kan?"

Lilly menghela nafas. "Kalau jaketnya tertukar pasti aku sudah pingsan terkena sengatan listrik dari jaket milikmu."

Felix terkekeh sambil mengenakan jaket yang diberikan Lilly. "Aku kira kau tidak tahu fitur khusus pemindai DNA di jaket pasukan Phoenix."

"Aku tahu itu, Tuan Felix."

Jaket yang dikenakan Lilly dan Felix adalah jaket pasukan Phoenix. Jaket tersebut mempunyai fitur pemindai DNA. Tujuannya adalah untuk menghindari penyalah gunakan barang oleh orang luar jika jaket tersebut dicuri atau hilang. Jaket itu pun dapat mengeluarkan sengatan listrik kalau yang mengenakannya bukan pemilik aslinya.

"Kau mau buah apel?"

Lilly mengangguk. "berikan satu apel untukku."

Dengan cepat, Felix melempar satu buah apel kearah Lilly yang langsung ditangkap olehnya. Lilly mendekati Api unggun untuk menghangatkan tubuhnya.

"Aku baru tahu, orang yang mempunyai kekuatan cryokinesis bisa merasa kedinginan."

Lilly mendapati Felix yang sudah duduk disebelahnya, "Meskipun aku seorang cryokinesis, aku masih tetap seorang manusia. Hanya saat aku mengaktifkan cryokinesisku saja badanku tidak akan merasakan kedinginan."

Felix mengangguk sambil menggigit buah apel yang ada di tangannya. Sesekali Felix melempar kayu kedalam api unggun. Sedangkan Lilly hanya diam sambil memperhatikan sekitar.

Lilly melihat keatas langit. Sepertinya cuaca malam ini sedang bersahabat. Banyak bintang bertaburan di atas sana. Ia begitu senang karena malam ini ia bisa melihat bintang.

Sampai akhirnya waktu jaga mereka berakhir. Glan dan Elena sudah keluar dari tenda. Glan berjalan kearah Lilly dan Felix sambil mengusap wajahnya. Disusul oleh Elena yang masih menguap.

"Kalian istirahatlah, sekarang giliran aku dan Glan yang berjaga." titah Elena yang sudah duduk menghadap api unggun.

Lilly bangkit dari duduknya. "Baiklah, jika terjadi apa-apa bangunkan aku."

"Siap, Nona Lilly." timpal Elena sambil memberi salam hormat yang membuat Lilly terkekeh.

Lilly melihat kearah Felix yang masih duduk sambil menunduk. Ia yakin pria yang sering disebut si alis tebal olehnya sekarang sedang tertidur. Karena 20 menit sebelum waktu jaga selesai, Felix mengatakan bahwa dirinya mengantuk.

Lilly mencoba mengguncangkan badan Felix. "Felix bangun, waktu jaga kita sudah selesai."

Felix mendongak dengan mata yang sedikit terbuka. Ia melihat kearah Lilly. Namun bukannya bangun, Felix malah ingin meraih Lilly dan memeluknya. Lilly langsung mundur setelah tahu bahwa Felix akan memeluknya tapi gerakan Lilly malah membuat Felix tersungkur mencium tanah.

Glan tertawa paling keras melihat kejadian barusan. "Ku harap kejadian tadi bisa diulang."

"Sialan, bukannya membantuku kalian malah menertawai ku." Felix bangkit sambil membersihkan tanah yang menempel di wajahnya.

Elena mulai berhenti tertawa. "Suruh siapa kau mau memeluk Lilly? Jadinya, tersungkur dan mencium tanah, kan."

Felix bangkit tanpa menanggapi Elena. "Sudahlah, lebih baik kalian jaga yang benar. Aku dan Lilly akan beristirahat."

ANTARES [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang