Di sekeliling Lilly hanya terlihat kegelapan. Ia tidak merasakan apapun pada tubuhnya seperti sudah mati rasa. Ia mulai bertanya-tanya, apakah ini adalah akhir dari perjalanannya? Apakah ia sudah mati? atau dirinya sudah di alam yang berbeda? Sampai akhirnya siluet putih datang kearahnya dengan begitu cepat.
"Dia masih hidup!" suara bariton terdengar di telinga Lilly dengan cukup jelas.
Setelah mencoba membuka matanya, orang yang pertama kali ia lihat adalah pria dengan rambut berwarna merah dan putih. Tak lupa masker hitam yang masih menutupi sebagian wajahnya. Penglihatan Lilly belum begitu jelas membuat dirinya tidak bisa melihat wajah pria tersebut dengan jelas.
"Felix? Leo?" Lilly ingin menanyakan keadaan teman-temannya. Namun hanya nama mereka yang keluar dari mulutnya dengan suara yang begitu kecil.
Seakan mengerti, Pria itu pun menjawab dengan suara yang begitu tenang. "Kau tenang saja dua temanmu baik-baik saja."
Setelah penglihatannya mulai jelas, Lilly baru menyadari bahwa dirinya masih berada di hutan terlarang. Meskipun begitu, ia tidak lagi berada di ladang ranjau. Hal itu membuat dirinya terasa sedikit lebih aman.
°•°•°
"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah sudah merasa lebih baik?"
Lilly sedang duduk bersandar pada batu besar, menoleh kearah sumber suara. "Ya, sekarang aku merasa lebih baik. Kalau aku boleh bertanya, dimana teman-temanku?"
Pria itu merogoh kantong yang ada di dalam jubahnya. Ia mengeluarkan senter, lalu menyenteri dua orang yang sedang tidur terlentang di atas daun pisang yang jaraknya tak jauh dari Lilly berada.
"Maksudmu dua pria itu?" tanyanya.
Lilly mengangguk cepat setelah dari baju khusus Phoenix bahwa mereka berdua adalah Leo dan Felix. "Apakah mereka baik-baik saja? Kau tidak membunuhnya, kan? Apa mereka berdua terluka?" Lilly melempari pria itu dengan beberapa pertanyaan.
Pria itu melirik kearah Lilly. "Kalau mereka bukan temanmu sudah ku bunuh dari awal, Lilly Charlotte."
Lilly diam membeku setelah mendengar pria itu menyebutkan nama lengkapnya. Pelafalan khas saat menyebut nama lengkapnya mengingatkan dirinya kepada seseorang yang selama ini ia cari. Carlos Charlotte.
Dengan gerakan cepat, Lilly menarik masker pria tersebut hingga maskernya terlepas. Betapa terkejutnya ia saat melihat wajah pria itu dengan jelas.
"Carlos? kau Carlos, kan?" tanya Lilly dengan mata berkaca-kaca.
Pria yang disebut Carlos oleh Lilly mengangguk dengan cepat sebagai jawaban dari pertanyaannya. "Ya, aku Carlos. Senang bertemu denganmu kembali, Gadis Kecil."
Air mata Lilly pun jatuh membasahi pipinya. "Kau tahu, selama ini aku mencarimu. Aku khawatir dengan keadaanmu. Semua orang mengatakan kau sudah mati."
Carlos mengusap air mata Sang adik dengan ibu jarinya. "Aku tahu itu. Bahkan aku tahu kalau mereka memalsukan kematianku. Maaf, aku membuatmu khawatir. Tapi, sekarang kau kan sudah melihat kakakmu yang paling tampan ini lagi."
Lilly yang tadinya terisak, tiba-tiba diam saat mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan Carlos. "Oh, ayolah. Aku sedang terharu karena menemukan mu lagi, tapi kenapa kau merusak suasananya dengan kalimat terakhir mu itu."
Carlos tertawa kecil melihat respon dari Lilly. Ia terlihat sangat senang setelah melihat adiknya lagi. Apalagi Lilly sekarang sudah resmi menjadi anggota Pasukan Phoneix.
"Ada apa dengan matamu? Kenapa matamu berbeda warna?" Lilly baru menyadari bahwa mata Carlos berbeda warna. Terlihat mata sebelah kanan Carlos berwarna biru dan sebelah kiri berwarna merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARES [COMPLETED]
Adventure[BOOK 1 : ANTARES] Lima petarung dari Pasukan Phoenix mendapatkan misi penting yaitu mencari lima tin pétra untuk menyelematkan Ratu yang telah di culik oleh para pemberontak. Perjalanan mereka mencari lima tin pétra sangatlah panjang dan sangat men...