Part 44

531 51 34
                                    

Sorry for typo
HAPPY READING

______

Sehari setelah kepergian Kai ke Jepang, hari-hari Jennie terasa berbeda. Saat ini ia berada dirumah Jessica dan menghabiskan malamnya dengan saling bertukar rindu dengan sang ibu. Kai menuruti omongannya untuk mengungsikan Jennie ketempat sang ibu.

Ruang keluarga yang hangat, makin terasa hangat karena candaan yang dilontarkan Jennie juga Lisa. Obrolan sepele yang berhasil membuat suasana menjadi cerah, rasanya sudah sangat lama Jennie tidak melakukan candaan dengan adiknya yang menyebalkan itu.

Jessica tidak henti-hentinya dibuat tertawa karena ulah kedua gadisnya itu. Walaupun Jennie sudah bukan gadis lagi, tapi dimata Jessica, Jennie tetaplah gadis kecilnya. Perhatiannya jatuh pada tawa Jennie yang terlihat sangat lebar, anaknya itu jauh lebih bahagia setelah menikah. Ia yakin Kai memperlakukan anaknya dengan sangat baik, tidak ada sedikitpun rasa kecewa telah menyerahkan putrinya pada laki-laki seperti Kai.

Kebahagiaan terpancar jelas diwajah Jennie, siapapun yang melihatnya tahu kalau wanita itu sudah jauh dari masa lalu yang suram.

Tawa yang menghiasi telinga Jessica perlahan memudar, mungkin kedua anaknya itu merasa lelah, membuat ia tersadar dari lamunannya dan melihat kearah dua putrinya berada. Jennie terlihat lelah dengan sisa tawa yang masih ada di bibirnya, ia menyandarkan kepalanya di bahu Jessica dengan tangan yang bergelayut manja. Sedangkan Lisa dia sudah menidurkan kepalanya di pangkuan Jessica. Sungguh pemandangan yang ia rindukan.

Hari-hari biasanya hanya ia lalui seorang diri, karena Lisa sangat sibuk di kantor. Sepertinya gadis itu menyibukkan dirinya agar bisa melupakan kesedihan yang ada di dirinya, tidak bisa dibohongi, Jessica masih seringkali melihat Lisa terdiam karena memikirkan ibunya. Tentu saja itu hal wajar, karena ditinggal oleh kedua orang tua adalah hal terberat dalam hidup.

"Kenapa kalian tampak sangat lelah, eoh? Apakah tertawa menguras tenaga kalian?" Jessica mengelus kepala Lisa yang ada dipangkuannya, dan mengecup puncak kepala Jennie yang bisa ia jangkau. Memberi perhatian lebih kepada dua anaknya yang sudah jarang mendapatkannnya.

"Ya! Tentu saja eomma, Lisa benar-benar membuatku lelah hanya karena candaan bodohnya" ucap Jennie.

"Ck, candaan bodoh. Tapi kau bahagia kan mendengarnya, diamlah eonnie, aku lemas tidak mau berdebat" ucap Lisa memejamkan matanya, siapa yang mengajak gadis itu berdebat? Dasar aneh.

"Ngomong-ngomong bagaimana eonnie? Apakah sudah ada tanda-tanda kau mengandung anak Kai oppa?" Tanya Lisa mendongak kearah Jennie, Jessica ikut tertarik dengan ucapan Lisa. Ia ikut melihat kearah Jennie dengan alis yang terangkat dan bibir yang tersenyum jahil.

"Aniyo, baru saja seminggu aku selesai menstruasi. Kenapa kalian sangat tidak sabar menunggu kehadiran anakku eoh"

"Aku hanya ingin menimang bayi, eonnie. Kenapa kau sinis sekali sih? Bukankah begitu eomma?" Lisa mendongak meminta persetujuan sang ibu, Jessica mengangguk antusias tanda setuju.

"Buatlah sendiri dengan Sehun"

"Ya! Aku belum menikah, bodoh" delik Lisa dengan kesal kearah Jennie.

"Buat saja dulu, jika kau ingin menimang anak" ucap Jennie kesal, Lisa memang menyebalkan sudah sekali rasanya bertemu dengan gadis itu tanpa bertengkar.

Lisa memilih menutup mulutnya dengan mata yang terus menatap Jennie dengan kesal, mereka berdua saling menatap dengan sinis, dan itu sangat lucu di mata jessica.

Dasar bocah, berkedok wanita dewasa.

Suasana kembali hening hanya ada suara televisi yang menampilkan sebuah acara komedi. Bahkan sepertinya acara yang ditampilkan tidak membuat orang yang ada diruangan tertawa, kasihan sekali pada pelawak yang sedang melucu di acara tersebut.

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang