Part 59

964 56 42
                                    

Sorry for typo
HAPPY READING

______

Harum masakan yang masuk ke penciuman mebuat Kai terbangun dari tidur lelapnya. Melihat tubuh Jennie yang sudah tidak ada dalam dekapannya membuat Kai membuka lebar matanya da mencoba mencari sang istri yang entah ada dimana.

Melakukan kewajiban paginya, mencuci muka dan sikat gigi. Lalu berjalan kebawah untuk mencari jennie.

Hidungnya lagi-lagi menangkap harum masakan yang sepertinya sangat menggugah selera itu, membuat tungkai kakinya melangkah kearah dapur. Dan disanalah Jennie berada, wanitanya itu terlihat sangat menggemaskan dengan perut buncit, tangan yang sibuk memegang bahan-bahan masakan dan mulutnya yang tidak diam memberikan senandung ringan, membuat Kai menampilkan senyum bahagianya.

Kehidupan rumah tangganya yang sudah berubah semenjak 2 bulan berlalu. Mereka jauh merasakan hari-hari yang lebih tenang dengan kandungan Jennie yang semakin membesar, menandakan akan ada kehidupan baru yang mereka nanti sejak lama itu.

Kai berjalan kearah meja makan untuk menanti Jennie menyelesaikan tugasnya, tidak berniat mengganggu wanita itu karena Kai lebih memilih untuk menikmati wajah bahagia Jennie dipagi hari. Hingga wanita itu tersadar kalau Kai sedang memperhatikannya.

"Hai, kau sudah bangun, oppa?" Kai mengangguk tipis, bukankah itu pertanyaan yang tidak perlu mendapat jawaban? Kai ada disini, dan dapat dipastikan kalau lelaki itu sudah bangun.

Jennie menyelesaikan masakannya dan membawa hasilnya kedepan Kai.

Ayam goreng, dan cream soup.

Makanan yang lumayan berat untuk mengawali pagi hari, tapi ini adalah makanan yang ingin Jennie buat dan melihat suaminya itu menikmati hasil masakannya. Karena dia pernah gagal menyajikan menu ini untuk Kai.

"Makanlah oppa" ucap Jennie yang sudah duduk dihadapannya. Kai mengangguk semangat.

"Terimakasih makanannya sayang" senyum cerah terbit diwajah Kai saat memakan masakan Jennie, lagi-lagi dia harus merasakan bangga memiliki wanita itu.

.
.
.
.

Kehamilan Jennie sudah memasuki bulan kesembilan, dokter kandungannya pertama mengatakan sebuah kalimat yang sebenarnya mengusik jiwa jennie. Dia mengatakan seberusaha apapun Jennie untuk melahirkan secara normal, dia tidak akan pernah bisa melahirkan dengan normal dan harus dengan jalan Caesar. Itu semua diakibatkan karena kandungan Jennie yang tidak pernah baik-baik saja sedar awal kehamilannya, walau sekarang sudah jauh lebih baik, tapi dokter itu tidak mau Jennie mengambil sebuah jalan yang akan membuat wanita itu menyesal.

Tapi Jennie kukuh pada pendiriannya, dia benar-benar berniat menunggu hingga waktu itu tiba, waktu dimana dia merasakan sakit yang akan membuatnya merasa seperti seorang ibu sungguhan dan anaknya dapat keluar, membantu Jennie melahirkan tanpa melakukan operasi. Ia takut tidak dianggap menjadi ibu sesungguhnya jika melahirkan secara Caesar.

Padahal tidak seperti itu, dengan cara apapun anakmu dilahirkan, kau akan tetap menjadi ibu baginya. Tapi Jennie berpikiran kalau ia harus melakukan yang terbaik dan berusaha semaksimal mungkin.

Jennie sedang menonton salah satu senam yang katanya bisa memperlancar kelahiran. Jennie terus melakukannya tanpa memikirkan apapun, seperti inilah kegiatannya sejak dokter mengatakan HPL nya akan tiba 2 Minggu kedepan.

Menghembuskan nafas dengan sesak,
"Huhh, sayang. Apa kau lelah hm? Biarkan Mamma melakukan ini sampai selesai, eoh?" Ucap Jennie pada perutnya yang terasa sedikit keram, mungkin itu karena dia terlalu banyak gerak atau kurang pemanasan. Ia pun menyandarkan tubuhnya pada sofa yang ada di belakangnya, bersandar dengan lemas dan tangannya terus mengelus lembut perutnya.

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang