Part 43

590 54 21
                                    

Sorry for typo
HAPPY READING

______

"Bagaimana dengan bulan madumu? Apakah menyenangkan?" Tanya Jisoo yang baru saja menyerahkan satu tumpukan berkas yang harus Jennie kerjakan. Itu adalah beberapa rancangan yang Jisoo kerjakan, dan harus Jennie revisi. Karena mereka harus mengeluarkan busana terbaru untuk musim semi.

"Ya begitulah, apa aku harus menceritakannya?" Tanya Jennie dengan malas, sebenarnya ia tidak ingin berangkat ke butik hari ini karena masih lelah. Tapi ia juga tidak mungkin membiarkan Jisoo terus-menerus mengambil alih butik ini sendiri.

"Ceritalah, apa yang sudah kau lakukan selama disana?" Jisoo menatap Jennie dengan jahil, ia duduk di kursi yang ada dihadapan Jennie.

"Aku kedatangan tamu bulanan, dua hari setelah kami tiba disana. Jadi tidak ada sesuatu yang spesial menurutku" Jisoo melongo dengan bibir yang terbuka lebar.

Tawa kencang mengisi ruangan itu.

"Ya! Kenapa kau tertawa?" Tanya Jennie dengan sinis, melirik kearah Jisoo.

"Terus, terus. Bagaimana ekspresi Kai? Apa dia bisa menahan hasratnya? Hahahahah kenapa dia datang saat kalian bulan madu" Jisoo benar-benar tidak habis pikir dengan pasangan ini.

Jennie terdiam sebentar, ia tidak harus menceritakan semua yang terjadi kan? Lagipula kenapa juga Jisoo mau tahu semua yang terjadi pada mereka. Benar-benar teman yang aneh.

"Ya begitulah, aku tidak harus menceritakannya secara detail kan, Sooya. Lagipula mana aku tahu jika akan kedatangan tamu bulanan, hari itu"

Srakk

Srakkk

Suara kertas yang dibolak-balik dengan kasar terdengar. Jennie melihat seluruh hasil karya yang Jisoo buat, tidak ada satupun yang buruk. Tapi moodnya terasa sangat buruk ketika membuka pekerjaannya itu.

"Yaaa! Jika tidak setuju, kau bisa bilang jendeuk. Jangan buat gambarku rusak" teriak Jisoo melihat hasil karyanya mulai lecek. Kadang sahabatnya ini sangat menyebalkan, hingga membuat Jisoo harus banyak-banyak mengucap kata kasar.

"Ah mianhae, aku tidar bermaksud"

Jisoo memutar bola matanya malas, tidak bermaksud yang Jennie katakan itu apa? Bahkan karyanya sudah menyedihkan di tangan wanita itu.

"Kau ini kenapa? Apa yang kau pikirkan?" Tanya Jisoo, sepertinya dia bisa melihat gurat lelah dari mata Jennie, gadis itu seperti sedang memikirkan banyak hal.

"Aku takut hamil" tiga kata yang mampu membuat Jisoo bungkam, dia memilih diam untuk mendengarkan ucapan Jennie lebih dulu alih-alih memotongnya dan menceramahi Jennie.

"Bagaimana jika nanti Kai meninggalkanku setelah tubuhku berubah? Lalu jika nanti aku tidak bisa melayaninya, apa Kai akan mencari wanita lain untuk menuntaskan hasratnya?" Tanya Jennie menatap mata Jisoo, sebenarnya ia sudah membahas ini dengan Kai sejak di Maldives. Tapi rasanya Jennie masih belum bisa menyakinkan hatinya untuk bisa mengandung anak Kai.

"Kau sudah membahas ini dengan Kai?" Tanya Jisoo yang diberi anggukan oleh Jennie.

"Lalu apa katanya?"

"Kai bilang, dia tidak akan melakukan hal yang aku takuti, dia juga tidak akan mencari wanita untuk menuntaskan hasratnya. Dia juga bilang kewajiban mengurus anak bukan hanya ada padaku, tapi juga ada padanya. Tapi rasa takutku tetap besar, Sooya" jelas Jennie.

Memang wajar saja jika Jennie takut, tapi jika terlalu takut dan membuatnya terus berspekulasi sendiri, itu tidak akan baik untuk dirinya dan Kai. Terutama hubungan mereka, karena kunci dari hubungan itu adalah saling percaya. Jika Jennie tidak bisa menaruh percaya pada Kai dalam hal ini, maka itu akan menjadi Boomerang sendiri bagi hubungan mereka.

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang