Part 54

499 44 29
                                    

Sorry for typo

DOUBLE UP FOR TODAYYY❣️❣️
Happy Reading

______

Setelah mendapat pesan menyebalkan itu, Jennie memutuskan untuk berdiam diri didalam ruang kerjanya. Ruangan yang sudah cukup lama tidak dia singgahi, tidak ada yang berubah sama sekali. Jennie mengingat kapan terakhir kali dia kesini, dan ternyata adalah saat dia mendapat sebuah paket menyeramkan yang membuatnya collapse.

Sejak saat itu dia tidak pernah lagi datang ke butik, pertama karena dia harus dirawat dan kedua karena saat masa penyembuhan Jennie dinyatakan sedang mengandung.

Jennie jadi teringat ucapan dokter kandungannya yang mengatakan padanya untuk tidak banyak berpikir karena itu akan mempengaruhi kandungannya. Tapi mau bagaimana lagi, akhir-akhir ini otak Jennie selalu digunakan untuk memikirkan hal-hal yang sangat tidak penting. Belum lagi tentang mimpinya tentang Kai dan krystal, jujur saja Jennie masih belum bisa melupakannya.

Beberapa kali perutnya dibuat keram hanya karena bayangan wanita itu dipikirannya, sepertinya bayi dalam kandungannya pun tidak mau melihat wajah wanita itu. Jennie mengelus perutnya mencoba memberi kehangatan pada bayinya itu, Jennie senang sekali ketika memiliki waktu untuk bicara bersama bayinya itu, walau belum bisa memberi respon apapun. Tapi baginya yang akan menjadi seorang ibu, itu adalah hal yang paling membahagiakan.

"Baby J, apa kau merindukan dadda? Kenapa Mamma sangat merindukannya? Kenapa hari ini dia belum memberi kabar apapun ya?" Tanya Jennie sambil terus mengusap perutnya yang membuncit itu. Memang belum besar, tapi sepertinya ini cukup membuat Jennie bangga karena dengan membuncitnya perut Jennie, membuatnya seperti seorang calon ibu sungguhan.

"Apa dadda akan pulang malam ini? Sepertinya sekarang kita harus pulang, dan menyiapkan makan malam untuk menyambut dadda. Sudah lama sekali Mamma tidak membuatkannya makanan spesial"

"Berbaiklah hari ini sayang, agar Mamma tidak merasakan mual saat memasak" ucap Jennie dengan senyum yang terpatri diwajahnya. Dia sudah bertekad untuk memasakkan Kai makanan favorit lelaki itu.

Jennie pun keluar dari ruangannya dan menemui Jisoo yang tampak lumayan sibuk, Jennie jadi tidak tega untuk meminta wanita itu mengantarnya pulang.

"Kau mau kemana jendeuk?" Tanya Jisoo yang merasa Jennie mengendap-endap dibelakanngnya. Jennie meringis, Jisoo terlalu peka untuk hal seperti ini.

"Aku mau pulang, tapi tidak ingin mengganggumu" ringis Jennie sambil menampilkan deretan giginya.

"Aku antar, kau mau aku dicincang oleh Kai karena membiarkanmu pulang seorang diri?" Sinis Jisoo yang membuat Jennie lagi-lagi menyembur lebar.

"Ayoo" Jisoo sudah berjalan mendahului Jennie menuju mobilnya, dan berniat untuk mengantar sahabatnya itu.

"Bisa antar aku ke supermarket lebih dulu? Aku ingin membeli beberapa bahan makanan, untuk menyambut kepulangan Kai" ucap Jennie, Jisoo menoleh sedikit lalu mengangguk.

Keduanya sampai di supermarket yang memang jaraknya tidak terlalu jauh, Jennie memilih beberapa bahan yang dia butuhkan. Sampai sebuah tangan menyentuhnya bersamaan karena ingin mengambil sekotak kimchi.

Jennie menoleh melihat wanita itu dan membungkuk, meminta maaf karena tidak sengaja menyentuhnya.

"Mianhae" ucap Jennie

"Ah ne, gwaenchana-yo" ucap wanita itu.

Jennie pun mengambil kimchi yang lain dan berniat untuk pergi dari sana.

"Ah, jennie-ya" tubuh Jennie menegang, dia melihat wanita yang memanggilnya itu.

"Aku? Kau mengenalku?" Tanya Jennie, wanita itu mengangguk kikuk.

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang