Part 1

803 76 22
                                    

Sorry for typo.
HAPPY READING..

________

"Gerakan tubuhmu dengan benar Jennie, mengapa kau tidak fokus sejak tadi?" Peringatan ke sekian yang di lontarkan kepada Jennie dari mulut pelatihnya.

Mrs. Hyemi, pelatih tari yang sudah mengajari Jennie selama 16 tahun lamanya.

Jennie berumur 20 tahun saat ini, sudah begitu banyak perjalanan yang ia lalui hingga saat ini ia bisa menjadi seorang penari terkenal. Susah senang sudah ia lalui dengan sangat baik, jatuh bangun pun sudah tak lagi menjadi hal aneh di hidup Jennie.

Setelah mendapat kejatuhan yang sangat membuatnya menderita 5 tahun yang lalu, kini Jennie sudah berhasil kembali bangkit walau belum berhasil menjadi dirinya seperti dahulu.

"Bisakah aku meminta waktu istirahat 15 menit Ma'am? Aku sedikit lemas" keluh Jennie yang sudah mulai muak dengan peringatan yang di beri.

"Baiklah, kau tidak biasanya seperti ini jennie-ya. Apakah ada yang menggangu pikiranmu?" Tanya Mrs. Hyemi setelah duduk di sofa yang ada di ruang praktik tari itu.

Jennie hanya menjawabnya dengan gelengan dan ikut duduk di sofa tersebut. Jennie memejamkan matanya sampai sebuah kilas balik muncul di pikirannya.

"kau gadis yang membuat keluargaku hancur. Maka pergilah, tak perlu lagi muncul di hadapanku. Kau hanya seorang anak haram yang merusak keluargaku" ucap Jennie pada seorang gadis di hadapannya.

Gadis yang disebut anak haram itu pun hanya menundukkan pandangannya tanpa berani menatap mata Jennie yang penuh dengan kilat amarah.

"Pergi sekarang dari hadapanku, atau kau akan tahu yang terjadi selama kau bersekolah disini. Lisa-ya". Ucap Jennie sekali lagi, dengan senyum sinis yang tak pernah pudar dari bibirnya.

Sang gadis pun pergi dan menghilang dari pandangan Jennie. Jennie menatap punggung gadis itu dengan benci dan tatapan menghina yang sangat kentara.

"Hei, Jennie kenapa kau menangis? Apa kau sakit? Katakan sesuatu" ucap Mrs.Hyemi yang melihat Jennie menitihkan air matanya. Jennie menutup matanya dengan sebelah tangan namun air mata itu turus dengan jelas dan deras dari mata kucing milik gadis itu. Walau sebenarnya ia berusaha untuk tidak menangis.

Tak ada sahutan apapun dari Jennie, itu membuat Hyemi bergeming dan terus berusaha membangunkan Jennie. Sampai akhirnya Jennie melepas tangannya dan membuka mata.

"Kau kenapa? Kita sudahi saja latihan hari ini, sepertinya kau banyak pikiran jennie-ya." Ucap Hyemi kepada Jennie.

"Mrs. Bisakah beri aku waktu beberapa bulan untuk berhenti menari? Aku tahu ini sebagian dari hidupku. Namun aku merasa kosong untuk saat ini" jawab Jennie yang sebenarnya ada diluar topik pembicaraan.

"Apa yang membuatmu merasa seperti itu Jen? Apa karena kegagalan yang baru-baru kau dapat? Tenanglah tidak selamanya kau harus ada diposisi pertama. Aku tetap bangga padamu" ucap Mrs.Hyemi.

Minggu lalu, Jennie baru saja mengikuti sebuah lomba yang digelar dengan lumayan besar di Seoul, dan Jennie harus menerima kekalahannya disana. Untuk kesekian kalinya, setelah kejadian memuakkan dalam hidupnya, Jennie seolah kehilangan jati dirinya.

Pujian yang ia harapkan benar-benar hilang, semuanya tampak mengecewakan dan Jennie tidak bisa menerima itu dengan baik.

"Entahlah, beri aku waktu sebentar. Aku akan kembali jika sudah mendapat titik terang" jawab Jennie dengan lesu.

Akhirnya Mrs.Hyemi memutuskan untuk mengakhiri kelas tari ini dan mengijinkan Jennie untuk berhenti sejenak, mungkin gadis itu butuh waktu. Karena sejak usia 4 tahun gadis itu selalu disibukkan dengan tari. Apapun kejadian sulit yang ia alami selalu ia tutupi, dan ia keluarkan emosinya melalui tari.

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang