Part 26

491 57 28
                                    

Sorry for typo
HAPPY READING

_______

5 Tahun Kemudian

Paris Fashion Week.
Semua orang dengan latar belakang fashion hadir disana. Menyaksikan para model yang tengah berlenggak lenggok diatas karpet khusus yang di gelar di tengah para hadirin.

Acara ini tentu saja diselenggarakan di Paris, kota dengan sejuta keindahan dan identik dengan sebutan Kota Romantis. Siapapun tahu bagaimana romantisnya kota Paris. Apalagi dengan adanya menara Eiffel yang menjadi pusat semua kegiatan.

Jennie ada disana, ikut berpartisipasi menyumbangkan beberapa model pakaian yang di ciptakan oleh Butiknya.

Butik itu sudah memiliki nama yang sangat besar di Korea, butik yang 5 tahun lalu ia rintis dari nol, kini sudah menjadi sangat besar dengan brand yang dikenal banyak orang. Suatu pencapaian yang sangat tinggi di usianya yang menginjak 25 tahun.

Ia menatap bangga pada semua rancangannya yang sedang diperagakan oleh beberapa model pilihan. Sangat indah membuat siapapun yang melihatnya terpesona.

"I know, semua hasil rancangan yang kau dan timmu siapkan, akan selalu mendapat tepuk tangan kagum dari para kritikus fashion" ucap seseorang yang berada disamping Jennie. Ia adalah salah satu perancang busana yang Jennie kenal dari Paris. Namun kali ini, orang itu hanya menjadi tamu karena tidak mengeluarkan hasil rancangannya kali ini.

Dengan senyum yang sangat menawan dan wibawa yang Jennie miliki. Ia tersenyum menanggapi ucapan itu. Timnya memang sudah sering mendapat ujaran pujian dari banyak orang, dan Jennie bangga dengan itu semua.

Jennie yang sekarang sudah jauh lebih baik dari 5 tahun lalu, ia benar-benar sangat berpotensi sekarang. Ia sudah tidak dikenal hanya di negara asalnya, namun juga di beberapa negara karena hasil rancangannya yang sering ditampilkan di berbagai negara. Brand yang Jennie buat sudah menjadi salah satu pusat fashion dunia. Walau belum meledak seperti brand yang lebih dulu keluar. Oh tentu saja, karena untuk mencapai itu semua membutuhkan waktu yang panjang.

Dengan wajah dingin yang ia miliki, Jennie berjalan menuju karpet yang terbentang panjang, disana sudah ada banyak para perancang busana dari seluruh negara. Mereka bersiap untuk mengucapkan sepatah dua patah kata dari hasil rancangan mereka.

Masih dengan menampilkan wajah dinginnya, Jennie mengucapkan seluruh kalimat yang terekam diotaknya. Dan lagi, tepukan yang meriah masuk ke indera pendengarannya. Ia berhasil menyembunyikan rasa gugupnya, walaupun sudah sering melakukan pidato dihadapan banyak orang. Tapi tetap saja, Jennie selalu merasa gugup, ditambah dengan panick attack yang masih ia derita, walaupun ia tetap mengonsumsi obatnya sejak 5 tahun lalu. Tapi itu tidak bisa menghilang seiring berjalannya waktu, karena obat yang ia konsumsi hanya mencegah. Bukan menghilangkan.

Setelah seluruh perancang menyelesaikan ucapan mereka, Jennie meninggalkan tempat Fashion Week tersebut bersama seorang asisten nya.

Cuaca diluar ruangan benar-benar indah. Cahaya matahari yang bersinar dengan terik menyambut Jennie yang baru saja keluar dari ruangan. Ia mengambil sebuah kaca mata hitam dan memakainya dengan angkuh.

Berjalan dengan indah menuju dimana mobil yang akan membawanya kembali. Sampai akhir dimana bokongnya sudah kembali mendapat tempat duduk di dalam mobil tersebut.

Ponsel yang ada di dalam tasnya terus berdering sejak 30 menit yang lalu, namun Jennie belum mengangkat nya karena acara belum selesai. Dan sekarang ia baru berniat untuk mengangkat panggilan tersebut.

Jongin is calling...

Ah sudah bisa ia duga sejak tadi, siapa yang akan meneleponnya. Ia pun mengangkat panggilan itu setelah melepas kacamata. Tidak, itu bukan panggilan video hanya panggilan suara biasa.

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang