Prolog

1.6K 93 16
                                    

📌BRING A SONG AND
DANCE WITH ME📌

__________

Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi seorang Kim Jennie. Hari dimana ia akan tampil solo sebagai seorang ballerina di usianya yang masih 10 tahun. Ucapan bangga dari kedua orang tua dan kerabat dekatnya tak pernah luntur sejak pagi tadi. Ini bukanlah penampilan perdananya, ini adalah penampilan kesekian yang akan ia tampilkan, karena biasanya ia tampil sebagai tim bukan hanya sendiri. Tapi rasa gugup itu tetap sama, dan Jennie ingin mendapat yang terbaik untuk hari ini.

Jennie sudah menekuni tari ballet sejak usia 4 tahun, saat dimana semua gerakan yang ia pelajari masih terlihat sangat sulit dah tidak bisa ia pahami dengan mudah.

Sorak Sorai mengisi kursi penonton di balik tirai dimana ia berada. Sampai akhirnya tirai tersebut terbuka dan ia mulai menggerakkan tubuhnya dengan lihai. Senyum tak pernah hilang dari bibir gadis manis itu, senyum yang membuat siapapun terpesona.

Musik pun berhenti dan Jennie memberhentikan tariannya dengan bungkukan tubuh yang indah dan gemulai. Tirai kembali tertutup dan ia berlari kearah backstage untuk beristirahat.

"Kau melakukannya dengan sangat baik Jennie"

"Selamat telah tampil dengan sempurna gadis kecil"

"Wah, seperti biasa usaha takkan menghianati hasil"

"Kau akan menjadi ballerina sungguhan sesuai mimpimu Kim Jennie"

Pujian tak pernah berhenti keluar dari mulut mulut orang terdekat Jennie, bahkan sang pelatih sangat bangga dengan hasil yang anak didiknya tampilkan.

Seorang laki-laki dewasa muncul dihadapannya dan memeluk dengan erat gadis kecil yang hanya memiliki tinggi setengah dadanya.

"My Lil sunshine, kau adalah yang terbaik dari semua yang terbaik. Appa bangga padamu, sayang"

Ya, itu adalah tuan Kim. Ayah dari gadis kecil bernama Kim Jennie. Walaupun tak banyak waktu yang diberikan olehnya, tapi ia selalu mengusahakan kebahagiaan seorang Jennie.

"Kau sudah melakukan yang terbaik sayang, eomma tak kalah bangga dari Appa mu" Sahut nyonya Kim yang lain adalah ibu dari Jennie. Ia lah orang yang selalu mendukung Jennie sejak awal Jennie memutuskan untuk menjadi seorang ballerina.

Bukan. Bukan karena sang ayah tidak mendukung perjalanan Jennie, hanya saja uang bukan lah satu-satunya yang Jennie butuhkan. Terkadang Jennie juga butuh waktu dan semangat dari sang ayah ketika ingin latihan atau hanya datang pada lomba-lomba kecil yang diadakan dengan anggota balletnya.

Tapi ini sudah satu kemajuan yang pesat karena sang ayah dapat datang ke acara besar yang akan membawa Jennie ke impiannya di masa yang akan datang. Hari ini adalah penentu apakah ia akan melanjutkan mimpinya atau tidak.

Pengumuman akan di umumkan 15 menit lagi, Jennie merasakan jantung berdetak dengan tidak normal. Bahkan ia merasa ingin nangis karena takut tidak mendapat tempat yang ia inginkan, Jennie adalah anak yang perfeksionis. Ia ingin segala sesuatunya berjalan dengan baik dan harus Sempurna. Walaupun ia tahu tak ada yang sempurna di dunia ini.

Pembawa acara seni itu terus menyebut juara juara hingga pada akhirnya,

"Pemegang juara pertama di raih oleh.."

Suasana semakin mencekam dan Jennie sudah hampir menitihkan air matanya.

"Kim Jennie, selamat untuk Kim Jennie. Diharap kehadirannya diatas panggung"

Dengan perasaan yang masih kalut Jennie naik keatas panggung dengan raut wajah bahagia, namun tak bisa dipungkiri air mata itu tetap terjatuh.

Jennie pun menerima penghargaan yang sudah seharusnya ia dapatkan, ia menerima segalanya dengan senyum yang tak pernah hilang. Sorakan dari seluruh penonton pun terdengar memberi selamat.

Setelah menerima semua penghargaan dan ucapan selamat, Jennie dan kedua orang tuanya memutuskan untuk pulang kerumah.

"Jennie-ya Appa punya hadiah untuk mu"

"What is that? Apa itu Appa, aku ingin melihatnya. Ppalli ppalli." Teriak Jennie tidak sabar dengan raut bahagia

"Tutup dulu matamu" goda sang ayah, Jennie mencebikkan bibirnya menambah kesan imut pada gadis pemilik mata kucing itu.

"Baiklah, ppalli Appa" Jennie pun menutup matanya dengan kedua tangannya yang mungil. Sang ayah sudah berdiri dihadapannya dengan membawa sebuah kotak yang lumayan besar dan terbungkus dengan cantik.

"Hitungan ketiga bukalah matamu. Hana.. Dul.. set"

Jennie membuka matanya dan mata itu langsung berbinar cerah, dengan antusias dia membuka kotak yang ada dihadapannya dengan hati-hati, ia pun menemukan sepasang sepatu ballet yang sangat ia inginkan juga sebuah musik box yang menampilkan seorang gadis kecil dengan gaun balletnya.

Jennie membuka matanya dan mata itu langsung berbinar cerah, dengan antusias dia membuka kotak yang ada dihadapannya dengan hati-hati, ia pun menemukan sepasang sepatu ballet yang sangat ia inginkan juga sebuah musik box yang menampilkan seorang g...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie tersenyum sumringah melihat kado yang kini ada di tangannya, betapa bahagianya ia hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie tersenyum sumringah melihat kado yang kini ada di tangannya, betapa bahagianya ia hari ini. Mendapat posisi pertama sebagai penari ballet solois, dan mendapat hadiah indah dari sang ayah.

.
.
.

Tolong ingat jika hari ini adalah hari yang paling membahagiakan, dan Jennie harap ia akan selalu bahagia, apapun yang terjadi.

__________

To Be Continue

Haiiii semuanya❤️
Alur dari cerita ini mungkin akan maju mundur. semoga kalian suka ya😚

CERITA INI HANYA FIKSI YA, MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA DENGAN YANG NYATA, DAN MAAF KALAU TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN.💓

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang