Part 22

436 54 33
                                    

Sorry for typo
HAPPY READING

(Mulmed itu latihannya Jennie)

Vote before read this chapter
______

Tidak ada yang lebih membahagiakan dari berita bahwa kalian lulus dalam sidang skripsi. Itu artinya masa-masa revisi dan kesibukkan lainnya benar-benar sudah hilang.

Sehari setelah dinyatakan lulus, Jennie kembali ke agensi dimana Mrs.Hyemi melatihnya, dan mengatakan akan kembali pada rutinitasnya dahulu. Dan tentu saja Mrs.Hyemi senang mendengarnya. Dimana artinya Jennie sudah kembali mendapat semangat untuk kembali menekuni hobinya tapi emosi yang berlebihan.

Ia sudah mengetahui kabar duka yang terjadi pada Jennie, namun dari yang ia lihat. Jennie tidak menunjukkan hal-hal yang membuat semangatnya luntur, justeru gadis itu terlihat sangat bersemangat.

Baru saja dua minggu Jennie melakukan latihannya, Mrs.Hyemi sudah menawarkan kepadanya untuk ikut perlombaan tari. Awalnya Jennie ragu untuk menerimanya, namun setelah diyakinkan bahwa perlombaan itu hanya untuk membuat dirinya tidak demam panggung Jennie menerimanya. Sebenarnya lomba ini disarankan agar Jennie tidak Takut untuk kembali ke tempat awalnya, karena sudah dipastikan setelah lama tidak melakukan hal itu pasti akan seperti pertama kali melakukannya.

"Ma'am i'm sorry, sepertinya tubuhku mulai kaku, bisakah kita berhenti sebentar" ucapan Jennie memberhentikan sesi latihan. Jujur 2 minggu ini Jennie benar-benar disibukkan untuk latihan. Bahkan waktunya untuk beristirahat sangat sedikit, ia memang sudah tidak bisa tidur sebaik dulu. Entah kenapa, separuh dirinya merasa takut jika harus tertidur pada malam hari, ada rasa takut yang menghinggapinya dan itu membuatnya selalu terjaga. Padahal tak ada satupun yang ia lakukan saat tidak tidur. Tapi Jennie selalu terserang rasa panik tanpa diduga, ketika dia diam pun terkadang jantungnya berdetak dengan kencang dan merasa panik entah kenapa.

Namun ia selalu berusaha menutupi semuanya, ia tidak ingin ibunya kembali khawatir dan membawanya ke psikiater sesuai anjuran dokter Lee.

Ditambah Kai yang selalu saja menanyakan keadaannya, membuat Jennie merasa bosan. Sikap Kai akhir-akhir ini selalu membuat Jennie jengah, entahlah kenapa laki-laki itu bisa berubah menjadi sangat manja dan seolah meminta perhatian lebih dari Jennie. Sebenarnya tidak ada yang salah, toh Kai adalah kekasihnya. Tapi terkadang saat Jennie terserang rasa panik itu, dia tidak bisa menerima semua sikap manja Kai karena sibuk menenangkan diri, dan lelaki itu malah selalu ikut panik ketika Jennie marah.

Alhasil Kai selalu datang kerumahnya dan bertanya apa yang terjadi, padahal Jennie sangat menghindari hal itu. Dia tidak mau membuat orang lain khawatir akan dirinya.

Bunyi telepon berdering, menginterupsi Jennie dari waktu istirahatnya.

Jongin is calling..

Jennie pun mengangkat panggilan tersebut dan langsung menjawabnya.

"Wae?"

"Kau dimana? Tidak jadi ke apartemenku?" Tanya Kai di seberang sana, padahal tadi Jennie sudah memberi tahu kalau ia masih latihan. Apa laki-laki itu tidak bisa sabar.

"Aku masih latihan, bisakah kau sabar tuan Jongin?" Jennie mendesah kesal.

"Tidak, cepatlah kesini Ruby. Aku sangat merindukanmu" entah kenapa Jennie sangat menyukai panggilan itu, hatinya selalu berdebar ketika kau memanggilnya dengan nama itu.

"Heol, kau sangat menjijikan. Tunggu 30 menit lagi" ucap Jennie langsung mematikan panggilan tersebut, karena ia tahu Kai pasti akan protes.

"Ma'am ayo kita lanjut, aku harus pulang lebih awal hari ini" ucap Jennie

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang