Part 38

509 57 24
                                    

Sorry for typo
HAPPY READING

________

Seorang wanita berjalan menyusuri sebuah makam yang luas, dengan membawa sebuket bunga Lily putih ditangannya ia menghampiri makam yang menjadi tujuannya. Gadis itu merunduk dan berjongkok di hadapan sebuah makam, nama yang tertulis di nisan tampak memudar karena tertimbun lumut hijau. Tapi ia tahu ini adalah makam sang ayah.

Jennie menaruh bunga dari tangannya diatas pusara makam, tersenyum pada nisan itu dan berkata.

"Appa, aku ingin meminta izin padamu. Aku akan meninggalkan eomma, dan menikah dengan Kai. kau sudah mengetahuinya kan? kemarin aku sudah datang ke tempat dimana abu-mu berada"

"apa kau bahagia disana? bersama Yeji eomma? aku harap begitu, kumohon jaga eomma dan Lisa dari atas sana. Karena aku sudah tidak bisa selamanya bersama mereka"

setetes air mata jatuh dari mata kucing gadis itu.

"Aku harap, kehidupanku bahagia setelah menikah. Aku harap tidak ada lagi kesakitan yang akan aku rasakan dikemudian hari. Semoga di kehidupan setelah ini, kau bisa kembali menjadi Appa-ku, dan kita bisa hidup bahagia. Tapi aku akan meminta Lisa untuk tetap menjadi adikku" ucap Jennie. ia tersenyum dan menggeser tubuhnya ke makam yang ada di samping ayahnya.

"Yeji eomma, maafkan aku yang tidak sempat mengakrabkan diri padamu. Tapi kini aku tahu kau adalah cinta sejati untuk Appa. semoga kita bertemu lagi di kehidupan setelah ini, siapapun yang akan jadi eommaku nantinya, aku harap tuhan memberikan yang terbaik. Dan semoga hidupku akan bahagia setelah aku menikah nanti. Aku juga akan meminta izin padamu, besok aku akan menikah dengan Kai. Doakan aku hidup bahagia, eomma"

Tetesan air mata Jennie jatuh mengenai tanah. Tangisan yang penuh dengan rasa rindu pada seseorang yang telah pergi meninggalkannya.

"Aku pamit, datanglah ke pernikahanku. nikmatilah kebahagiaanku besok dari atas sana. Terimakasih telah memberikanku kebahagiaan Appa" ucap Jennie.

ia pun pergi meninggalkan kedua makam itu, tangisannya masih tersisa. Jennie tidak akan melupakan seluruh kejadian pahit dimasa lalunya, tapi dia sudah berhasil mengikhlaskan semua yang terjadi dalam hidupnya. Walaupun akibat dari masa itu membuat Jennie memiliki kelainan mental yang masih setia menemani dirinya. Tidak masalah, Jennie bisa menangani itu semua selama semua orang yang dia cintai ada disisinya.

Jennie berjalan kearah dimana mobilnya terparkir, ia memang datang kesini seorang diri. lagipula jarak antara rumah dan pemakamannya tidak begitu jauh. ia pun menjalankan mobil sedan miliknya kembali menuju rumah, ia harus menikmati hari terakhirnya sebagai wanita lajang bersama ibunya dan Lisa.

Sebelum menuju rumah, Jennie mampir ke sebuah minimarket untuk membeli beberapa soda. Sepertinya malam ini akan ada girls night out dirumahnya.

"i'm Home" ucap Jennie yang sudah berhasil mengendarai mobilnya dengan selamat menuju rumah, dia tersenyum melihat Jessica yang sedang sibuk mengurus keperluannya untuk besok. Jennie berjalan kearah ibunya dan memeluk perempuan itu dari belakang.

"Omo! kau membuat eomma kaget sayang. Kenapa cepat sekali?" ucapnya yang merasa terkejut dengan kehadiran Jennie yang tiba-tiba. padahal gadis itu sudah mengucapkan dirinya tiba dirumah, huh pasti ibunya tidak mendengar suaranya karena terlalu sibuk.

"sudah selesai, Appa dan Yeji eomma sudah memberiku izin. Aku yakin mereka akan ikut berbahagia esok hari, dari atas sana" ucap Jennie yang belum melepas pelukannya pada Jessica.

"tentu saja, sayang. Kau membawa apa?" tanya Jessica melihat tangan Jennie yang menggenggam sebuah plastik putih.

"aku membeli soda, kita harus menikmati malam terakhirku sebagai anak eomma" ucap Jennie.

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang