Part 21

451 63 40
                                    

Sorry for typo
HAPPY READING..

_______

"Kenapa jadi seperti ini sayang? Kenapa kau melakukan hal seperti ini? Jawab eomma Jennie"

Jessica baru saja menginjakkan diri di rumahnya ketika mendapat panggilan dari bibi Nam, ia langsung terbang dengan penerbangan tercepat.

Dihadapannya kini sudah ada Jennie yang diam mematung karena seluruh pertanyaannya, Jessica tidak bisa menahan semua rasa khawatirnya. Ia terlalu menyayangkan semua tindakan yang Jennie lakukan, bagaimana jika itu meregang nyawa Jennie?

"Sayang, jawab eomma. Kenapa kau melakukan itu semua? Jennie yang eomma kenal tidak seperti ini, kenapa kau tidak percaya dengan adanya tuhan? Kenapa kau tidak percaya takdir? Berhenti menyalahkan dirimu" ucap Jessica dengan menggebu-gebu. Ia tidak sadar jika mental Jennie masih belum kuat untuk menerima semua pertanyaan itu.

"Diam eomma, kumohon keluar dari kamarku. Tinggalkan aku sendiri" ucap Jennie, tanpa menoleh pada Jessica.

"Eomma akan menemanimu, kau tidak boleh sendiri. Eomma tidak mau hal itu terjadi lagi padamu Jen"

"KUBILANG KELUAR" Teriak Jennie tanpa menoleh, air matanya kembali keluar tanpa diundang.

Jessica menatap nyalang kearah Jennie, ia tahu mungkin dirinya terlalu memaksa Jennie. Tapi ia takut Jennie melakukan hal yang akan berakibat fatal pada diri gadis itu. Jessica memeluk tubuh bergetar Jennie, dia memeluk tubuh itu dengan erat walau Jennie terus melayangkan ucapan yang berniat menyuruh Jessica keluar dari kamarnya. Dan perlakuan itu terjadi hingga pagi hari.

Pagi hari menyapa, masih dengan Jennie yang tertidur dalam pelukan Jessica, gadis itu terlalu lelah menangis semalam hingga akhirnya tertidur dalam posisi duduk. Untung ketika Jessica menidurkan tubuhnya, Jennie tidak terganggu sama sekali.

Jam menunjukkan pukul 7.35 KST, sudah cukup siang untuk matahari memunculkan cahayanya. Namun kali ini ia muncul dengan malu-malu, sepertinya akan turun hujan siang ini. Jessica bangun dan berniat untuk membuat sarapan kesukaan Jennie, karena biasanya gadis itu akan semangat jika diawali dengan sarapan kesukaannya. Tapi pandangannya terkunci pada laki-laki yang berdiri di depan pintu apartemen.

Laki-laki itu Kai, kenapa dia datang begitu pagi?

"Eoh, Kai? Kenapa kau datang pagi sekali nak? Jennie masih tertidur" ucap Jessica sambil berjalan kearah Kai.

"Ah, annyeong haseyo. Aku berniat mengantarkan ini untuk Jennie, ahjumma" ucap Kai yang memberikan sebuah bingkisan dari tangannya. Jessica menerima itu dan melihat apa yang ada didalamnya, 3 buah coklat dengan pita yang menghiasi, ada juga beberapa permen yang biasa Jennie makan. Sepertinya ini adalah sogokan agar Jennie tersenyum.

"Ah, jangan panggil ahjumma. Panggil saja eomma, dan ini kau saja yang kasih. Masuklah ke kamar Jennie" ucap Jessica mengembalikan bingkisan itu ke tangan Kai.

"Ne, eo-eomma. Apa boleh?" Panggil Kai dengan kaku.

"Maksudmu?"

"Ke kamar Jennie?" Tanya Kai dengan ragu, ia merasa canggung jika harus masuk ke kamar Jennie dan gadis itu masih tertidur.

"Hahaha, tenang saja. Masuklah"

Kai pun mengangguk setelah mendapat izin itu. Dan pergi masuk kedalam kamar Jennie.

Lampunya masih mati, dan gorden tertutup sangat rapat, cuaca diluar juga mendukung membuat kamar itu terasa semakin gelap. Kai berjalan kearah gorden dan membukanya sedikit.

"Kau sedang apa?" Kai terjengat kaget dan melihat arah suara itu. Jennienya sudah bangun, matanya masih sembab dan rambutnya sangat berantakan.

Oh tuhan, kenapa gadis itu justeru terlihat seksi- batin Kai.

rêver (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang