Konfirmasi

1.3K 139 73
                                    

Ada yang komentar kalau book ini cuma up sebulan sekali, maafkan diriku 😭😭😭😭

Bukan maksud hati, tapi memang segini inilah kemampuan diri.

Anyway, chapter ini juga buat lovelies yang nyari bapak Min kemana aja, nah ini dia 😁😁😁

Anyway 2, hari ini juga Suga day - 1, jadi anggap aja early gift.

Apa harapan kalian untuk Min Yoongi alias Suga alias Yoonie alias lil meow meow?

Okay, are you ready for this bread?

Here we go.

TW : Mpreg

Happy reading

.
.

"Aku bosan!" Hoseok menarik lengan baju Yoongi. Sudah 20 menit sejak mereka berdua ditinggalkan begitu saja tanpa kehadiran sang tuan rumah serta tunangannya. 20 menit yang dihabiskan tanpa percakapan apapun karena mereka sibuk dengan dunianya masing-masing. Yoongi sibuk mengkuatirkan Jimin, sedangkan Hoseok sibuk menyanyi sendiri dan bercakap dengan tamu-tamu undangan lainnya.

"Kalau bosan kenapa kau tidak pulang duluan." Yoongi mengibaskan tangan Hoseok yang melingkari sikunya dengan manja.

Tapi Hoseok bergeming, "Tidak mau. Aku datang dengan tunanganku dan pulang dari sini juga harus bersama-sama."

Yoongi mengangkat ujung bibirnya dengan gusar, "Kalau begitu, tunggulah." Secara efektif, mendiamkan Hoseok yang kembali memutarkan pandangan ke sekitar mereka. Mencari objek pemandangan lain yang sekiranya menarik.

5 menit kemudian dan Hoseok mengeluh lagi, "Aku haus."

Yoongi hanya mengendikkan bahu, "Itu gelasmu."

"Kau benar-benar tidak peka," rajuk Hoseok. "Yang ini sudah tidak dingin lagi."

"So?" Yoongi kesal karena Hoseok menuduhnya tidak peka. Menurut Yoongi, kalau ada satu orang yang tidak peka di antara mereka, maka Hoseok lah orangnya. Kenapa Hoseok tidak bisa peduli sedikitpun pada kondisi Jimin yang jelas-jelas tidak sehat. "Cari saja minuman dingin atau es batu atau apalah."

Hoseok langsung berdiri, "Okay." Ia melangkah keluar dari meja dan meninggalkan Yoongi sendiri.

Tidak sedikitpun Yoongi berusaha mencegah kepergian tunangannya. Ia malah bahagia terbebas dari Hoseok yang begitu mengganggu dan rewel. Dia berusaha menjulurkan kepala ke arah rumah inti. Menunggu kembalinya Jimin ke meja mereka, yang tidak jua terjadi.

Beberapa menit lagi berlalu dan masih tidak ada tanda apapun. Yoongi semakin tidak sabar, ia memutuskan menyusul Jimin ke dalam rumah. Bapak itu memang tunangan Jimin tapi dirinya adalah sahabat baiknya, Yoongi harus memastikan keadaan Jimin.

Ia berjalan memasuki rumah inti dan mengetuk pintu toilet terdekat. Tidak ada jawaban. Mengetuk sekali lagi lalu membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Kosong, geramnya. Tentu saja, untuk apa Jimin berlama-lama di toilet. Pastinya dia sudah kembali lagi ke pesta melalui jalan lain.

Sesaat berpikir dan Yoongi membulatkan tekad untuk mencari, walaupun peringatan Hoseok terngiang-ngiang di telinganya. Ya benar, Jimin mungkin sedang bersama Namjoon saat ini. Yang pria itu miliki saat ini hanyalah sebuah alasan lemah. Bahwa sesungguhnya ia masih ingin melihat lagi teman kecilnya yang sudah lama tidak berjumpa.

Lalu setelah melihat, apa lagi? Yoongi ingin berbincang dan bercanda lepas dengannya, ingin memeluknya, ingin mengusap helai rambutnya, ingin menoel hidung bangirnya, ingin mengecup pipi gembilnya, ingin mencium bibirnya, ingin dan ingin melakukan banyak hal yang semuanya bukan karena Jimin sahabatnya.

Friends with Benefits (?) - COMPLETE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang