Friends with Benefits (?) - COMPLETE

Yang Terbaik

I'm back, lovelies....

Setelah berbulan-bulan hiatus, akhirnya book ini up lagi. Semoga ada yang masih menunggu. Mohon maaf kalau update nya benar-benar lama, tapi semoga chapter ini bisa menghibur lovelies semua.
Enjoy the ride.

Happy reading.

.
.
.

Berjam-jam setelah proses yang sulit dan rumit, akhirnya petugas SAR berhasil menemukan dan mengangkat tubuh Hoseok dan Namjoon dari dasar jurang sedalam 5 meter. Para petugas sudah berusaha semaksimal dan secepat mungkin, tetapi pada akhirnya kondisi medan yang terjal yang menjadi tantangan terberat proses evakuasi.

Kedua korban ditemukan dalam keadaan berpelukan erat. Jung Hoseok dinyatakan meninggal di tempat, sedangkan Kim Namjoon secara ajaib ternyata masih hidup. Petugas paramedik mendapatkan bahwa pria tinggi itu dalam kondisi yang amat kritis dan memerlukan pertolongan medis segera.

Kondisi itu pula yang memaksa Jimin terpisah dari Yoongi. Keduanya harus mengurus pasangan sah masing-masing. Jimin diberangkatkan bersama Namjoon menggunakan sebuah helikopter, sedangkan Yoongi mengiringi mobil jenazah yang membawa mendiang suaminya.

Setiba di rumah sakit, Namjoon menjalani tindakan bedah. Namun semua orang, termasuk sang dokter bedah, sangat meragukan apakah operasi ini akan dapat memastikan kesembuhan Namjoon. Mati batang otak, demikian diagnosa dokter spesialis bedah syaraf. Yang mereka lakukan saat ini hanyalah berusaha dan berharap yang terbaik.

Selain Namjoon dan Hoseok, petugas juga menyelamatkan semua korban, baik korban jiwa ataupun luka-luka dari pertempuran mafia di bukit Baegak. Terutama Taehyung yang mengalami trauma berat langsung dibawa ke unit gawat darurat bersama ibunya.

Seojin mendapatkan luka-luka di sekujur badannya, namun tidak ada yang mengancam nyawa. Sempat tak sadarkan diri, tetapi kembali siuman setelah tiba di rumah sakit. Ibu dan anak itu kini menjalani pemeriksaan bersama-sama. Karena Taehyung memberontak dan tak mau ditangani siapapun jika berjauhan dari ibunya.

Keadaan yang sama tidak terjadi pada Jeon ahjuma. Sang wanita pelayan sudah meninggal ketika polisi berdatangan. Seojin bersaksi bahwa Jeon ahjuma dan dirinya selalu bersama-sama saling melindungi saat terjadinya bentrokan bersenjata. Namun sebuah peluru nyasar mengenai badan si nenek yang akhirnya menjadi kematiannya. Seojin bersumpah bila Jeon ahjuma tidak ada di sana, dirinya pasti yang akan menjadi korban.

Jimin sangat merasa bersalah bahwa Jungkook kecil harus mendapatkan kenyataan pahit seperti ini. Apalagi ketika ia sendiri tidak dapat berada di rumah untuk mendampingi sang balita. Kesibukan sehari-hari terus berkutat di rumah sakit untuk mengurus segalanya. Berpindah-pindah dari satu keadaan trauma ke proses administrasi yang lain, semua membutuhkan perhatiannya.

Bersyukur bahwa ada seorang psikolog anak yang terus memonitor, memberikan perhatian penuh kepada luka yang tak kelihatan dalam jiwa bocah tersebut. Pastilah suatu trauma yang amat berat, di saat dirimu berusia 3 tahun dan harus kehilangan seluruh keluarga. Jimin berharap semoga Jungkook tabah dan kuat menanggung takdir ini.

Sedangkan Jimin sendiri merasa dirinya hampir gila. Bagaimana harus memproses semua fakta ini sekaligus bersamaan, dia pun tidak mengerti. Otaknya serasa mati rasa, tubuhnya berjalan auto-pilot. Mungkin dia sendiri juga membutuhkan seorang psikolog.

Batinnya juga terguncang sejak berada di puncak bukit, menyaksikan sendiri Jung Hoseok menyandera Taehyung dengan menggunakan sebuah pistol. Hoseok memang pria yang mengesalkan tetapi Jimin tidak pernah mengira bahwa ia berani berbuat sekeji itu. Bahkan Namjoon pun seperti tak berdaya di bawah perintahnya.

Namun yang membuat Jimin lebih tak habis pikir adalah apa hubungan suaminya itu dengan Hoseok ssi. Sesuatu pasti  terjadi antara mereka berdua, tetapi apa? Sebab apa yang membuat Hoseok berbuat nekat dan bahkan berani menghabisi Taehyung?