Gone Too Soon

675 68 161
                                    

TW : * kecelakan lalu lintas

Happy reading
(Or not)

.
.
.

"Tes DNA?" Kening dokter Yaena berkerut. "Tapi," ia membalik-balik lembaran lainnya sampai menemukan dokumen yang dimaksud, "Disini tertulis anda berdua sudah pernah melakukan tes DNA sebelumnya, ditanda tangani Dokter Im." Ia menunjuk lembaran itu.

Tes DNA mereka yang dulu, sesungguhnya hanya akal-akalan Jimin untuk memperdaya Namjoon. Jimin yang menyuruh Dokter Im membuatnya, juga memalsukan hasilnya. Agar Namjoon mau menerima anak dalam kandungan Jimin sebagai keturunannya dan tetap meneruskan perjodohan mereka.

Sedangkan Dokter Yaena adalah seorang dokter profesional dengan integritas yang tinggi. Dia sama sekali tidak tahu menahu mengenai kesepakatan antara Jimin dengan Dokter Im, juga tidak mengetahui konflik yang terjadi dalam pernikahan Jimin. Kalau mereka kembali menjalani tes DNA di bawah pengawasan Yaena, maka habislah sudah semuanya.

Tidak ada kesempatan untuk bernegosiasi, Jimin mencoba memainkan peran sebagai suami yang terkejut, "Iya Yeobo, untuk apa diulang lagi?" Ia memasang wajah polos walaupun sesungguhnya hatinya sangat tak tenang, takut bercampur tegang.

Namjoon sengaja mengacuhkan pertanyaan Jimin. "Saya punya salinan dokumen itu, tersimpan rapi di laci meja kerja di rumah. Dokter bisa membaca di situ disebutkan usia bayi kami lebih tua 3 minggu dari yang anda katakan pada saya. Bagaimana ini, Dokter? Apakah anda yang salah memprediksi atau dokumen ini yang keliru?"

Mimik muka dan gestur tubuh Namjoon begitu meyakinkan. Dia seperti suami yang berusaha mencari kebenaran, namun juga menebarkan intimidasi. Belum lagi tatapan tajam yang ia berikan pada sang dokter. Siapapun tak akan nyaman bila menjadi objek fokus pandangan mata tersebut.

Dokter Yaena tetap tenang, ini bukan kali pertama ia berhadapan dengan pasien yang berusaha mengancam. "Saya mengerti, Tuan. Tapi sebenarnya anda tidak perlu merasa kesal kalau tidak ada kecurigaan."

Namjoon menukas, "ini bukan masalah curiga atau tidak, Dokter. Kalau masalah umur saja bisa berbeda, lalu bagaimana dengan inti dokumennya? Apakah salah atau tidak? Tidak bisa dipastikan kecuali dilakukan pengujian ulang."

Sejak tadi, Jimin mendengarkan perdebatan mereka berdua dalam diam. Mendengar argumen si dokter kandungan, timbul harapan dalam benaknya, mungkin Dokter Yaena akan bisa memberikan alasan yang baik agar ia tidak perlu menjalani tes DNA lagi.

Yaena membaca baris demi baris dengan seksama, sementara jantung Jimin bertalu keras. Tanpa dokter wanita itu ketahui, keselamatan Jimin serta bayinya sekarang tergantung sepenuhnya di pertimbangan medisnya.

Sekian detik kemudian Yaena menggeleng sangsi, "Saya bisa memahami kalau memang Tuan ingin melakukan prosedur tes lagi supaya lebih memastikan. Tapi pertanyaan saya," Dia mengangkat wajah kepada Jimin, "bagaimana dengan Jimin ssi, apakah keberatan kalau tesnya diulang?"

Sangat keberatan! Jimin ingin berteriak di hadapan mereka, sayangnya itu hanya angan-angan saja. Apapun yang ia katakan akan menambahkan kecurigaan Namjoon, dan pada akhirnya suka tidak suka, mau tidak mau, Namjoon akan memaksanya untuk melaksanakan tes DNA ulang.

Jimin tidak suka situasi ini. Membuatnya teringat saat dulu orang tuanya membuangnya secara terselubung berkedok perjodohan. Saat ia merasa tak berdaya, hanya bisa pasrah, tidak bisa membantah. Jimin benci perasaan ini.

Dan ia membenci Namjoon. Kala ini Namjoon mewakili segala bentuk perampasan kebebasan dan kemerdekaan untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri. Namjoon menjadi simbol perlakuan tidak adil yang telah ia terima dari keluarga dan orang terdekatnya. Sia-sia perjuangan Jimin untuk membuat dirinya mandiri dan diakui, hanya untuk Namjoon menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Friends with Benefits (?) - COMPLETE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang