It's yoonmin reunion, lovelies.
Jangan lupa pencet tanda bintang di kiri bawah, dan komen yang seru.
Happy reading
.
.Suatu tempat di ketinggian 10.000 meter di atas permukaan laut. Fajar menyingsing di ufuk timur, matahari perlahan bangkit dari peraduannya menggantikan kegelapan malam. Sementara bintang-bintang seolah belum enggan menyerahkan tahtanya. Sebagian masih berkeras bersinar, berkelip-kelip walau tentu tak mampu melawan terangnya mentari.
Nuansa aneka warna mengisi langit: biru, ungu, jingga, merah muda. Dengan gradasi yang indah menciptakan suasana kedamaian yang menenangkan yang menatapnya. Keheningan menyelimuti alam, hanya ditingkahi suara raungan sebuah pesawat terbang yang melintas di pagi nan senyap.
Di dalam pesawat itu sendiri, suara yang terdengar tak lebih dari sebuah dengungan halus. Membuai sebagian besar penumpang dalam kantuk. Sebagian lain yang sudah terjaga, sibuk sendiri dengan ponsel atau laptopnya. Hanya segelintir saja yang menyaksikan keindahan alami yang terjadi di luar sana.
Salah satu dari yang memperhatikan adalah seorang mantan bos mafia. Pandangannya terus tertuju ke luar jendela, tidak berkedip sedikitpun. Segelas anggur di tangan, ia dekatkan ke mulut. Lalu menyesap sedikit isinya, hangat terasa menyebar ke seluruh badan.
Sejak kecil Namjoon memang selalu terkesima pada fenomena alam. Mungkin sejak almarhum Appa mengenalkan tentang jagat raya dan seluruh isinya kepadanya. Sang Appa bekerja sebagai penjaga hutan sebelum kanker merenggut kesehatannya. Pada akhirnya penyakit itu pula yang menjadi penyebab kematiannya.
"Kau pasti penasaran kenapa semudah itu aku memberikan jabatan CEO kepada Park Jimin." Namjoon berkata seolah pada diri sendiri. Netranya masih setia melihat ke jendela, sementara langit semakin lama semakin terang.
Pria di hadapannya, sama tegap seperti dirinya. Mengenakan setelan jas dan celana serta dasi hitam, penampilannya sangat berkesan serius. "Apapun itu, pasti Tuan sudah memikirkan semuanya."
Namjoon mengangguk, salah satu ujung bibir menekuk ke atas. "Kau tahu? Saat pertama aku melihat fotonya, dia memang manis dan menarik. Tapi ketika bertemu langsung, bukan itu yang membuatku setuju bertunangan."
"Apa itu, Tuan?"
"Api, Lee. Di balik penampilan yang polos dan pemalu, matanya bercahaya memancarkan semangat. Saat itu kukira, itu karena gejolak usia remaja, tapi sekarang aku sudah mengerti. Park Jimin adalah orang yang sangat ambisius. Sorot mata itu adalah sorot mata yang lapar untuk meraih hal-hal besar."
Namjoon tersenyum kecil, "Lucunya dia sendiri tidak menyadarinya." Kemudian terkekeh, "Keluarganya terlalu menekan dan mengabaikannya sampai ia tidak mengetahui potensi dirinya yang sebenarnya."
Lee diam sambil menatap majikannya. Pengalaman bertahun-tahun mengajarkan dirinya menjadi pendengar yang baik.
Si Tuan Kim melanjutkan, "Dia anak yang pintar, juga cepat belajar. Selama Jimin bekerja mengurus perusahaan, keuntungan meningkat dan kinerja karyawan lebih efisien. Harus kuakui, suamiku itu memang punya bakat bisnis. Dia pantas menyandang nama sebagai keturunan Park."
Lee mengangguk, "Anda pasti bangga, Tuan."
"Oh, aku memang bangga padanya," Namjoon akhirnya memandang Lee. "Kalau saja memang hanya itu yang dia inginkan. Sayangnya tidak begitu."
Dia meletakkan gelasnya, "Aku sudah tahu ada sesuatu niat yang dia sembunyikan dariku, tapi aku masih menduga-duga apa. Hubungannya dengan Min sudah cukup mencurigakan, masalahnya belum ada bukti yang cukup kuat untuk membuatnya mengaku. Selain pintar, dia juga cukup lihai mengubur jejak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends with Benefits (?) - COMPLETE
FanficSeks adalah salah satu kenikmatan hidup yang paling dasar, semua orang tahu itu. Jadi kenapa harus mempersulit sesuatu yang seharusnya sederhana? ⚠️⚠️???Warning ???⚠️⚠️ Konten seksual dan kekerasan eksplisit, mohon kebijakan pembaca yang di bawah 18...