Rahasia

695 72 163
                                    

Hello lovelies,

Kayaknya ga usah banyak pengantar, langsung cuss baca aja ya.

Jangan lupa pencet tanda bintang dan  komen yang seru 🥰

Tw : kekerasan pada anak

Happy reading

.
.

Jimin melangkah tergesa secepat yang ia bisa mengikuti si pelayan. Wanita itu mendahuluinya menuju ke ruang kerja Namjoon, beberapa meter dari pintu yang tertutup rapat itu Jimin melihat hampir semua pelayan berkerumun. Tua, muda, lelaki, perempuan, mereka sama berwajah kuatir dan gelisah. Begitu melihat kedatangan Jimin, sebagian mereka nampak lega.

Seorang pelayan wanita muda maju dan meraih tangan Jimin, "Tuan Jimin, Tuan harus menolong Jeon ahjuma," pintanya sungguh-sungguh.

"Jeon ahjuma tidak bersalah, Tuan," kata pelayan lain dengan wajah tak kalah panik.

"Hanya Tuan harapan kami," di belakang, seorang pria tua yang bekerja sebagai tukang kebun menimpali ucapan keduanya. Sementara yang lainnya mengangguk-angguk mengiyakan.

Jimin mengatup rapat kedua belah bibirnya. Ia hanya mengangguk dengan perasaan masygul, bingung bagaimana harus menjawab permintaan mereka. Dia saja tidak bisa menolong anaknya atau bahkan dirinya sendiri, bagaimana mungkin dapat menolong orang lain.

Pelayan yang membangunkannya tadi bercerita secara singkat. Terlalu singkat dan penuh kepanikan, hampir-hampir Jimin tak dapat menangkap maksudnya. Intinya, kemarin malam Taehyung bersama Jeon ahjuma dan Jungkook, pergi tanpa seijin Namjoon. Mereka bertiga mengunjungi sebuah festival yang diselenggarakan tak jauh dari kompleks perumahan mereka. Entah bagaimana anak itu hilang dari pengawasan si pelayan, tak dapat ditemukan. Walaupun Jeon ahjuma serta beberapa pengawal sudah berusaha keras mencarinya semalaman.

Jeon ahjuma melarang memberitahukan kejadian ini kepada Jimin. Si pelayan tua tidak mau membebani Jimin yang masih dalam kondisi depresi sejak kembali dari bukit pemakaman. Sedangkan Namjoon tidak pulang ke rumah dan sama sekali tak bisa dihubungi, begitu juga Lee. Namjoon baru mengetahui kejadian ini subuh tadi saat kembali. Sejak itu pula Jeon ahjuma dan para pengawal yang terlibat diinterogasi di dalam ruangan kerja Namjoon.

Para pelayan tidak bisa mengetahui secara jelas apa yang terjadi di sana, ruangan itu dikunci dan juga kedap suara. Namun setelah beberapa jam di dalam ruangan kerja Namjoon, Jeon ahjuma tak kunjung keluar. Mereka kuatir majikan mereka akan melampiaskan kemarahannya pada si kepala pelayan yang dianggap tak becus dan lalai dalam menjaga putranya.

Jimin sudah akan menolak permintaan si pelayan. Tapi ia segera berubah pikiran ketika mendengar bahwa si kecil Jungkook juga ikut dibawa masuk ke dalam sana. Namjoon sudah keterlaluan, pikirnya sambil meraih tongkat kruk-nya, berjalan cepat keluar kamar walau hanya mengenakan jubah tidur.

Dia mengetuk pintu ruang kerja suaminya, namun tanpa jawaban. Mencoba lagi, kali ini agak lebih keras dan lebih cepat, masih tidak ada reaksi. Diulanginya lagi, lalu lagi, berkali-kali, tidak menyerah, terus mencoba. Sampai terdengar suara kunci dibuka dari dalam, seorang pengawal muda yang membukakan pintunya, "Maaf, Tuan Namjoon mela...."

Tanpa membuang waktu, Jimin mendorong kuat-kuat badan si bodyguard menggunakan kruk-nya. Dia tidak memiliki masalah pribadi dengan orang ini. Namun saat ini, Namjoon tidak sedang dalam keadaan bisa diajak bernegosiasi. Pemuda itu kaget dengan serangan Jimin yang tak disangka, ia jatuh terjengkang. Si pria Park memanfaatkan kesempatan untuk menerobos masuk melalui celah pintu yang terbuka.

Baru saja berjalan masuk beberapa langkah, ia kembali berhenti. Terkejut dengan pemandangan yang terpampang di ruangan duduk berkarpet tebal yang berubah laksana kamar penyiksaan.

Friends with Benefits (?) - COMPLETE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang