Haiiiii.....
Ketemu lagi sama chapter baru dari book penuh kelaknatan ini 🌚🌚.
Adakah yang bisa menebak judul lagu yang kemarin? Wine dari mba Suran ft Changmo. Salah satu lagu favorite author yang bikin jadi tambah sayang sama mas Yoon.
Lovelies sudah siap dengan chapter baru ini?
Here we go. Seperti biasa, long chapter ahead, barangkali lovelies bisa bacanya sambil ngemil odading atau minum boba 😁😁
Happy reading.
.
."Kau tahu apa impianku, Jimin?"
"Apa, Hyung?" Jimin menyamankan diri dalam pelukan Yoongi. Dia menyandarkan kepalanya di atas dada Yoongi, mendengarkan degup jantung temannya. Menenangkan.
Yoongi baru saja selesai membersihkan dan merawat luka-luka Jimin. Melihat keadaan Jimin, Yoongi bersikeras memaksa Jimin menginap di kantor. Tidur bersama sambil berpelukan di sofa hitam. Yoongi hanya perlu memikirkan alasan yang tepat untuk dia katakan kepada semua orang besok pagi.
"Aku ingin berkeliling dunia, Jimin. Sambil menyanyikan lagu-lagu buatanku. Tidak usah memikirkan rencana ataupun biaya. Hanya pergi kemana angin bertiup." Yoongi merapatkan jas kerjanya agar menutupi bokong Jimin. Jimin belum bisa mengenakan pakaian dalam ataupun celana, ia mengeluh perih.
"Woah..."
"Ya. Lalu setelah itu aku ingin membuka kafe kecil. Disana utamanya akan menjual minuman dan makanan dari kopi. Hiburannya live music, aku akan mengundang musisi jalanan yang tidak punya tempat untuk pentas. Sesekali aku sendiri juga akan bermain piano." Yoongi berapi-api menjelaskan konsep kafenya.
"Keren sekali," seru Jimin kagum. Dia baru mengetahui hyung nya itu mempunyai impian demikian.
"Tentu saja. Atmosfernya seperti rustic coffee shop karena seluruh ruangan didekor dengan kayu, dari lantai, dinding, sampai langit-langit. Pasti hangat, dan orang-orang akan bisa berbincang-bincang akrab sambil ditemani secangkir kopi dan alunan musik."
Yoongi terlalu larut dalam imajinasinya sampai tidak sadar bahwa Jimin sedang memperhatikannya dengan sangat lekat sambil menumpukan dagunya di atas dada Yoongi.
"Aku tidak tahu kalau Hyung sudah begitu jauh membayangkannya. Apa nama kafenya?"
"Apa, ya? Eh, kalau itu aku belum memikirkan."
Jimin terkekeh, Yoongi menoleh ke arah sahabatnya demi mendengar tawa yang manis menggelitik pendengaran. "SUGA. Namanya kafe SUGA," jawab Jimin sambil tersenyum.
"Kenapa SUGA? Apa karena aku tidak suka makanan manis?" kening Yoongi berkerut.
"Bukan, namanya SUGA karena senyuman Hyung sangat manis seperti gula," jawab Jimin, ia merapatkan pelukan ke kawannya. Tubuh Yoongi begitu hangat.
Jimin jadi tidak bisa melihat wajah Yoongi yang kini bersemu kemerahan.
"Bolehkah aku berkunjung ke sana?" Jimin bertanya lagi sambil menguap. Akhirnya ia merasa lelah setelah semua kegiatannya hari ini.
"Tentu saja boleh, Jimin." Yoongi mengelus lengan Jimin, "Justru kau harus datang. Aku ingin kau mendengarkan aku menyanyikan semua lagu-lagu yang sudah kubuat."
"Baguslah, kalau begitu aku akan sering datang untuk mengobrol denganmu." Jimin mengangkat kepalanya, pandangan mereka bertemu.
Mata Jimin berkilat-kilat karena mendapat ide cemerlang, "Aku tahu. Bagaimana kalau Hyung bermain piano sementara aku menari. Seperti waktu kita kecil." Jimin kecil pernah bercita-cita menjadi seorang penari, sekaligus menjadi dokter hewan dan master kendo. Tapi itu dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends with Benefits (?) - COMPLETE
FanfictionSeks adalah salah satu kenikmatan hidup yang paling dasar, semua orang tahu itu. Jadi kenapa harus mempersulit sesuatu yang seharusnya sederhana? ⚠️⚠️???Warning ???⚠️⚠️ Konten seksual dan kekerasan eksplisit, mohon kebijakan pembaca yang di bawah 18...