"ada apa tuan muda?"tanya max melihat Aksa yang ngos ngosan memasuki mobilnya.
"Gapapa"singkat Aksa kemudian merebahkan tubuhnya di kursi mobil. tubuhnya kembali lemas mungkin dirinya tak sepenuhnya sembuh.
Keringat dingin bercucuran oksigen seakan menjauh wajahnya pun pucat pasi,max terlalu fokus mengendarai mobil hingga tak menyadari gelagat Aksa.
Aksa mengerjapkan matanya agar tak tidur,dirinya harus menjelaskan kejadian tadi pada keluarganya.
Mobil yang Aksa tumpangi sudah sampai di mansion,Aksa membuka pintu mobil itu dengan lemas, berjalan dengan sempoyongan karena terlalu pusing.
"Anda tidak apa apa tuan muda?"tanya max memegangi pundak Aksa yang hampir limbung.
"Hm.."gumam Aksa tak jelas
"Mau saya gendong tuan?"tawar max khawatir melihat Aksa.
"Gak"lirih Aksa melepaskan tangan max dari pundaknya.
Aksa memasuki mansion kemudian berjalan kearah ruang keluarga disana sudah ada keluarganya yang begitu lengkap hanya saja tatapan mereka yang begitu tajam menatap Aksa yang menunduk.
Disana juga ada Fadhlan yang menangis memeluk tubuh ibunya putri,Aksa melihat Fadhlan yang memberikan smirk pada padanya.
"Aksa,apa yang kau lakukan pada Fadhlan?"tanya dingin Devin membuat Aksa ketakutan,Aksa tak menjawab pertanyaan Devin dirinya malah sibuk mengatur jalan pernapasannya.
"Kau memukul Fadhlan karena fadhlan tak mau menerima rokok darimu?"tanya dingin Riko tapi tetap Aksa tak menjawab pertanyaan Riko.
"JAWAB AKSA"bentak bara mencengkram dagu Aksa hingga Aksa menatap mereka dengan pandangan sayu,mereka terkejut? Ya mereka terkejut tapi karena ego mereka memilih diam.
"Jawab pertanyaan Daddy dan papa Aksa"geram bara tak mempedulikan ringisan yang keluar dari bibir pucat Aksa,semua saudaranya tak membelanya bahkan gio memalingkan wajahnya dari Aksa.
"A-aksa..hiks..gak paksa Fadhlan..t-tapi..hiks Fadhlan yang paksa aksa buat ngerokok..hiks Aksa pukul Fadhlan karena fadhlan terus paksa aksa kalau Aksa gak pukul Fadhlan..hiks Aksa mau di bawa ke gudang..hiks"Isak aksa menjelaskan semuanya dengan nafas tersengal.
"Bohong! Dia yang paksa aku dad!"bela Fadhlan masih memeluk tubuh putri.
"Hilih ngeles,sudah jelas semua bukti tertuju padamu,wajar sih dulu anak jalanan ya pasti ngerokok lah minum minuman gak jelas,pake acara nuduh nuduh anak saya"sarkas putri pada Aksa
"Buat apa gue ngerokok?!kalau ngerokok buat nafas gue sakit? Mikir anjing"emosi Aksa memuncak tak peduli dengan cengkraman pada dagunya.
"Anak gatau sopan santun"sinis putri.
"Bacot lu bangsat,sini lu Fadhlan jangan berani di kandang,jangan maen fitnah fitnah dakjal "murka Aksa tak lupa wajah yang memerah dan nafas yang terus ngos ngosan.
"Jaga bicaramu Aksa!"bentak opa
"Buat apa?semuanya gaada yang percaya kan?bu--"ucapan Aksa terpotong kala pusing itu datang kembali bersamaan dengan darah segar yang mengalir di hidungnya.
"A-adek?.. sayang adek gapapa kan?"panik Christa yang tadi hanya diam kemudian berdiri menghampiri Aksa yang memegang kepalanya.
"Aksa.."panggil Devin yang mengalahkan egonya demi keselamatan putranya.
Mereka juga menatap Aksa dengan khawatir,Devin ingin membersihkan darah pad area hidung Aksa namun dengan segera Aksa tepis.
"Jangan sentuh!"bentak Aksa pada Devin membuat Devin sedikit tersentak namun dengan cepat Devin merubah mimik wajahnya dengan tatapan datar.
"Terserah"acuh Devin pergi meninggalkan Aksa yang memandangnya dengan tatapan kecewa.
Aksa berlari menuju kamar menghiraukan Christa yang memanggilnya,berbeda dengan Fadhlan yang tersenyum puas begitupun dengan putri.
===
Ini sudah malam,namun Aksa masih betah pada posisinya yang masih rebahan dengan keringat dingin.
Anggota keluarganya tidak ada yang menyusulnya,Aksa sendirian saat ini.
Tok
Tok
Tok
Pintu kamar Aksa diketuk oleh seseorang harapan Aksa itu adalah salah satu keluarganya namun---
"Tuan muda.." panggil seseorang di luar pintu kamar Aksa
Harapan Aksa seakan musnah saat ini juga.
"Masuk"ujar Aksa
"Waktunya Anda makan malam tuan muda"ujar max membuat Aksa mengangguk dan tersenyum tipis seakan baik baik saja tapi wajahnya tidak bisa membohongi wajahnya masih pucat pasi dengan pandangan sayu.
"A-apa anda masih sakit tuan?"tanya ragu max di balas gelengan oleh Aksa, sepertinya mood Aksa sedang tidak baik hari ini di tambah sakit dan juga masalah yang dihadapinya akhir akhir ini akibat fadhlan.
Tap
Tap
Tap
Langkah kaki Aksa memenuhi ruangan itu,Aksa berjalan dengan tampang datarnya tak lupa tangan yang di masukkan kedalam saku celana pendeknya.
"Lambat, kita sudah menunggu dari tadi kalau tidak mau makan tidak usah"cibir Fadhlan,namun Aksa tak menghiraukannya justru Aksa malah menyendok kan nasi pada piringnya membuat mereka heran,karena biasanya Aksa akan melawan tapi ini tidak seperti Aksa yang mereka kenal.
"Tidak punya sopan santun sudah ditunggu seperti raja,malah enak makan sendiri tanpa meminta maaf."sinis putri sepertinya anak dan ibu ini---
TAK
Aksa menjatuhkan sendok dan garpu nya dengan kasar,lalu pergi dari sana tanpa berkata sepatah katapun, meninggalkan nasi yang masih tersisa banyak di piring nya.
Mereka disana masih diam,tidak ada yang membela Aksa tidak ada yang mengejar Aksa semuanya diam.
"Aku akan makan di luar"ujar gio di ikuti Leon,bintang,Zara dan juga Caca.
Tapi sebelum mereka beranjak suara mesin motor yang sudah lama tidak mereka dengar kembali terdengar di Indra pendengaran mereka.
Itu motor milik Aksa,Siti hitam nya sudah di keluarkan dari garasi.
===
PART SEBELUM GUA FOKUS UJIAN WKWK
BTW SEMANGAT BUAT KALIAN YANG UJIAN BESOK SENIN
lanjutannya mau gimana?gua gak akan spoiler haha pasti kalian juga ketebak
EH IYA BESOK GUA JANJI UP SI KEMBAR DEH

KAMU SEDANG MEMBACA
hopefully (TERBIT)
RandomSudahi sedihmu,mari rebahan dan membaca cerita ini bersamaku. bagaimana rasanya ketika kalian hidup hampir 15 tahun sendiri,tiba tiba ada yang mengaku keluarga kalian? itu yang dirasakan seorang remaja labil ini-aksa leotama A. penasaran?yok baca S...