6

19.6K 2.6K 414
                                    




" Na. Mau anak cewe apa cowo?" Tanya Renjun mengalihkan perhatian Jaemin dan Kun yang masing-masing sedang memakan makanannya.



" Terserah aja pak. Cewe ataupun cowo bagiku sama aja." Jawab Jaemin.



" Jadi belum di periksa? USG gitu?" Tanya Kun sembari menggigit sendoknya menatap Renjun.


Renjun menggeleng.



" Belum om. Belum punya planning juga buat meriksanya kapan. Mungkin check up berikutnya aja." Jawab Renjun membuat Kun mengangguk paham.



" Kamu sendiri mau punya anak cewe apa cowo?" Tanya Kun lagi sembari kembali menyendok makanannya.


" Cewe lucu kali ya om?" Tanya Renjun antusias. Kun tersenyum masam.


" Gatau Ren. Om belum punya anak. Jangankan anak, istri aja ngga punya." Jawab Kun.



" Ya salah om sendiri kenapa sampe sekarang masih aja ngejomblo. Cari istri dong om." Balas Renjun sinis.



" Ngomong doang gampang bocah." Ketus Kun.

" Buruan cari jodoh om. Keburu Renjun lahiran omnya masih jadi perjaka tua."


Renjun langsung mengelak ketika Kun ingin memukul kepalanya pakai sendok.

" Jorok ih om."

" Kamu itu yang kurang ajar." Decih Kun lalu menatap Jaemin yang makan dalam diam.

" Om fikir setelah Jaemin nikah sama bocah cerewet macam kamu ini, dia bakalan berubah. Ternyata sama aja. Tetep pendiem macam Pak Taeyong."

Jaemin mengangkat kepalanya ketika Kun menyebut namanya.

" Mending dia pendiam deh om. Soalnya kalo cerewetnya kumat bisa jadi nyebelin banget." Celetuk Renjun.

kun tertawa.

" Gitu ya? Tapi kamu nggak di cuekin mulu kan sama dia?"

Renjun meraih tumblr minumnya lalu menggeleng.

" Pemarah anaknya. Renjun nggak boleh ini nggak boleh itu. Megang pisau aja di marahin."

" Ya ngapain juga kamu megang-megang pisau? Dia takut kali kamu mendadak ngide jadi psikopat."

Renjun ingin balas memukul kepala Kun, tapi seketika dia sadar kalau Kun itu udah kayak om kandungnya sendiri.

" Motong buah doang." Jawab Renjun akhirnya.

Kun balik menatap Jaemin yang kini sudah menaruh sumpit makannya.

" Posesif banget Jaem. Om tau kamu khawatir sama Renjun. Tapi masa motong buah doang di marahin. Jangan di manjain, kebiasaan ntar."

Jaemin tersenyum kaku.

" Kalau pak Renjun motong buahnya sih ga masalah pak. Tapi masalahnya pak Ren hampir motong tangannya sendiri."

" Oalah! Pantesan! Cerobohnya nggak pernah ilang ternyata."

Renjun menyengir tanpa rasa bersalah.

" Ya iya sih. Tapi jangan manja-manjain banget ya Jaem. Nggak baik juga."

" Enggak kok pak. Saya marahin dia megang piso juga cuma saat tangannya bedarah aja."

Kun hampir menoyor Renjun.

" Ini sih kamu yang melebih-lebihkan. Fitnah tau Ren. Untung suami kamu orangnya nggak suka tubir macam temen kamu yang, siapa itu namanya? Duh lupa."

Mine | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang