" C'mon dude. Aku juga tidak menyangka akan seperti ini."
Mark mengusak rambutnya kasar. Wajahnya benar-benar kusut. Niat hati ingin ikut kesini karna ingin bertemu Renjun, malah harus mendapatkan fakta menyakitkan seperti ini.
" Ayolah Mark. Sebaiknya nikmati saja liburan ini. Aku ikut berduka untuk hatimu itu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renjun menyambut kedatangan Jaemin yang baru saja mengantarkan tamu mereka ke lantai atas itu dengan pelukan.
" Jaem. Kamu marah ya?" Tanya Renjun sembari mengusakkan wajahnya ke dada Jaemin. Jaemin balas memeluk tubuh sang istri lalu menggeleng.
" Aku nggak marah. Aku tadi cuma kebawa emosi. Maaf." Lirih Jaemin.
" Kami temenan doang Jaem."
Jaemin mengangguk.
" Aku tau. Maaf ya udah nonjok temen kamu. Aku cuma nggak suka- aku- aku cuma takut aja."
Renjun mengeratkan pelukannya di tubuh Jaemin.
" Aku yang seharusnya minta maaf. Aku gatau Mark bakalan ikut, aku juga kaget saat Mark-"
" Udahlah. Gausah di ingetin bagian yang itu." Potong Jaemin. Renjun melepaskan pelukannya lalu menangkup pipi Jaemin dengan sebelah tangannya.
" Jangan marah lagi. Kamu itu serem banget kalo lagi marah. Sampe sekarang aku masih deg-degan tau nggak."
Jaemin meraih tangan Renjun lalu di dekatkan ke bibirnya.
" Maaf." Ujarnya lagi sembari mengecup tangan Renjun lama membuat Renjun tersipu malu ketika mata keduanya saling bertatapan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tuk!
Hentakan kaleng cola kosong itu menarik perhatian ketiga pemuda yang sedang mengobrol tentang pekerjaan itu.
