12. Sad or Happy I

340 64 45
                                    

Voment Cuseyeo^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voment Cuseyeo^^

Happy Reading!
.

.

.

.

Rencana yang sempurna. Sebelum tiba di rumah Heejin. Beberapa dari mereka sempat diskusi dalam perjalanan pulangnya. Ada Heejin, Hyunsuk, tentu saja dibantu Yadam dan Jihoon, karena jika tidak, bukan diskusi lagi namanya. Yang ada malah menjadi kompetisi ajang perdebatan mulut jika hanya dilakukan oleh Heejin dan Hyunsuk.

Mereka sedang merencanakan sesuatu.

"Oke benar. Jadi, aku akan berjalan lebih dulu untuk memastikan adanya Ibuku atau tidak. Jika aman, barulah aku memberi kode Hyunsuk untuk menggiring kalian semua menuju pintu belakang. Begitu 'kan?" seru Heejin begitu yakin.

"Kau juga jangan lupa, harus masuk ke dalam rumah untuk mengecek keluargamu sedang apa?" kata Jihoon.

"Benar, untuk menghindari jikalau tiba-tiba ada yang keluar," imbuh Yedam.

Heejin mengangguk, memberi satu lagi penegasan terakhir, "Pastikan tidak ada yang hilang dari 11 manusia ini, aku tidak mau menanggung jika salah satu dari kalian menghilang." Sudah berapa kali Heejin meminta hal itu terus-menerus.

Hyunsuk yang kesal pun menarik poni Heejin, "Iya. Dasar cerewet!"

Mereka bukan anak kecil yang mudah tertinggal lalu tersesat begitu saja. Lagi pula mana mungkin tersesat di tempat seperti ini, tempat tanpa keramaian hanya ada jalan satu arah yang mudah diingat.

Tapi sedari tadi Heejin terus berteriak, mengabsen, menyuruh untuk berhitung lagi dan lagi. Seperti ini, "Hei!! Urutan nomor sebelas siapa, kenapa tak ada jawaban?"

"Aku di sini..." Suara Jeongwoo melemah, ia malas berhitung ulang.

"Ulangi lagi!! Hei Park Jeongwoo, kau yang benar. Keraskan suaramu!" perintahnya sambil menunjuk barisan belakang yang terdapat Jeongwoo, dan Haruto.

Terus seperti itu sebelum angka satu hingga 12 disebutkan semua, Heejin akan terus berteriak marah-marah. Bukankah jika begitu akan terlihat seperti anak kecil...

"Yap setuju, paling tidak jangan sampai kau menyuruh kami menunggu hingga satu jam," timpal Yedam pada Heejin.

"Tidak lah, aku hanya mengecek, tak membutuhkan waktu lama," antusiasnya meyakinkan. Heejin merencanakan hal ini karena ia tak ingin Ibunya tahu, itu saja.

"Hyunsuk_ah ...." Seseorang memanggilnya dan menyentuh pundaknya Hyunsuk. Ini adalah panggilan ketiga kalinya, namun Hyunsuk enggan menoleh.

"Diam dulu, Junkyu!" dia malah menepis.

My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang