Hii~~ i'm comeback😍. Belum bisa double up. Nanti kalian nunggunya kelamaan🥺Happy reading, voment cuseyeo💜
.
.
.
.
.
.
Dengan berat mataku terbuka. Ketika sadar aku mendapati diriku tengah berbaring di suatu tempat.Aku mengerjap kembali, berusaha memperjelas pandanganku. Sedetik kemudian satu-satunya yang terlihat di depanku adalah, wajah Ibu yang sedang tersenyum begitu lembut. Aku bisa merasakan keikhlasannya di raut wajah yang sedikit menampilkan kerutan itu.
Ia bersenandung dengan indah seraya membelai rambut hitamku. Ibu membiarkan kepalaku bersandar di pahanya. Di sela syair yang keluar dari bibirnya aku merenungkan kembali.
Aku ... Bahwa akulah penyebab semua itu, dikarenakan aku! Semua kehidupannya bernilai dengan dusta. Kesedihan Ibu seharusnya tak akan pernah ada jika aku tak lahir. Akulah awal dari semua ini.
Merdunya di setiap nada menjadi pengiring yang pas untuk sebuah penyesalan. Dengan pasrah aku mendekatkan diri, aku memeluk Ibu. Kemudian menumpahkan semua air mataku dalam dekapannya.
🍃🍃🍃🍃
Hyunsuk begitu panik. Sudah ratusan kali ia menyentak sopir taksi agar mengendarainya lebih cepat “Ahjussi, kita harus segera sampai ke rumah sakit, jika tidak sahabatku akan meninggal.”
“Bersabarlah, Hakseng! Jalanan macet. Sepertinya di depan sedang ada perbaikan” jawabnya ikut panik.
(Haksaeng, panggilan untuk seorang pelajar)
Berkali-kali Hyunsuk menghelakan napas. Sebelum ia kembali menyuarakan protesnya Hyunsuk dibuat terdiam merasakan pahanya ada yang bergerak. Kepala gadis yang terletak dipangkuannya itu bergerak perlahan, Heejin sedang berusaha untuk bangun.
Hyunsuk melihat bulu mata lentik itu mengerjap. “Kau bangun? Ada yang sakit?” tanyanya sambil menyingkirkan helaian rambut Heejin ke belakang telinga. Menatapi jelas wajah itu.
Hyunsuk terkesiap, ia merasakan sengatan kecil dalam tubuhnya. Tiba-tiba Heejin menyelinapkan kedua tangannya melingkar di antara pinggang Hyunsuk, seperti tengah menghadapi ketakutan besar. Heejin memeluknya begitu erat menyembunyikan wajahnya di perut Hyunsuk.
Beberapa detik setelah itu, terdengar suara isakan. “Ibu ... Ibu maafkan aku.”
Bisa Hyunsuk dengar tangisan itu penuh akan kehancuran, Heejin benar-benar melepaskan suaranya. Bahunya bergetar, pelukannya kian mengerat sementara Hyunsuk hanya bisa membatu di tempat.
Sopir yang tengah fokus menyetir melirik dari kaca spion, ia melihat Hyunsuk diam seribu bahasa. Wajahnya menampilkan keterkejutan yang hebat, mulutnya sedikit terbuka, matanya tak berkedip sedikit pun.
“Apa kau baru saja melukai hatinya?” ucap sopir tersebut menyadarkan Hyunsuk.
“Apa? Itu tidak mungkin,” jawabnya antara yakin dan tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]
FanfictionDua orang yang mewakili cahaya dan kegelapan di masa muda. Berbeda dalam setiap aspek, latar belakang, maupun preferensi semua hal secara umum. Tidak bisa saling memahami membuat keduanya selalu bertengkar. Namun, lambat laun mereka pun sadar, bahwa...