39. I know U can do it || END

302 60 131
                                    


'Hanya karena suatu hubungan berakhir, bukan berarti hubungan itu tak berharga.'


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Heejin's POV


Mentari telah tenggelam dibalik awan, sepertinya langit akan kembali menangis tak ada pelangi menghiasi.

Waktu begitu cepat berlalu, tak sadar sudah dua tahun aku hidup dengan kungkungan rasa bersalah.

Tak ada hal yang baru untuk ditambahkan ke resumeku. Meski tak suka dengan keadaanku sekarang, tapi aku tetap berusaha dengan baik agar bahagia.

Berkencan? Hiburan? Aku masih tak ada waktu untuk hal seperti itu.

Aku hanya menggunakan waktuku untuk bekerja, bekerja dan merenungkan diri. Aku sadar itu adalah hal terpenting dalam hidup.

Penjelajah diri.

Aku menjelajah diri sendiri, mengeksplorasi diri secara mendalam. Banyak kekurangan yang ternyata sulit untuk kuperbaiki.

Bukan hanya itu, aku bahkan tak paham jika yang kulakukan benar atau salah. Selama ini aku menjalani kehidupan sambil menoleh ke belakang, memikirkan penyesalan yang tak ada ujungnya jika terus dipikirkan.

Tanpa melihat masa depan hidupku benar-benar berantakan.

Namun semuanya sudah berlalu, biarlah hal itu menjadi pelajaran tersendiri.

Aku percaya, aku bisa membuka halaman baru yang lebih baik. Trauma yang selama ini menghantuiku-pun perlahan memudar, berkat satu nama yang sangat bernilai di hidupku.

Satu bulan setelah hari kelulusan, aku melamar kerja di berbagai tempat. Aku tahu tak semudah itu mencari pekerjaan, buktinya sudah 6 bulan lamanya aku masih menunggu panggilan tapi tak kunjung datang.

Dari pada tak melakukan apa pun dan membuang waktu, aku memutuskan menjadi pengajar vokal di Gereja, mengajari anak-anak paduan suara.

Sebenarnya, dulu aku tidak tertarik pada yang namanya anak-anak, bagiku mereka itu merepotkan, tapi sekarang ... kurasa mereka tak seperti itu. Ekspektasi_ku yang terlalu negatif menilai orang lain.

Sekarang, aku bahagia saat bertemu anak didikku. Mereka menjadi penghibur saat aku mulai bersedih karena renungan. Meski hasil dari mengajar tak menjamin mencangkup biayaku hidup, setidaknya mereka berperan mengobati kesendirianku. Kini aku lebih terbuka dalam segala hal, tak sungkan lagi melepas tawaku.

Mereka begitu berpengaruh.

Aku pulang sehabis mengajar, baru saja membuka pintu tak sengaja berpapasan dengan ibu yang sedang buru-buru memakai jaket.

My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang