22. The Little Devil

356 74 227
                                    

Voment Cuseyeo 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voment Cuseyeo 💜
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

‘’Ya! Apa maksudmu? Kau bilang tempat itu asalku? Aku di sana itu hanya sementara, dan perlu kau tahu, aku tentu akan kembali ke sini__’’

‘’Hei hei heii ... Kau baru masuk sudah mendumel seperti itu! Bahkan kau saja belum duduk, Putra Mahkota.’’ Yong Ae keluar dari dapur mencubit pipi Hyunsuk. Sebenarnya ia pun tahu, menanggapi celotehan Hyunsuk adalah kesalahan yang fatal.

"Eomma dengarkan? Kami ini tidak cocok. Tidak seharusnya kemarku bersebelahan dengn kamarnya."

Heejin memalingkan wajah, tengah bersusah payah menahan tawa. Hyunsuk sangat lucu saat mengadu dengan ibunya, lalu apa lagi tadi?

 Putra Mahkota?

Saat Hyunsuk mendudukkan diri di kursi, ia sekilas melihat sang Ayah sedang menatapnya bagaikan elang. Pertanyaan pun keluar dari mulut beliau dengan nada tegas, ‘’Apa kau masih seperti ini?’’

Dari seberang Heejin menunduk, menjepit kedua bibirnya rapat-rapat. Dasar Hyunsuk bodoh, kenapa dia berkelakuan dakkjal seperti ini di depan orang tuanya, umpatnya dalam hati.

Entah kenapa Heejin menjadi ikut terimidasi saat Choi Hyunbin berkata seperti itu karena perubahan Hyunsuk juga atas nama keluarganya. Itu tidak benar jika sikap Hyunsuk dinilai malah semakin negatif.

Otomatis Heejin berdiri dan langsung membungkuk merapalkan permohonan maaf. ‘’Hei Heejin, bukan kau yang seharusnya seperti itu, kembali pada tempatmu!’’ pinta Yong Ae lembut.

Sedangkan Hyunsuk malah menguap lebar duduk di tempatnya tanpa rasa beban. Kebetulan dia duduk tepat di hadapan Heejin. Heejin yang muak dengan perilakunya menendang kaki Hyunsuk dari kolong meja, melemparinya tatapan mengancam.

“Apa?!” Hyunsuk meninggikan dagu.

Memutar bola mata malas menoleh pada sang Ayah. ‘’Dia bilang aku berasal dari Desa itu, yang benar saja. Lagi pula aku di sana 'kan cuma sementara."

‘’Jika perlu selamanya, kenapa tidak.’’

Seketika balasan ayahnya membuat kerongkongan Hyusuk kering. ‘’Apa? Siapa yang mau bertahan di sana dengan waktu yang lama. Aku tidak mau!”

Bersamaan dengan itu Heejin memandang ke arah Hyunsuk, ia geram kenapa Hyunsuk terkesan sedang merendahkan tempat kelahirannya.

'Sumpah demi Tuhan. Ingin kugampar lengannya karena menganggap seolah Desaku adalah tempat terkutuk.'

Hyunbin meletakkan sepasang sumpit dengan kesar. Menatap lekat manik Putra semata wayangnya. ‘’Jika tidak ingin terjadi, maka diam dan nikmati sarapanmu. Ini perintah!’’

Heejin sampai tak habis pikir, bagaimana bisa keluarga elite ini memulai aktivitasnya sehari-hari dengan suasana tegang seperti ini. Menurutnya sedikit aneh, Hyunsuk ketika bersama dengan keluarganya di Desa tidak seperti ini. Jika sedang dinasihati, Hyunsuk pasti diam, meski menjawab, dia menjawab tanpa nada menentang sama sekali.

My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang