(Part menuju ending)
Voment Cuseyeo ^^
Happy Reading!.
.
.
.
Meski mendapatkan sebuah pelukan hangat, Hyunsuk pikir Heejin akan menyatakan cinta sebelum ia pergi, nyatanya tidak. Hyunsuk tetap saja mendapat pukulan beruntun dari gadis itu karena lupa meletakkan ponselnya di mana hingga sulit dihubungi.
"Di mana ayah dan ibumu?"
Bukannya menanyakan kabar Hyunsuk, yang Heejin tanya justru hal lain. Heejin melakukan perjalanan sejauh ini hanya untuk bertemu ayah ibunya? Luar biasa!
Hyunsuk menyerah pada ekspetasi, ia membawa Heejin ke satu tempat privat, tempat di mana kedua orang tuanya menunggu.
Mereka menunggu di tempat berbeda karena akan terbang menggunakan jet pribadi. Seperti biasa.
Sesampainya di ruangan itu, Heejin mendadak gugup mendapati kedua orang tua Hyunsuk, "A-anyeonghaseo .... "
Saat keduanya menoleh jantung Heejin berpacu dengan cepat.
"Heejin, bagaimana kau sampai di sini?" Yong Ae memeluknya dan membiarkan Heejin duduk. "Kau ada acara?" tanyanya lagi.
Heejin terus menunduk, membuat semua yang ada di sana menjadi bertanya-tanya.
"Hei kaktus!" Ditepuk sedikit saja Heejin langsung kaget, wajahnya tampak sedikit ketakutan.
"S-saya ingin berbicara penting."
Saat itulah Ayah Hyunsuk melirik, kemudian menutup laptopnya yang sepertinya sedang mengerjakan sesuatu. "Silakan .... "
***
Heejin's pov.
Tanggal 4 Februari. Di mana angka dari tanggal itu adalah bilangan favoritku. Percaya atau tidak, aku menyukai bilangan itu karena apa pun yang berhubungan dengannya aku selalu mendapat keberuntungan.
Namun di hari ini, semua kepercayaanku kandas, di tanggal itulah aku memulai pertikaian. Di mana tak seharusnya aku mengakui bahwa aku cemburu, tanpa sadar aku menuntun perasaanku untuk jatuh cinta.
Jika hujan yang saat ini turun bisa langsung terhubung dengan tangisku, mungkin saat ini aku lega karena sudah bisa menumpahkan segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]
Fiksi PenggemarDua orang yang mewakili cahaya dan kegelapan di masa muda. Berbeda dalam setiap aspek, latar belakang, maupun preferensi semua hal secara umum. Tidak bisa saling memahami membuat keduanya selalu bertengkar. Namun, lambat laun mereka pun sadar, bahwa...