Hii~ i'm Comback. Please Voment Cuseyeo^^
Happy Reading!
..
.
.
Heejin memejamkan mata. Sepersekian detik kemudian ia menatapi ujung sepatunya, pikirannya berkecamuk. Heejin bahkan tak tahu pasti apa yang tengah ia rasakan.
Kenapa matanya mendadak panas, seperti ada sesuatu yang ingin keluar. Heejin hanya menundukkan kepala, menghela napas, sebelum akhirnya ia melangkah dengan kaki lemasnya untuk meninggalkan tempat itu.
Hujan yang sempat mengguyurnya dengan lembut perlahan menghilang. Hanya menyisakan awan mendung di langit. Jika ia tahu hujan itu hanya mampir sekejap, Heejin pasti tak akan kembali untuk mengembalikan payung Hyunsuk.
Seketika moodnya turun setelah melihat pemandangan di dalam kelas.
"Heum! Aku tak pernah melihat sebelumnya, seorang Heejin pulang dengan ekspresi murung seperti itu."
"Aahahahaha ... Ups! Bukankah Heejin memang selalu memasang wajah seperti itu setiap saat?!"
Sudah lama Heejin tak mendengar suara nyentrik itu menyapa dirinya. Biasanya hanya terdengar di dalam kelas seperti suara para tikus terjepit. Namun kali ini itu mengarah padanya.
Heejin malas mengidahkan. Ia terus berjalan tanpa terganggu sedikit pun.
Salah satu dari ketiga perempuan itu merangkul Heejin tiba-tiba. "Ya, Heejin. Berlianmu menghilang ya?"
Dua diantaranya mencegat langkah Heejin di depan. "Tidak menghilang, lebih tepatnya berlian itu sudah berada tangan yang tepat." Gadis yang kerap di panggil Jena itu terkikik.
Heejin masih diam.
Bitna menjangkau dasi Heejin untuk dimainkan. "Sekarang lepas tanggung jawabmu dari Hyunsuk, karena tugas itu sudah ada yang mengganti," desaknya.
Dari arah pembicaraan, sepertinya mereka tahu kalau Heejin habis melihat kedua si joli itu berada di dalam kelas.
Heejin melepas tangan yang berada dibahunya, kemudian berjalan melewati ketiga perempuan itu tanpa mengatakan apa pun.
"Setidaknya buatlah sosial media agar tak ketinggalan berita. Kau tak tahu kan, hubungan mereka sudah sejauh mana?" Jena berseru yang mana itu berhasil membuat langkah Heejin terhenti.
Ketiganya berjalan mendekatinya lagi. Jena berbicara, "Tulislah sesuatu di sosial media_mu."
"Mengeluh, mengutarakan pendapat, atau sedikit berbagi tentangmu mungkin tak terlalu buruk," sambung Nara. "Hidupmu terlalu datar, buatlah agar dirimu terlihat hidup di mata orang-orang."
Ketiga perempuan itu melantunkan tawanya.
Untuk pertama kalinya Heejin mengeluarkan suara, "Katakan padaku! Kenapa aku harus mengeluh di sosial media?" nada suara itu lemah, namun berbanding dengan matanya yang memancarkan kilatan amarah.
"Aku bukan tipe orang yang akan berdo'a dalam sosial media atau apa pun itu." Heejin menatap tiga gadis itu secara bergantian. "Sekarang biarku tanya, kenapa kalian repot-repot mengatur hidupku? Kehidupan sendiri tak ada yang menarik, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]
FanfictionDua orang yang mewakili cahaya dan kegelapan di masa muda. Berbeda dalam setiap aspek, latar belakang, maupun preferensi semua hal secara umum. Tidak bisa saling memahami membuat keduanya selalu bertengkar. Namun, lambat laun mereka pun sadar, bahwa...