30. Jealousy

272 76 283
                                    


Hii, i’m Comeback^^
Btw, aku doblle up hari ini, bahagia ‘kan?

Diharuskan bahagia, ya!🙂 Soalnya setelah baca part ini aku tidak yakin kalian masih bahagia. Aokwkwkwk ...


Gwenchana gwenchana, bukan masalah besar😇
Please, Don’t forget voment cuseyeo! 😤


Happy Reading💜...
.

.

.

.

 

Lemah tak akan menjadi tumpuan kamu untuk di pedulikan banyak orang. Meski kamu hadir di dunia tidak dengan sendirinya. Tapi setidaknya, ‘mampukanlah’ dirimu untuk berdiri sendiri dalam keadaan apa pun.

  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  

  

Kata orang, ini adalah musim semi. Tak ada rintikan hujan, sinar matahari yang kini mengambil alih, dan suasana yang berubah menjadi hangat.

Tapi bagiku, itu hanyalah rumor. Karena aku masih terjebak di musim dingin.

Pagi ini aku merasa kondisiku berbeda dari hari sebelumnya. Kepalaku seperti di remas-remas, sakit tak karuan. Namun aku masih mengusahakan agar tetap masuk sekolah.

Di siang harinya aku melarikan diri dari kelas dan menuju ke toilet. Pada akhirnya aku sadar, sepertinya aku terserang demam. Pasti di karena kan hujan-hujanan kemarin.

Aku ingin pulang, itulah yang kupikirkan. Aku perlu istirahat.

Sambil tetap duduk di kloset, kupijat pelipisku. Keadaanku semakin menurun, keringat mengembun di dahi. Setelah yakin mampu berjalan, aku keluar dari toilet. Namun ada Sungjin di depan cermin.

“Jeon Heejin?” ia menyapaku dengan senyuman tipis. Kepalaku tertoleh. Aku menatap Sungjin, dia sedang mengoleskan lipbalm di bibirnya menggunakan jari kelingking.

“Terima kasih karena sudah menjaga Hyunsuk,” ucapnya melirikku melalui pantulan cermin.

Apa maksud perkataan orang ini?

“Aku rasa, sekarang kau tak perlu melakukannya lagi,” katanya lalu menggembungkan pipi.

Aku mendecak pipih, Sungjin sedang memperlihatkan sisi sebenarnya.

My Day || Hyunsuk x Heejin [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang