Nayeon mengamati suaminya yang lagi siap-siap. Pake kaos item, celana pendek, sarung, sama senter. Etdah, Nayeon jadi pengen fotoin suaminya sekarang. Gila, ganteng banget masa? Emang ibu-ibu satu ini bucin banget sama Yuta.
"Rapih amat yang mau ngeronda." Goda Nayeon yang lagi baringan di ranjang.
Yuta menedekati istrinya lalu mengacak puncuk rambut Nayeon, "Gemesin banget sih."
"Gak kerasa kita udah nikah aja, punya banyak anak lagi." Senang Nayeon.
Yuta menarik tubuh istrinya dan memeluknya dengan erat. Seakan tak ada hari esok mereka bisa berdekatan.
"PAPA-upp." Giselle menutup mulutnya saat melihat kemesraan kedua orang tuanya. "Papa dicariin om Ten."
Yuta menganggukkan kepalanya. Ia pun turun ke lantai bawah bersama Nayeon. Dan di ruang tamu, Ten sudah duduk manis sambil menikmati kopi panas.
"Makanya lama." Gumam Ten.
"Gue denger ya Ten." Sahut Nayeon membuat Ten berdiri dari duduknya.
"Gue pamit dulu." Nayeon menganggukkan kepalanya, lalu Yuta mengecup kening Nayeon.
Di sisi lain ada orang yang kepanasan melihat adegan itu. Bukan cemburu coy! Cuma ada rasa iri aja gitu. Mau kayak gitu, entar malah ia digampar sama Lisa, istrinya.
"Ngapain lo liat liat? Mau lo?" Tanya Nayeon sinis.
"Idih ogah gue, lagian gue gak minat ama yang jidatnya lebar." Balas Ten menyindir.
Nayeon sudah mengepalkan tangannya untuk menampol wajah Ten, tapi keburu dicegah Yuta. Luluh sudah hati Nayeon. Ya, segitu bucinnya Nayeon pada Yuta.
Yuta dan Ten berjalan berdua. Sewaktu mereka jalan, Ten tak henti-hentinya mengeluarkan jokes nya. Dan Yuta membalasnya lalu mereka akan terkikik. Ya, kayak orang masih muda lah. Tiba-tiba mereka berhenti di rumah penghuni baru komplek ini. Mereka berdua belum kenal sama pemilik rumah ini. Atas inisiatif Yuta, mereka menghampiri pemilik rumah yang kebetulan lagi di teras.
"Assalamualaikum." Seru Ten dan Yuta bebarengan. Bahkan sampai dihitung dulu sama Ten supaya kompak.
"Waalaikumsalam."
"Gue Yuta dan ini Ten, warga komplek ini juga." Ucap Yuta memperkenalkan.
"Qian Kun, panggil aja gue Kun. Kalian mau kemana?" Tanya Kun sekedar basa-basi.
"Oh, kita mau ngeronda." Sahut Ten dengan cengirannya.
Kun mengangguk paham, ia lalu mengecek jam dipergelangan tangannya. Pukul 9 malam dan ronda baru dimulai.
"Gue boleh ikut?" Tanya Kun ragu-ragu.
Ten dan Yuta saling pandang, "Ya boleh dong, hehehe." Kekeh Ten.
"Kalo gitu gue siap-siap dulu, kalian tunggu didalem aja."
Yuta dan Ten pun masuk sembari menunggu Kun ganti baju. Tak lama, seorang wanita datang membawa keresek cukup besar. Entah apa isinya, tapi yang pasti dua orang itu cukup penasaran. Terlebih Ten.
"Itu apaan bang?" Tanya Ten pada Yuta.
Yuta mengedikkan bahunya, "Lah mana gue tau, gue bukan dukun!"
"Ya santai dong bang, kayak di pantai gitu." Sewot Ten.
"Cantik." Kata Ten tanpa sadar.
Yuta membelalakkan matanya. Ini kalo sampai Lisa tahu, bisa dipastikan perang ke sekian kalinya akan dimulai. Terlebih Lisa kalo lagi marah tuh nyeremin banget. Dan Ten mah gak bisa apa-apa kalo Lisa lagi marah. Type type suami takut bini, kalo kata Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Ilicil
Humor[Usahakan follow dulu sebelum baca] Ibu ibu said, "Senggol-bacok!" Bapak-bapak said, "Senggol? Auto save." Kisah para penghuni komplek Ilicil, komplek milik pak Simon yang terkenal diseluruh mancakota. Hehe canda, kepo? Langsung simpen ke perpusta...