Tidak terasa kehamilan Eunji sudah menginjak 7 bulan. Perut yang awalanya rata, kini membuncit semakin besar. Rasanya Eunji gemas sendiri, tidak sabar ingin melihat anaknya. Apalagi Winter yang sudah sekian lamanya menunggu sang adik.
"Bunda gak ngadain acara 7 bulan kehamilan bunda?" Tanya Winter random.
"Oh, iya ya. Udah tujuh bulan aja." Sahut Eunji.
Kadang tuh Winter kesepian banget gak punya teman di rumah. Apalagi semua temannya di komplek memiliki saudara. Pasti mereka tidak akan merasa kesepian. Beda lagi sama Winter yang merupakan anak satu-satunya sekarang. Mau main juga kudu keluar dulu, atau cuma mamah Eunji teman Winter di rumah.
"Gimana kalau lusa kita buat acara 7 bulanannya?" Saran Winter.
"Boleh."
"Nanti biar Winter yang bantuin bunda." Ujar Winter.
"Oke."
Eunji senang sekali karena Winter sangat antusias dengan acara tujuh bulanannya. Padahal dulu Winter sangat tidak ingin memiliki saudara, apalagi seorang adik. Biasa, anak kecil suka berpikir pendek. Tapi setelah melihat teman-temannya yang memiliki saudara yang terbilang cukup banyak, Winter jadi iri.
Dan sebagai orang tua yang baik, Eunji dan Taeil langsung mengabulkannya.
Keesokan paginya Winter dengan teman-teman kompleknya sibuk mendekorasi untuk acara tujuh bulanan Eunji. Beda lagi sama emak-emak komplek yang bantuin masak di belakang.
"Haechan, kamu ngapain disini?" Tanya Jennie begitu melihat sosok anak dari Lisa itu.
"Bantuin kalian." Sahut Haechan dengan semangat.
"Bantuin apa?
"Oke, baiklah. Bertemu lagi dengan juri MasterChef komplek Ilicil, Haechan Chitatoo. Kali ini Haechan bakalan testimoni dari masakan mommy Jennie. Masak apa nih, mom?" Heboh Haechan.
"Masak tempe."
"Tempe apa?"
"Tempe goreng."
Haechan mencicipi masakan milik Jennie dengan penuh dramatis. "Rasanya tempe ya, mom."
"Iya emang tempe, ini yang goblok gue apa dia?" Gumam Jennie.
Meninggalkan Jennie yang kebingungan, Haechan beralih menemui Nayeon. Wanita itu sedang membuat bakso dengan dibantu Seulgi.
"Itu airnya kebanyakan bangsat." Ujar Seulgi ke Nayeon.
"Ya biar banyakan, Seul." Sahut Nayeon membenarkan.
"Yang ada kuahnya jadi hambar, goblok. Udah pergi aja Lo, masak begini aja gak bisa, kalo bucin ke Yuta aja bisa." Cibir Seulgi.
"Ini nih makanya gue gak setuju satu tim sama si bangsat Seulgi." Gumam Nayeon.
"Masak apa nih, Tante?" Tanya Haechan ke Seulgi.
"Ngebacot Mulu Lo kayak emak Lo. Sana pergi atau Lo mau gue masukin ke dalam panci?" Usir Seulgi.
"Ngeri ngerong, Echan takut."
Haechan lari terbirit-birit meninggalkan tempat Seulgi tadi. Memang sungguh savage bin galaknya minta ampun emaknya Hyunjin, Sungchan, sama Felix ini.
"Haechan!" Panggil Jisoo yang kebetulan lagi ngiris bawang.
"Iya, Tante?"
"Wawancara Tante Jisoo dong, nanti Tante kasih cepek." Tawar Jisoo.
Haechan berpikir sebentar lalu mengangguk.
"Tante Jisoo lagi apa?"
"Lagi ngiris bawang nih, hari ini aku mau masak ayam goreng dengan sambal matah. Gak ada kesusahan sih, chef, cuma ya pedes banget ngiris bawang dari tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Ilicil
Humor[Usahakan follow dulu sebelum baca] Ibu ibu said, "Senggol-bacok!" Bapak-bapak said, "Senggol? Auto save." Kisah para penghuni komplek Ilicil, komplek milik pak Simon yang terkenal diseluruh mancakota. Hehe canda, kepo? Langsung simpen ke perpusta...