Tidak ada yang tahu tentang takdir dari Tuhan. Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha dan menerima semua kehendak dari yang kuasa. Jika takdir yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang kita impikan, bersabar adalah kata basi yang harus diterapkan dalam kehidupan.
Seperti pria pemilik nama Kim Jungwoo ini. Takdirnya tidak seindah yang dibayangkannya dulu. Hidup bahagia bersama keluarga besarnya adalah impian dia sejak kecil. Tapi sayang, takdirnya berkata lain.
Jungwoo memang bahagia bisa menikah dengan sosok yang begitu dia cintai. Tapi dia tidak menyangka jika bersatunya dia dengan cintanya akan membuat hubungan dia dan keluarganya retak. Bahkan terpisah oleh jurang yang begitu curam.
Memikirkan itu semua membuat Jungwoo pusing hingga frustasi. Sampai detik ini, bahkan sampai dia memiliki putera puteri yang cantik pihak dari keluarganya belum ada yang menemuinya. Hal itu berawal dari pernikahannya yang tidak mendapat restu dari keluarganya, tapi Jungwoo tetap nekat nikah lari bersama Sinbi, wanita yang sangat dia cintai.
Wajah Jungwoo yang selalu terlihat ceria, nyatanya tidak dengan isi hatinya. Kadang, dia menangis meratapi nasibnya sekarang. Jungwoo sama sekali tidak menyalahkan Sinbi, isterinya. Tapi dia lah yang merasa sangat bersalah dengan istrinya.
Apalagi saat dulu kedua anaknya itu menanyakan keberadaan sang nenek. Jungwoo kebingungan harus menjelaskan seperti apa. Tapi saat mereka sudah mengerti, barulah Jungwoo dan Sinbi menceritakan hal yang sebenarnya. Dan untunglah Jisung dan Chaeryeong dapat memahami.
"Yang, kamu kenapa?"
Jungwoo menggeleng lemah. Bibirnya melengkungkan senyum manis seperti biasanya. Namun tidak dengan hatinya.
"Udah selesai masaknya?" Tanya Jungwoo mengalihkan pertanyaan Sinbi.
"Dari tadi, kamu sih ngelamun terus." Dumel Sinbi.
"Anak-anak mana?"
"Ada, mereka lagi latihan dance."
Perlu kalian ketahui kalau Jisung dan Chaeryeong mengikuti les private dance. Kebetulan juga mereka memiliki hobi dan bakat yang sama.
"Yang."
"Hm?"
"Tadi ibu kamu nelpon." Cicit Sinbi, karena dia memang sangat sensitif dengan hal ini.
"Bilang apa?" Lirih Jungwoo sembari membuang nafasnya.
"Seperti biasa." Sahut Sinbi.
Jungwoo memandang Sinbi kasihan, "Maafin ibu aku. Kan aku sudah bilang kalau keluarga aku nelpon gak usah diangkat."
"Tapi yang, itu namanya gak sopan. Yang ada, ibu kamu nilai aku makin jelek." Dengus Sinbi.
"Kamu yang sabar aja, aku yakin mereka pasti maafin kita." Kata Jungwoo menenangkan.
Walaupun dia tidak tahu dengan pasti kapan hari itu akan terjadi. Jungwoo dan Sinbi hanya bisa berharap.
**
Pagi ini Jungwoo, Sinbi, Jisung, dan Chaeryeong bersepeda. Hanya keliling komplek, karena takut nanti gak tahu jalan pulang. Gini aja udah buat Jisung sama Chaeryeong bermandikan keringat.
"Pih, istirahat dulu deh." Seru Chaeryeong.
Keluarga kecil itu memilih beristirahat di warung bubur ayam. Sekalian sarapan gitu.
"Dih kakak, itu kan punya gue." Teriak Chaeryeong.
"Oh, iya ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Ilicil
Humor[Usahakan follow dulu sebelum baca] Ibu ibu said, "Senggol-bacok!" Bapak-bapak said, "Senggol? Auto save." Kisah para penghuni komplek Ilicil, komplek milik pak Simon yang terkenal diseluruh mancakota. Hehe canda, kepo? Langsung simpen ke perpusta...