Sore ini pak Simon ditemani Agus lagi sibuk nyebarin undangan ke seluruh warga komplek Ilicil. Mereka juga dibantu oleh Yangyang, asisten pribadi pak Simon.
"Baru kemaren rapat, masa udah rapat lagi?!" Heran Ten.
Lisa yang berada disamping Ten, pun berbisik ke suaminya itu. "Bagus dong, ngirit biaya makan."
ASTAGFIRULLAH
Sebetulnya pak Simon ini denger loh bisikan dari Lisa. Cuma ya, ia udah kebal banget sama keanehan warga komplek nya. Namun beda lagi dengan Agus dan Yangyang. Mereka cukup terkejut dan terkikik geli akan keajaiban pasutri ini.
"Mas, aneh banget ya." Bisik Yangyang pada Agus.
Agus mah cuma manggut-manggut aja. Dia ini terkenal dengan sifat pendiam nya, tapi ramah. Pokoknya anaknya tuh gak neko-neko. Irit ngomong, bahasanya.
"Kalau begitu kita pamit dulu." Ucap pak Simon berpamitan.
"Ekhm, kang Agus gak mau mampir dulu?" Tawar Lisa dengan nada menggodanya. Bahkan sebelumnya ia menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
Ten membelalakkan matanya, "GAK! UDAH SONO PERGI!"
"Tidak usah, tante, masih banyak undangan yang belum tersebar." Jawab Agus sopan.
WTF! TANTE?!
"HAHAHAHAHAHA...." Detik itu juga Ten dan Yangyang tertawa terbahak-bahak.
"Lo sopan banget dah, Gus. Bangga gue sama lo." Puji Ten.
"Terima kasih, om." Jawab Agus.
"OMAYGATTTT OM! HAHAHAHAHAHA, MAMPUS LO JAMET!!"
Pak Simon, Agus, dan Yangyang langsung undur diri. Mereka tak mau melihat kegilaan keluarga Chittaphone ini. Bisa-bisa mereka ketularan sama keanehan dari keluarga ini. Dari rumah Chittaphone, pak Simon dan ketiga anteknya mendatangi rumah yang lainnya.
**
Malamnya, mereka berkumpul di gedung futsal. Ya, gedung yang dibangun khusus oleh para warga komplek sini tak hanya digunakan untuk olahraga. Namun berisi tiga lantai, salah satunya untuk kegiatana meeting yang rutin dilaksanakan sebulan sekali.
"Baiklah, karena semua sudah berkumpul maka saya akan membuka meeting pada malam hari ini." Buka pak Simon.
"Ah, mending tadi gue di rumah marathon drakor." Dumel Karina.
"Iya, tadi gue abis search ada drakor terbaru, ratingnya juga bagus." Imbuh Jihan.
Para anak-anak emang suka gak krasan banget. Apalagi mereka hapal betul kalo pembahasan nya pasti membosankan.
"Seperti yang kita ketahui bahwa ini sudah memasuki bulan Agustus, tentunya–"
Ucapan pak Simon tiba-tiba dipotong oleh Yuta, "Udeh gak usah basi-basa, langsung ke intinya gitu loh."
"Ho-oh, udah keburu laper gue." Tambah Ten sambil memegangi perutnya.
"Lah, mau numpang makan gratis lo? Bawa kresek gak?" Celetuk Johnny membuat yang lainnya ketawa.
Mereka ini sih udah hapal betul seluk beluk keluarga Chittaphone. Motto nya itu kalo ada yang gratisan, ngapain keluarin uang? Huh, motto yang sangat bagus sekali.
"Sudah, tenang, biarin pak Simon ngomong dulu." Lerai Taeyong.
"Kan memang dari tadi pak Simon nya sudah bicara, bagaimana toh kamu ini, Yong." Sanggah Taeil.
"GUE PARTAIMU OM TENGIL!"
Suara teriakan dan Jaemin tadi diikuti banyak orang disana. Ya, cuma para bocil doang sih yang suka koar-koar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Ilicil
Humor[Usahakan follow dulu sebelum baca] Ibu ibu said, "Senggol-bacok!" Bapak-bapak said, "Senggol? Auto save." Kisah para penghuni komplek Ilicil, komplek milik pak Simon yang terkenal diseluruh mancakota. Hehe canda, kepo? Langsung simpen ke perpusta...