30 : Motor Baru

645 82 5
                                    

Kekayaan Qian Kun memang tidak perlu diragukan kembali. Hidup di lingkungan komplek mewah juga termasuk cerminan kalau keluarga Qian, bukan kalangan biasa-biasa saja. Usaha keripik singkong yang dibangunnya dari nol, kini berbuah manis dan dapat dinikmati oleh keluarga kecilnya.

Biasanya kalau pagi begini keluarga Kun akan sarapan bersama, sebelum memulai aktivitas masing-masing.

"Pih, hari ini Wonyoung bakal terima piagam lomba sastra, loh." Cerita si bungsu Wonyoung.

"Selamat ya, nak." Ucap Kun yang senang bukan main.

"Selamat ya, sayang. Mamih bangga sama kamu." Sambung Sana.

"Wih, hebat Lo, dek. Kapan-kapan bisa lah ajarin gue." Sanggah Yuna.

Meskipun Shotaro sama Yuna ini gak pinter pinter amat, tapi mereka tetep rukun kok. Gak ada yang namanya iri dengki. Kun dan Sana selalu memastikan hal itu tidak terjadi.

"Kasih hadiah dong, pih." Sahut Shotaro penuh semangat. Dia juga bangga adeknya berprestasi.

"Boleh, kamu mau hadiah apa, dek?" Tawar Kun.

"Eum–apa aja deh, pih."

Jadilah seperti Wonyoung yang gak neko-neko anaknya. Pinter, tapi gak sombong samsek. Malahan dia sering ngajakin temen-temennya belajar bareng.

Kun mengangguk senang. Lantas selesai sarapan, dia segera pergi bekerja. Sementara Shotaro, Yuna, dan Wonyoung berangkat ke sekolah. Tinggallah Sana sebagai ibu rumah tangga yang selalu sendirian di rumah.

"San!"

Sana menengok kala namanya dipanggil. Dilihatnya Nayeon dengan dandanan yang selalu cetar membahana mengalahkan nyai Syahroni, berjalan mendekatinya.

"Gak belanja, San?" Tanya Nayeon yang sudah siap membawa tas belanja.

"Ini juga mau pergi, gue ambil tas dulu." Kata Sana.

"Eh tunggu dulu–katanya Wonyoung menang olimpiade sastra, ya?" Kepo Nayeon.

Sana tersenyum lalu mengangguk, "Iya, Alhamdulillah."

"Wah, hebat banget anak Lo." Decak Nayeon yang kagum.

"Makasih, Nay."

"Ekhem, bisalah kita jadi besan gitu." Cerocos Nayeon.

"Bisa aja Lo." Kekeh Sana.

**

Sana heran bin banget karena suaminya, Kun sudah pulang tengah bolong begini. Gak biasanya banget. Padahal Kun selalu pulang jam 4, malahan kadang malam.

"Kamu kenapa pulang cepet? Gak biasanya." Ujar Sana.

"Aku bingung banget mau kasih hadiah Wonyoung apa, kamu ada ide gak?" Tanya Kun.

"Terserah aja deh, aku ngikut kamu." Sahut Sana. 

Kun berpikir sebentar. Kira-kira hadiah apa yang akan dia berikan ke putri bungsunya. Semua keinginan Wonyoung bahkan sudah dia penuhi, tidak ada satupun yang kurang. Kun menyanggupi hal itu.

Tapi apa?

Setelah berpikir keras yang membutuhkan waktu cukup lama, akhirnya Kun menemukan ide. Dia bergegas mengajak Sana membelikan hadiah untuk Wonyoung.

Tepat pukul 3 sore, sebelum anak-anak pulang sekolah, hadiah dari papih Kun datang. Dengan diantar mobil box, Kun menaruh hadiah kecil nya di halaman rumah. Dia berharap semoga Wonyoung, putrinya menyukai hadiah darinya ini. Rasanya Kun tidak sabar melihat reaksi anak-anaknya nanti. Pengen banget dia jemput anak-anak saat ini juga.

Komplek IlicilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang