20 : Tetangga Baru Pt. 2

1K 97 0
                                    

Pagi hari yang cerah menyambut rumah kediaman Naka. Rumah yang tenteram, aman, dan damai. Jauh sekali dari gosip-gosip miring di luaran sana. Iyalah, orang mama Nayeon bucin akut sama papa Yuta.

"Gue pergi dulu." Ucap Yuta kemudian mencium kening istrinya.

"Iya, hati-hati." Pesan Nayeon.

Memang beginilah Naeyon ketika didepan suaminya, halus dan lembut. Beda lagi kalo lagi sama ibu-ibu komplek lainnya. Kalo menurut Nayeon itu dia profesional.

Dipikir situ artis?

Setelah mengantar Yuta tadi, Nayeon kembali masuk ke dalam rumah. Apalagi kalau bukan beres-beres. Anak-anaknya juga udah pada berangkat sekolah semua. Setelah selesai beberes, Nayeon pun bersiap-siap untuk belanja. Seperti biasa dia akan menunggu kang Daniel bersama ibu komplek lainnya.

"Eh, mbak Eunji." Tegur Nayeon ketika melihat Eunji lewat depan rumahnya.

"Nay? Mau belanja juga?" Tanyanya.

"Iyalah, mbak."

Dua ibu-ibu itu berjalan bersama-sama menuju rumah Jisoo, tempat mangkal kang Daniel. Ternyata sudah banyak yang sampai, Sana pun ada disana juga. Tapi—kayak ada yang kurang.

"Morning semua, incess sudah datang." Seru Nayeon.

Seulgi memutar bola matanya, "Nji, udah mau empat bulan nih?"

"Iya, bulan depan masuk empat bulan." Jawab Eunji sambil mengelus perutnya.

"Ih, gak sabar gue nungguin dedek bayi." Girang Jisoo.

"Bocah." Cibir Jennie.

"Mina mana?" Tanya Nayeon ketika orang tergebleknya kurang satu.

"Entah, tadi gue liat rumahnya sepi banget." Sahut Lisa sambil mengedikkan bahunya.

"Ini kang Daniel mana ya? Kok tumben lama?" Rose mengedarkan pandangannya mencari si oknum.

"Iya ya, biasanya kan kalo nyari uang gercep banget." Sahut Nayeon.

"Pasti cari bahan gosip dulu tuh kang Daniel." Ucap Lisa.

"Wajib itu, fardhu 'ain malahan." Sanggah Jennie setuju.

Tak lama, orang yang ditunggu-tunggu pun datang. Mana tuh kang Daniel dorongnya kenceng banget lagi. Kayak dikejar-kejar rentenir.

"Kang, kunaon atuh?" Tanya Jisoo panik melihat kang Daniel ngos-ngosan.

"Kang, tarik nafas—hembuskan, tarik nafas—" Instruksi Rose dan diikuti saja oleh Daniel.

"Kayak orang lahiran aja pake tarik nafas segala." Cibir Seulgi.

"Jangan dihembusin kang, biar lebih rileks." Tambah Lisa.

Jennie menggeleng-gelengkan kepalanya, "Mati dah tuh orang." Gumamnya.

Daniel menyimpan nafasnya di perut sampe wajahnya memerah. Sungguh ia sudah tidak kuat. Daniel pun menepuk-nepuk pundak Rose yang berdiri disebelahnya.

"Oh iya, gue sampe lupa. Buang kang."

Detik itu juga Daniel membuang nafasnya. Lega sudah. "Eh ibu-ibu, saya teh ada gosip terbaru. Masa tadi saya liat mas Winwin boncengin cewek."

Eunji mendelik, "Cewek siapa kang? Mina tuh pasti."

"Ih, bukan atuh mbak Eunji. Itu ceweknya teh semok pisan, kalo neng Mina kan kurus kerempeng." Bantah Daniel.

"Masa sih? Kemaren gue sama Seulgi, Lisa, Mina juga mergokin Winwin boncengan sama cewek. Tapi ternyata tuh cewek istri bos nya Winwin." Jelas Rose.

Komplek IlicilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang