THJ: 5 (Accept You In My Life)

12.4K 643 8
                                    

Playlist: Snowman By Sia
-
-
-

Gia menatap pintu yang perlahan terbuka menampilkan sosok besar Alfonzo dalam balutan turtleneck hitamnya, pria itu melepaskan rolex dari tangan kanannya kemudian melepaskan cepat turtleneck-nya, ia menatap Gia kala atasannya sudah tak tertutupi sehelai benangpun.

"Kenapa? Bukankah kita sudah memiliki kesepakatan?"

"Em, ya terserah saja"

"Tidurlah, jangan anggap aku ada apabila itu membuatmu terganggu" ucap Alfonzo seraya berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya sekilas.

Pria itu kembali keluar dan menatap Gia yang sedang duduk tepat di tengah ranjang, langkah kaki Alfonzo mendekat menuju ranjang dan duduk tepat di tepi ranjangnya maniknya menatap wajah Gia yang tampak lebih baik dari pada kemarin sesaat setelah ia membawanya dari New York.

"Kau tak menolakku lagi?" tanya Alfonzo dengan suara rendahnya menatap Gia lekat.

Wanita itu menggelengkan kepalanya seraya menyampirkan helaian rambutnya kebelakang telinga.

"Aku hanya mencoba berdamai dengan takdirku, aku mencoba untuk menerimamu ke dalam hidupku, aku mencoba melupakan masa laluku dan fokus untuk segera bebas dari cengkeraman mu"

"Well, aku cukup tertarik dengan pemikiran mu. Kau tampak dewasa Gia, aku suka. Tapi satu pertanyaan masih mencongkol di dalam otak dan benakku"

"Apa?"

"Apa kau mencintai pria lain? Ya maksudku sebelum bertemu dengan ku, aku dengar kau dijual oleh kekasihmu sendiri, right?"

"Aku... "

"Well, jika kau tak bisa cerita tak apa. Aku tak akan mengganggu masa lalumu seperti yang kau katakan tadi"

"Terimakasih, bisa kita tidur sekarang?" ucap Gia dengan menundukkan kepalanya sungguh pertanyaan Alfonzo tadi begitu menganggu perasaan Gia saat ini, ya. Ia sudah mencintai pria itu bahkan sangat mencintainya, Leonardo.

Gia merebahkan tubuhnya menghadap dinding dalam artian ia memunggungi Alfonzo, wanita itu hanya berusaha beradaptasi dan tak menolak pria yang sudah membelinya ia hanya mencoba berdamai dengan takdirnya yang begitu pahit.

Malam berganti pagi, kini kelopak mata Alfonzo terbuka lamat-lamat, pria itu menatap ke samping dimana Gia masih asik bergelung dengan selimut tebalnya. Ia mendudukkan tubuhnya dan menggeliat pelan, pria itu kembali menatap wajah damai Gia kemudian setelah dirasa cukup puas menatap Gia ia pun beranjak keluar dari selimut.

Alfonzo berjalan keluar dari kamarnya dan berjalan menuju pantry, ia meraih segelas air kemudian meneguknya hingga tandas. Pria itu kembali merenggangkan otot tubuhnya sebelum memulai acara masaknya.

Ia merah bahan-bahan makanan kemudian mulai membuat masakan untuk Gia, ini adalah hal yang sangat tabu dilakukan oleh seorang Alfonzo, pria itu memasakan makanan untuk jalangnya?! Hell apa yang sebenarnya sudah Gia lakukan hingga Alfonzo bisa selemah ini?!

"Al?"

"Hm?" sahut Alfonzo seraya membalikkan tubuhnya dan menemukan Gia yang berdiri dibelakangnya dengan kening yang mengerut.

"Kau memasak? Tapi untuk siapa?"

"Untuk kita"

"Ha?"

"Tunggu dan duduklah jangan banyak bicara. Aku memasak karena para maid akan aku liburkan pada hari minggu sengaja agar mereka bisa berkumpul dengan keluarganya"

"Kau baik"

"Terimakasih atas pujianmu, tapi itu memang sudah biasa keluarga ku lakukan pada para maid-nya"

The Heaven Jail (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang