THJ: 41 (Grieft)

7.1K 416 13
                                    

Playlist: Surrendee By Natalie Taylor
-
-
-

Gia langsung lemas di dudukannya saat membaca pesan dari ponsel Alfonzo, Alfonzo yang melihat reaksi Gia pun segera meraih Gia ke dalam pelukannya ia memanggil Franve untuk membawa Theodore keluar agar anak itu tak melihat Gia yang tengah menangis saat ini. "Sst tenangkan dirimu, Gia" lirih Alfonzo dengan mengusap sangat lembut lengan atas Gia.

"B-Bagaimana bisa aku tenang? Bibi Marry, astaga ia tengah membutuhkanku, Al. Aku ingin ke sana sekarang juga" ucap Gia dengan menatap Alfonzo penuh permohonan.

"Ya, kita akan ke sana. Tapi kau tak boleh menangis seperti ini, Gia. Bagaimana jika Theodore bertanya mengapa kau menangis? Apa yang akan menjadi jawabanmu? Ia tak boleh tau dulu masalah Bibi Marry aku takut ia akan sangat sedih" ucap Alfonzo berusaha menenangkan.

"Aku sangat takut, bagaimana jika Bibi Marry_"

"Hentikan dulu, sekarang ganti bajumu aku akan mengubungi Sergio untuk menyiapkan jet pribadinya" ucap Alfonzo diangguki oleh Gia.

Wanita itu berdiri dengan kakinya yang gemetar dan berjalan menaiki tangga dan berakhir di kamarnya. Sementara Alfonzo mendirikan tubuhnya dan meraih ponsel diatas meja lalu segera mendeal nomor Sergio. "Aku butuh bantuanmu" ujar Alfonzo tanpa sapaan pada Sergio.

"Apa yang bisa aku lakukan, Sig?" tanya Sergio dengan suara pelannya.

"Siapkan jet pribadi ku dan kau juga, aku akan ke Monako sekarang"

"Anda akan kesana? Baiklah aku akan siapkan segalanya"

"Tiga puluh menit, Sergio. Siapkan segera"

"Yes, Sig" Alfonzo menutup sambungan teleponnya dan menatap ke kanan dan kiri. Ia tau ini sangat sulit untuk Gia tapi mau bagaimana lagi jika dipikirkan wanita tua itu memang tak salah dan ini sepenuhnya salah si bedebah Javier dan pasukan gilanya Maxcyz. Tapi Alfonzo secara tidak langsung juga ikut terlibat jika sampai Bibi Marry kenapa-kenapa. Karena mereka mengincar Theodore yang berada di dalam lindungannya.

Gia berdiri dengan blouse dan heels hitam di kakinya, wanita itu masih mengalirkan air matanya dan berakhir di pelukan Alfonzo. "Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika Bibi Marry_"

"Aku pastikan kita akan segera ke sana dan mencari tau keadaan Bibi mu, mengerti? Jangan menangi lagi" ucap menenangkan.

Gia mengengguk di dalam dekapan Alfonzo kemudian melepaskan pelukannya, Alfonzo segera menghapus air mata Gia dan mengecup pipi Gia. "Kita akan pergi sebentar lagi" ucap Alfonzo diangguki oleh Gia.

"Apa Theodore akan ikut?" tanya Gia dengan mengangkat kepalanya menatap Alfonzo.

"Ia akan ikut, tapi ia akan bersama France di hotel tidak ikut ke rumah sakit bersama kita"

"Kenapa begitu?"

"Dari namanya saja sudah sangat berbahaya bagi anak-anak seperti Theodore yang sangat rentan, di dalam rumah sakit pasti banyak penyakit dan kuman serta bakteri, aku tak ingin anakku terjangkit penyakit"

"Kau berlebihan"

"Itu bentuk kepedulian ku padanya sekaligus penjagaan ku untuknya, kita juga akan menempatkan bibi Marrymu ke ruang VVIP jika ia sudah lebih baik agar ia nyaman" ujar Alfonzo diangguki oleh Gia.

"Terserah kau saja, aku hanya bisa diam dan menyaksikan uang bertindak" ucap Gia diangguki oleh Alfonzo yang juga tengah tersenyum miring saat ini.

Mereka akhinya berada di dalam mobil yang menuju landasan pribadi milik Alfonzo. Mereka pun akhirnya menaiki jet pribadi milik Alfonzo dengan Sergio menjadi pilot dan France yang menjadi co-pilotnya.

The Heaven Jail (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang