THJ: 36 (After Wedding)

7.9K 398 9
                                    

Playlist: Strong By One Direction
-
-
-

Gia terbangun dari tidurnya, wanita itu meraih penties miliknya lalu memakainya, ia juga meraih kemeja putih yang semalam di gunakan oleh Alfonzo untuk menutupi tubuhnya yang terbuka, selesai dengan tampilannya ia menjalankan kakinya menggeser pintu kaca yang menjadi pembatas antara kamar dan balkon lalu menopangkan lengannya di pembatas kaca balkon, wanita itu menyatukan rambutnya dan ia kesampingkan ke kiri seraya menikmati angin malam. Pikirannya berkecamuk, kini ia dan Alfonzo sudah menempuh proses lain dalam kehidupan seperti yang selalu ia impikan tapi ia teringat akan Theodore, bagaimana caranya mengatakan pada Alfonzo mengenai Theodore.

Gia menghembuskan napasnya untuk menetralisir rasa sesak di dadanya dan menghentikan pikirannya yang tak berujung. Gia menggigit bibirnya berusaha terus berpikir meski ia berusaha menundanya tapi hal itu akan terjadi, kini yang harus ia siapkan adalah penjelasan apabila Alfonzo mengamuk bahkan berteriak di depannya karena membesarkan Theodore. "Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya bertanya-tanya.

Sayup-sayup terdengar suara Alfonzo yang memanggil namanya, Gia menolehkan kepalanya ke belakang dan benar saja ia menemukan Alfonzo terbangun dari tidurnya tapi pria itu tidak bangun dari baringannya. Gia mengeratkan kemeja milik Alfonzo di tubuhnya dan menjalankan kakinya memasuki kamar kembali tapi sebelum itu ia menutup pintu kaca pembatas kamar dan balkon untuk menutup angin malam yang akan masuk. Kaki jenjangnya berhenti dan Gia merebahkan setengah tubuhnya ke ranjang seraya jari lentiknya mengusap sangat lembut dahi dan alis atas Alfonzo. "Sst, tidur lagi Al" ucap Gia sangat lembut.

Alfonzo mengangguk dalam tidurnya dan meraih tangan Gia lalu ia genggam lembut. Gia balik menggenggam tangan Alfonzo dan ia cium dahi sang suami sangat lembut. Wanita itu kembali memasuki selimut dan membaringkan tubuhnya menyamping tak terasa tangan Alfonzo mengalir dari belakang dan memeluknya wajah pria itu juga sudah berada di ceruk leher Gia. "I love you Gia" lirihnya membuat Gia tersenyum manis.

"Aku juga mencintaimu, Al" bisik Gia seraya mengusap lengan Alfonzo. Gia kembali memejamkan matanya dan mulai kembali ke alam mimpinya.

***

Alfonzo terbangun dari tidurnya terlebih dahulu, pria itu meraih kain bathrobe dan memakainya cepat, ia segera keluar dari kamarnya dan mulai menyiapkan sarapan untuk Gia. Setelah selesai dengan urusannya, Alfonzo kembali ke kamarnya dan meletakkan nampan berisi sarapan untuk Gia di atas nakas. Ia duduk di tepi ranjang dengan sangat perlahan dan mulai mencium pipi Gia dan menepuk pipi istrinya pelan nan lembut. "Bangun, Gia kau harus sarapan" ucap Alfonzo lembut sekali di dekat kepala sang istri.

Gia perlahan menggeliatkan tubuhnya dan perlahan pula membuka matanya, hal yang pertama ia lihat adalah Alfonzo dengan balutan bathrobe ditubuhnya dan senyum yang menghiasi wajah pria itu. "Morning, my love" ucap Alfonzo dengan senyun tipisnya.

Gia tersenyum ia pun merenggangkan tubuhnya sebentar kemudian mulai duduk seraya bersandar di kepala ranjang tapi tatapannya tetap tertuju pada Alfonzo. "Kau membangunkan ku? Ada apa?" tanya Gia dengan tatapan polosnya khas bangun tidur ia bahkan mengusap lembut matanya dan setelah itu.

"ASTAGA! SARAPAN!! KAU TAK MEMBANGUNKANKU!!" teriak Gia yang langsung melompat memasuki kamar mandi dan mencuci mukanya di wastafel tak lupa ia pun menggosok giginya, sesaat setelah keluar dari kamar mandi ia menggelung rambutnya keatas hingga tersisa anak rambut di dahi dan tengkuknya. Wanita itu terlihat sangat kerepotan, ia bahkan tak sempat melihat Alfonzo yang saat ini tengah terkekeh geli di tempat duduknya.

"Astaga, maafkan aku, aku teledor maaf" ucap Gia terus mengucapkan permintaan maaf padahal Alfonzo hanya diam tak membalas satu pun ucapan Gia, ia ingin tau sampai mana Gia sadar bahwa sarapan sudah ada di atas nakasnya.

The Heaven Jail (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang