THJ: 19 (Chasing Happiness)

8.4K 428 17
                                    

Playlist: Entertainer By Zayn Malik
-
-
-

Gia memakan makan siang yang dibuatkan Lilia untuknya dengan pelan, pikiran wanita itu berkelana pada sosok Alfonzo yang sedikit membuatnya kasihan. Dirinya yang kehilangan Leonardo untuk yang kedua kali saja sudah sangat amat menyakitkan, laku bagaimana dengan Alfonzo yang ditinggalkan oleh istri dan calon anaknya, sungguh! Gia tak bisa membayangkan apabila ia berada di posisi Alfonzo.

"Gia?" panggil Lilia dengan menggenggam tangan Gia erat saat menyadari sahabatnya itu melamun.

"Ya? Em jangan khawatirkan aku Lilia. Aku baik"

"Aku bahkan belum bertanya padamu Gia, hm" Lilia menyatukan tangannya kemudian menatap Gia dengan tatapam tajamnya. "Aku tau kau mungkin memikirkan Leonardo, bukan? Ia telah menikah dengan seorang wanita biasa, ya sepertiku yang hanya tinggal di apartemen namun ia lebih sedikit kekurangan. Mereka menikah karena kecelakaan"

"Maksud mu dengan kecelakaan?" tanya Gia dengan mengangkat satu alisnya.

Lilia tersenyum lembut lalu meraih sebotol wine dan menuangkannya serta meminumnya. "Wanita itu hamil" jelas Lilia membuat Gia membelalakan matanya.

Gia menelan ludahnya pelan saat mendengar kenyataan tentang pernikahan Leonardo, tiba-tiba otak jahatnya berputar menyetukkan ide gila. Jika mereka menikah karena kecelakaan artinya Leonardo tak tentu mencintai wanita itu bukan? Dan itu artinya Gia masih memiliki kesempatan untuk meraih kembali hati Leonardo!

"Gia? Kau tak sedang berpikir untuk memainkan peran kita sebagai sehabat Leonardo bukan?"

"No Lilia, tenanglah aku tak akan lakukan apapun"

"Ya, lebih baik kau mencari kebahagiaan mu yang lain Gia. Karena kurasa merebut Leonardo dari wanita itu tak akan dapat kau lakukan, kau tau mengapa?" Lilia menjeda kalimatnya dan beralih menatap Gia tajam. "Keluarga De Lavega sepertinya sangat menyayangi wanita itu, jadi meskipun Leonardo tak mencintainya namun wanita itu memiliki seluruh cinta keluarga De Lavega termasuk Tuan Arthur dan Nyonya Tabitha"

Gia merutuk di dalam hatinya, ia tak memiliki celah jika harus masuk melewati Tabitha maupun Arthur. Baiklah, sepertinya ia memang harus bergerak sendiri. Maka Gia dengan cepat meraih minum dan mengelap bekas minum di sekitar bibirnya.

"Lilia, terimakasih atas makananmu aku harus pergi"

"Kemana?"

"Seperti yang kau bilang, mencari kebahagiaan"

"Gia kau yakin?"

"Ya, sekali lagi terimakasih" Gia mengecup pipi kanan Lilia kemudian tangannya mengulur meraih coatnya dan wanita itu pun berjalan keluar dari unit apartemen Lilia.

Gia berjalan tergesa menuju mobilnya dan ia pun sesegera mungkin menancap gas menuju tujuannya, mansion De Lavega. Di sepanjang perjalanan senyum miring tak pernah luntur dari bibir Gia, ia memikirkan rencananya untuk merecoki Leonardo dan Florence.

Sesampainya disana, Gia langsung memasuki mansion De Lavega yang di samping kanan dan kirinya dijaga ketat oleh para bodyguard dan itu tak menyurutkan niatan Gia untuk menemui Leonardo dan Florence, apalagi tujuannya selain merecoki mereka berdua.

"LEO!!!"

Gia berlari seraya berteriak memanggil sang empu mansion yang tampak tengah memeluk tubuh Florence, namun Gia mengalungkan lengannya tepat di leher Leonardo untuk membuat jarak antara Leonardo dan Florence, Gia jahat? Ya! Karena Gia lelah menjadi orang baik yang selalu ditindas!

Leonardo memutar bola matanya malas, dan menatap Florence dengan tatapan memelas, jujur ia kurang suka jika Gia berperilaku semanja ini padanya apalagi disini ada istrinya.

The Heaven Jail (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang