THJ: 49 (Wound)

7.2K 357 16
                                    

Playlist: Animals By Maroon 5
-
-
-

Note: Next is the end of the story, i just want to say thanks to you readers because want to read my story.. .

"Welcome, Al" suara berat seseorang terdengar membuat Alfonzo mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada Theodore kini menatap asal suara.

"Xavier?"

"Ya, i am" jawab Xavier dengan senyum tipisnya.

Alfonzo mengepalkan kedua telapak tangannya erat saat pria itu semakin menodongkan ujung pistolnya di kepala anaknya. "Jangan sakiti dia, Xavier. Atau aku akan menbunuhmu saat ini juga" desis Alfonzo tajam.

"Nyatanya kau tak bisa melindungi istri dan anakmu, sama seperti istrimu yang dulu"

Alfonzo mengetatkam rahangnya lalu mendekati Xavier. "Kau pelakunya? Kau yang membunuh Agatha?!" sentak Alfonzo tajam.

Tawa Xavier menggelegar setelah mendengar sentakan dari Alfonzo, pria itu melepaskan ujung pistolnya dari kepala Theodore lalu melemparkan anak itu ke salah satu anak buahnya. "JANGAN SAKITI DIA BRENGSEK!" teriak Alfonzo menahan marah.

Xavier menganggukkan kepalanya kemudian mendekati Alfonzo ia menatap pria itu dengan smirk di ujung bibirnya. "Aku tak akan mengincar garis keturunanmu jika kau bersedia membantuku"

"Aku tak sudi membantu orang sepertimu!"

"Oh ya? Tiga tahun lalu aku datang baik-baik kepadamu, Al. Aku meminta bantuanmu untuk mengusir orang-orang dari kawasanku dan ya orang-orang itu bukanlah musuhku tapi anak buahku. Selama ini kau menyakini bahwa ketua Maxcyz adalah orang-orang yang sudah kau bunuh? Nyatanya hari ini kau melihat ketua Maxcyz yang sebenarnya"

"Kau ketua Maxcyz?"

"Ya, aku. Kau ingin marah?" Alfonzo semakin mengetatkan rahangnya marah, entah mengapa ia begitu sangat membenci sosok pria di depannya ini.

"Xavier, jangan mengusik kehidupan singa yang tenang, right?"

"Oh kau yang ingin diusik Al, sejak awal kau memang incaranku kau tau mengapa? Karena kau terlalu sombong kau hidup di bidang kegelapan tapi kau enggan membantu sesama palaku kejahatan?"

"Aku tak akan membantu bajingan sepertimu, Xavier!"

"Maka hal yang akan terjadi sekarang terjadi, Al. Kau kali ini akan melihat kematian kedua jiwamu kembali sama seperti waktu itu, kau dengan bodohnya justru mengejarku bukan menolong istri dan anakmu di dalam mobil itu!" ucap Xavier tanpa rasa takut sedikitpun ia justru tertawa melihat wajah Alfonzo yang memerah menahan amarah.

Xavier melangkahkan kakinya menjauh dari Alfonzo berdiri, pria itu berusaha mengejar Xavier tapi langkahnya terhenti sebab cegatan dari anak buah Xavier. Alfonzo menatap bajingan itu satu persatu kemudian berdecak. "Ck, apa tak ada lawan yang sepadan untukku?" tanya pria itu sombong dengan satu alisnya yang terangkat.

"Maka lewati mayat kami terlebih dahulu, son of bitch!" sentak salah satu Maxcyz.

Mendengar ucapan itu Alfonzo semakin mengeraskan tawanya tanpa di lihat oleh para Maxcyz, Alfonzo meraih permen karet dari saku jasnya dan mulai memasukkan kedalam mulutnya, ia mulai menggulung lengan jaketnya dan meraih salah satu pisau lipat di saku celananya.

Srek!

Alfonzo meraih tangan salah satu musuhnya kemudian menusukkan pisau itu tepat mengenai jantung dan menggerakkan pisau lipatnya ke bawah hingga kini darah sudah mengotori kemeja hitam Maxcyz tersebut. Melihat kawannya di perlakukan sedemikian tak manusiawi membuat Maxcyz yang lain bergetar ketakutan hal itu semakin membuat Alfonzo senang. Ia meraih kaki salah satu Maxcyz kemudian membanting tubuhnya ke kawanan musuh hingga mereka saling berjatuhan.

The Heaven Jail (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang