THJ: 29 (Mission)

6.7K 373 0
                                    

Playlist: Dusk Till Dawn By Zayn ft Sia
-
-
-

Alfonzo membuka matanya perlahan kala suara dentingan ponsel mengganggu tidurnya yang kurang, pria itu dengan malas meraih ponselnya yang berada di atas nakas lalu menggeser ikon hijau tanpa melihat terlebih dahulu pelakunya. "Ya?! Kau mengganggu tidurku!" semburnya kesal.

Terdengar gelak tawa yang cukup ringan dari seberang telepon, Alfonzo segera mendengus sebal. Sialan! Siapa yang berani menertawai seorang Alfonzo?!

"Siapa kau dan apa mau mu?! Aku tak banyak waktu" sentak Alfonzo dengan kemarahan yang tertahan.

Suara di ujung telepon semakin senyap, digantikan dengan deheman pelan. "Delta 0-02" ucapnya yang langsung membuat Alfonzo terduduk dan bersandar di kepala ranjangnya.

"Agen Horb?" ucap Alfonzo menebak pelaku yang menertawainya.

Gelak tawa kembali terdengar dan di susul dengan deheman pelan. "Ya, Al. Maaf mengganggu tidurmu yang sepertinya sangat nyenyak itu, sampai-sampai suaramu begitu parau" ujar Davis dengan kekehan gelinya.

"Diam kau Horb! Jangan banyak bicara. Katakan saja apa maksudmu menghubungiku Horb, kau begitu mengganggu ku" kata Alfonzo yang kesal dengan si agen sialan itu.

Davis menghembuskan napasnya pelan, ia berdehem untuk menyesuaikan suaranya yang serius. "Tadi malam, satelit melaporkan. CIA mendapatkan posisi tersangka yang kini berada di Manila, kau dan aku akan bertemu di markas milikmu dan kita akan membicarakan keberangkatan kita ke Manila siang ini" ucap Davis dengan nada seriusnya.

Alfonzo menegakkan tubuhnya dan memijit pelipisnya pelan. "Harus sekarang?" tanya Alfonzo yang dibalas  dengan suara Davis yang cukup lantang. "Kita berurusan dengan waktu dan mantan teroris, Al" ucap Davis diangguki oleh Alfonzo.

"Tapi aku belum membicarakan misi ini dengan rekanku, aku bahkan belum menyiapkan segalanya" ucap Alfonzo mencari alasan, karena jujur saja ia belum bisa memikirkan hal-hal penting semacam ini dalam waktu dekat.

"Kau bisa langsung membahasnya bersamaku siang ini, Mr. Renzuis. Kau akan mendapatkan keuntungan, kau akan cepat memberikan aba-aba yang akan ditanggapi oleh pihak CIA" ujar Davis yang tak mau kalah.

Alfonzo menyerah, ia menghembuskan napasnya yang berat. "Aku akan kumpukan anak buahku di markas sekarang agen Horb. Aku akan menunggumu siang ini dan setelah itu kita akan langsung berangkat" ucap Alfonzo.

Davis tersenyum di ujung telepon. "Baiklah, aku juga akan siapkan keberangkatan kita. Kau akan pergi dengan jet milik CIA, agar radar tidak mengawasi pergerakan kita, jadi Maxcyz tidak mengetahui sejauh mana kita bertindak"

"Ya, baiklah aku tutup"

Alfonzo menghembuskan napasnya kasar, dengan gerakan super malas ia meraih kain bathrobe kemudian melamgkahkan kakinya nemasuki kamar mandi. Cukup lama waktu yang ia gunakan untuk membersihkan dirinya hingga akhirnya ia keluar dengan tubuh yang di balut bathrobe. Pria itu memasuki walk in closet dan meraih setelan kemeja lantas memakainya.

Setelah selesai dengan semua keperluannya, ia pun keluar dari kamarnya dan menelusuri lorong untuk turun ke lantai bawah, namun sebelum itu ia mengetuk prlan pintu kamar Gia. "Gia" panggilnya lembut namun tak ada sahutan dari dalam.

Dengan inisiatif, ia pun menbuka pintu menemukan Gia yang masih berbalut selimut tebal di atas ranjangnya, pria itu melamgkahkan kakinya menuju ranjang dan duduk di tepi ranjanh seraya menatap Gia lekat. Tangan besarnya menyentuh sisi wajah Gia yang hangat, ia mengusap sangat lembut pipi wanita itu seraya menyampirkan anak rambut Gia yang menutupi wajah cantiknya. "Bangun, Gia. Sudah pagi" ujar Alfonzo sangat lembut.

The Heaven Jail (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang