THJ: 33 (Helping)

6.9K 400 5
                                    

Playlist: Attention By Charlie Puth
-
-
-

Note: tandain jika ada typo, makasih...

Alfonzo keluar dari kamarnya melewati Gia yang tengah duduk di ruang tengah dengan ponsel di tangan kanan wanita itu, Alfonzo mendekati wanitanya dan mengecup pelan pipi kanan Gia. "Hai" sapa Alfonzo dibalas senyum manis dari Gia.

"Hai, mau kemana? Kau terlihat sangat rapih?" tanya Gia diangguki oleh Alfonzo.

"Venezuela, ada temanku yang ingin bertemu" ujar Alfonzo diangguki oleh Gia.

"Kau akan kembali cepat kan? Tak mungkin bodyguard mu menggantikan posisimu tiga hari lagi" ucap Gia dengan senyum tipisnya.

"Tentu aku tak akan melewatkan saat dimana dirimu memakai gaun putih itu untukku" jawab Alfonzo seraya mencium sekilas kening Gia. "Aku pergi" pamit Alfonzo diangguki oleh Gia.

Alfonzo menjalankan kakinya keluar dari mansion besarnya lalu memasuki mobil silver yang akan ia kendarai sendiri menuju bandara, pria itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang hingga lima bels menit kemudian ia telah sampai di landasan pribadi miliknya, pria itu segera memasuki jet pribadinya dan terbang menuju Venezuela.

***

Venezuela

Alfonzo mengangkat satu kakinya seraya menunggu kedatangan Davis di dalam sebuah restoran yang memiliki private side. Pria itu sesekali memainkan ponselnya guna mengabari Gia akan keadaannya. Tak lama sebuah tepukan dapat Alfonzo rasakan di pundaknya pria itu segera melihat kebelakang dimana tepukan itu berasal dan ia melihat Davis dengan seorang pria disampingnya.

Alfonzo mendirikan tubuhnya dan mengulurkan tangan disambut tak kalah hanagt oleh Davis dan temannya lalu mereka kembali duduk di tempat yang sudah di pesan Alfonzo. "Bagaimana kabarmu Davis?" tanya Alfonzo dengan menyalakan cerutunya.

Davis menganggukkan kepalanya lalu meraih vodka dan meminumnya. "Aku seperti yang kau lihat Al, masih sangat baik setidaknya aku belum mati di tengah-tengah misiku" ucap Davis dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Kau memang tak berubah" ujar Alfonzo dengan menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan Davis.

"Kemarin aku dapat kabar, katanya Maxcyz kembali aktif entah apa yang terjadi tapi yang jelas kami sedang mewanti-wanti jika saja mereka berbuat sesuatu" ucap Davis tiba-tiba.

"Itu tak mungkin, bukankah ketuanya sudah aku bunuh?" tanya Alfonzo dengan mengerutkan alisnya bingung.

"Kami juga tak mengerti tapi yang jelas saat kami sudah mulai melepaskan kembali Donald sesuatu terjadi"

"Apa?"

"Donald, dia hampir di serang tapi kali ini serangannya tidak main-main Al, kau tau mereka seperti tidak memperdulikan kode rudal dan kapal selam itu lagi karena jika mereka menginginkan itu mereka pasti tak akan melakukan apapun yang berakibat matinya Donald" ucap Davis seraya meregangkan otot tubuhnya.

"Maksudmu?"

"Jelaskan Javier" tunjuk Davis pada temannya.

Pria bernama Javier itu mengangguk paham lalu mendekati tubuh Alfonzo sedikit dan mulai memberikan persepsinya. "Bagini Mr. Renzuis, seperti yang anda ketahui semenjak penggantian kode rudal tujuh bulan lalu Maxcyz tidak terdengar lagi kabarnya tapi sekarang mereka kembali menampakkan dirinya lewat satelit dan sedangkan menurut Agen Horb jika memang Maxcyz kembali datang untuk membumihanguskan dunia sudah jelas ia akan menculik Donald dan mempergunakan pria itu sebab hanya Donald lah yang bisa membuka kodenya tapi sekarang kita dalam persoalan yang berbeda, Donald di teror seakan memang dijadikan sasaran bahwa Maxcyz telah kembali mereka seakan memberi tanda bahwa mereka kini telah datang dengan niat yang berbeda bukan untuk menghancurkan tatanan dunia tapi ada hal lain" jelas Javier diangguki oleh Alfonzo.

The Heaven Jail (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang