"Nomor 5 apakah caranya benar seperti ini, Kak?"
"Itu juga bisa. Tapi jika soal pilihan ganda kau bisa pakai cara seperti ini yang lebih cepat." Jawab Jinhwan seraya mengajari Jisoo untuk menyelesaikan soal Kimia untuk persiapan Ujian Akhir Semester Ganjil yang tinggal 2 hari lagi.
"Aah aku mengerti. Terimakasih Kak Jinan!" Jawab Jisoo bersemangat.
"Hei sudah berapa kali ku bilang jangan panggil aku seperti itu" Ucap Jinhwan sambil melemparkan tatapan membunuh pada Jisoo.
Tanpa memperdulikan Jinhwan, Jisoo meneruskan kegiatannya untuk mengerjakan soal selanjutnya.
Jinan merupakan panggilan masa kecil dari Jinhwan. Jisoo lah yang menamainya demikian pada waktu mereka masih kecil dengan alasan pelafalan nama 'Jinhwan' terlalu sulit baginya. Yah, walaupun tak jarang juga Jisoo memanggilnya dengan nama aslinya.
Sedangkan Bobby dan Hanbin? Tentu saja mereka ikut, namun memang mereka tidak terlalu banyak minta diajari oleh Jinhwan.
Mereka betiga saat ini tengah 'berguru' di rumah Jinhwan. Itupun tanpa pemberitahuan ke 'Si Pemilik Rumah' karena Jisoo tiba-tiba sudah datang ke rumahnya tak lupa ia berkata 'I need your geniousness'
Setelah itu ia baru memberitahu kedua temannya yang lain untuk bergabung.
"Bobby! Apa kau sudah selesai?" Panggil Jisoo sambil menoleh ke belakang guna melihat Bobby yang satu-satunya duduk di sofa sedangkan yang lain tengah duduk di bawah.
"Yaa" Jawabnya amat sangat singkat.
Tidak seperti Bobby yang biasanya. Kemudian ketiganya pun reflek melihat ke arahnya.
"Kau ada masalah? Dari tadi kau hanya diam. Sangat bukan kau yang biasanya." Tanya Jinhwan.
"Bukan apa-apa" Ujarnya sambil membetulkan posisi duduknya.
"Aku hanya... memikirkan pertandinganku setelah Ujian." Sambungnya, namun ia tampak berpikir sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.
Pertandingan basket tahunan biasa diadakan tiap tahunnya untuk SMA yang ada di kota Seoul. Dan tanggalnya bertepatan di hari minggu, satu hari setelah Ujian Akhir Semester mereka selesai.
"Ada apa dengan tim mu?" Sahut Hanbin.
"Hanya masalah kecil. Masalah biasa, anak-anak tidak maksimal latihan. Seunghoon beberapa kali latihan juga tidak datang. Yaah seperti itu tepatnya." Seunghoon sendiri merupakan ketua basket di SMA Seoul.
Bagaimana pun kerja sama tim memang hal yang sangat krusial. Begitu pula dengan ketidakhadiran seorang kapten dalam beberapa kali latihan pasti membuat posisi tim tersebut terasa kosong.
"Kau tahu kan bisa menang kan?" Tanya Hanbin yang duduk tak jauh darinya.
Bobby hanya terdiam barang sejenak. Setelah itu ia kemudian tersenyum kepada Hanbin.
"Aaahhh jangan tersenyum padaku, itu terlihat sangat aneh" Ucap Hanbin setelah ia memalingkan wajahnya ke sisi lain. Yang lain pun hanya bisa tertawa.
"Bulan depan aku sudah akan Ujian Nasional"
Celetuk Jinhwan begitu saja. Mau tak mau, hal tersebut membuat ketiga adiknya berhenti tertawa. Dia merasa saat inilah waktu yang tepat untuk memberitahukan mereka.
Informasi mengenai Ujian Nasional bagi siswa tahun ketiga memang sering beredar di lingkungan sekolah. Namun bagi siswa tahun kedua dan pertama tidak terlalu fokus mengikuti informasi tersebut. Sehingga membuat Jisoo, Hanbin, dan Bobby terkaget karena ternyata Ujian Nasional hanya tinggal bulan depan.
"Wahh semangat, Kak! Kau pasti bisa." Ucap Jisoo sambil bertepuk tangan kecil.
"Tentu saja." Balasnya seraya menyombongkan diri.
"Lalu setelah kuliah kau akan kemana?" Tanya Bobby yang sebenarnya juga menjadi pertanyaan yang lain karena Jinhwan memang cukup tertutup mengenai rencana masa depannya.
Jinhwan terdiam sejenak. Sebenarnya ia telah memutuskan dalam waktu yang lama sebelumnya. Namun ia rasa belum saatnya memberitahukannya perkara ia pun belum memberitahukan keputusannya pada kedua orang tuanya.
"Aku belum memikirkannya." Ucapnya.
"Serius?" Jisoo merasa jawaban tadi belum memuaskan rasa penasarannya.
"Masih terlalu banyak pilihan di kepalaku. Mungkin aku akan memberitahukannya setelah Ujian Nasional selesai." Elaknya.
"Kalian tahu kan lagu Ariana Grande, 7 Rings. 'He want it, he got it. He want it, he got it.' Seperti itulah kehidupan Kak Jinhwan" Ujar Jisoo sambil mengejek Jinhwan dengan bernyanyi ala Ariana Grande dengan diiringi beat box dan jamming oleh kedua temannya.
"Yaahhh memang cocok sekali, Kak. Pantas saja akhir-akhir ini kau sering menyanyikannya" Kata-kata Hanbin ini menjadi pemancing bagi mereka untuk menggoda Jinhwan.
"Ah betul sekali" Tambah Bobby.
Mereka pun tergelak dengan Jinhwan yang berusaha menyudahinya. Walaupun tak dipungkiri ia juga menyukasi kebersamaan seperti saat ini.
'Semoga benar apa yang aku inginkan akan aku dapatkan, walaupun memakan waktu tentunya' Batin Jinhwan sambil menatap Jisoo yang tengah tertawa dengan Bobby dan Hanbin, tentu saja hal tersebut tidak disadari oleh mereka.
--------*****--------
Hari Ujian pun tiba. Saat ini Jisoo, Hanbin, dan Bobby berangkat ke sekolah bersama naik Bus. Sedangkan bagi Jinhwan siswa tahun ketiga libur selama Ujian Akhir Semester adik kelas berlangsung, juga sebagai pematangan ujian tersebut.
"Kau tidak lupa membawa jas kan?" Tanya Jisoo sambil menepuk pundak Hanbin. Saat ini ia duduk di kursi bus tepat di belakang Hanbin. Tidak biasanya Hanbin tidak memakai jasnya. Jadi Jisoo mencoba untuk memastikannya.
"Ada di tas." Jawabnya santai.
Kemudian Jisoo memfokuskan kembali kegiatannya untuk menghafalkan rumus matematika yang akan menjadi mata ujian hari ini.
Sesekali Jisoo bergumam sambil mengarahkan pandangannya ke atas. Tak lupa tangannya pun ikut bergerak seolah sedang menulis persamaan tersebut.
"Biasakan jangan menghafal rumus. Kau bisa menurunkan sendiri dari persamaan utama. Jadi tidak perlu menghafal" Ucap Bobby yang duduk di sebelapersis di sebelah Jisoo sambil menekan pelan dahi Jisoo menggunakan jari telunjuk miliknya.
Sejenak Jisoo terdiam.
"Aaaahh lupa kan jadinya." Ucapnya sewot dengan nada yang tak begitu keras mengingat sekarang ini kondisi bus sedang penuh karena bertepatan dengan jam berangkat kerja. Tak lupa ia memukul paha Bobby.
"Sakit tahu, apa tanganmu itu tangan raksasa?" Bobby masih kesakitan, ia mengusap pelan pahanya.
"Enak saja! Lihat, lebih kecil dari punyamu tahu!" Ucap Jisoo sambil menarik telapak tangan Bobby dan menempelkannya dengan tangannya.
Bobby hanya terdiam atas tindakan yang dilalukan gadis di sebelahnya. Ia memperhatikan Jisoo yang mencoba membandingkan ukuran tangan mereka. Ia juga mendengar Jisoo berkata, "Wah, jarimu panjang sekali."
Setelah itu Jisoo melepaskan tangannya dan kembali ke apa yang menjadi fokusnya.
Bobby kemudian mengalihkan pandangannya ke luar kendela bus. Berusaha mengusir apa yang sekarang ada di pikirannya.
'Mati-matian aku berusaha menjaga perasaanku. Menjaga persahabatan kita. Tolong jangan membuatku melewati garis yang telah aku gores'
--------*****--------
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Best Friend
Fanfiction"Kau sangat cantik. Tapi pada akhirnya kita hanya teman. Seperti yang selalu kau katakan." Ia tersadar betapa bodoh kata-katanya beberapa tahun silam sesaat setelah perasaan terhadap laki-laki itu memaksanya melanggar peraturan yang mereka buat unt...