09 | Terima Kasih

352 252 8
                                    

Sore menjelang petang.

Jinhwan seorang diri di rumahnya. Bahasan yang baru saja terjadi dengan kedua orang tuanya sungguh membebani dirinya. 

Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke brosur yang ada di meja. Brosur yang diberikan oleh ayahnya. Saat ini ruang tamu itu tengah sepi.

Kemudian ia menundukkan kepalanya. Kata-kata ayahnya sungguh masih sangat segar di kepalanya.

'Ayah ingin kau melanjutkan studimu ke kedokteran. Coba pikirkanlah dulu, masa pendaftaran Masuk Perguruan Tinggi masih cukup lama. Pikirkanlah sampai saat Ujian Nasional selesai'

Ia berdiri lalu berjalan mendekati jendela rumahnya, sempat ia merenung sampai ketika suara panggilan ibunya terdengar.

"Makan malam sudah siap."

---------*****---------

Bel pulang berbunyi.

"Waktu habis! Tinggalkan lembar jawab di meja dan silakan keluar!" Ucap Guru Lee sebagai penjaga ruang ujian tersebut.

Para murid pun meninggalkan ruangan.

"Jennie! Ayo makan!" Ajak Jisoo ketika dia keluar dari kelas.

Sudah beberapa hari terakhir, ia lebih memilih untuk menghindar dari Seulgi dan Sana. Bersama kedua temannya itu memang menyenangkan namun ada beberapa momen dimana mereka tidak melihat suasana hati Jisoo. Seperti membandingkan jawaban selepas ujian misalnya. Membuat mood-nya benar-benar turun.

"Umm... baiklah tapi aku tidak bisa lama-lama ya?" Jawab Jennie.

"Oke, aku juga mau langsung pulang selesai makan."

Mereka pun berjalan menuju Cafetaria dan mengambil jatah makannya. Setelah itu mereka mencari-cari meja mana yang kosong. Ketika Jisoo sedang mengedarkan pandangannya, ia menangkap Bobby yang tengah makan bersama 2 teman yang ia ketahui berada di Club yang sama dengan dirinya. Yah ia memang hanya sekedar tahu mengingat kedua laki-laki tersebut tidak berada satu kelas dengan dirinya dan Bobby.

"Kita makan bersama Bobby saja." Kata Jisoo sambil menunjuk dimana Bobby berada.

Tersadar akan kehadiran Jisoo yang ia rasa akan mengarah ke dirinya, ia segera mengambil tray miliknya yang telah kosong dan bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan temannya yang masih menyantap makanan.

Jisoo yang sudah setengah Jalan dari tempatnya semula, hanya merasa heran akan gelagat Bobby. Jelas sekali Bobby juga melemparkan pandang ke dirinya tadi walau hanya sekejap.

Ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti lalu berjalan menuju bangku kosong di sebelah tempat yang diduduki kedua teman Bobby. Sedangkan Jennie hanya mengikut di belakangnya.

Tinggal beberapa langkah lagi tiba-tiba datang seorang laki-laki yang ia ketahui bernama Mino, langsung duduk di bangku tersebut. Berhubung kursi di bangku tersebut berjumlah 4, maka Jisoo berinisiatif untuk bertanya kepada Mino.

"Permisi, apakah kau bisa berbagi kursi?" Ucap Jisoo sambil mendekat.

"Duduk saja!" Jawabnya singkat.

Mereka kemudian mendudukkan diri di kursi kosong yang sama dengan Mino.

Jisoo terlebih dahulu mendudukkan dirinya di samping Mino karena ia tahu pasti Jennie tidak mau sok akrab berdekatan dengan laki-laki mengingat status murid baru belum lepas dari dirinya.

You Are My Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang