22 | Tersangka

213 81 11
                                    

Halo readers!
Terima kasih udah mampir ke ceritaku.
Hopefully enjoy ya.
Happy reading good people🥀🥀

-----*****-----

"Sudah sampai!" ucap Jennie dengan riangnya. Mereka kemudian melepaskan seatbelt masing-masing lalu segera menginjakkan kaki ke luar mobil. 

Saat hendak memilih meja yang akan mereka tempati, Miyeon menangkap seseorang yang sangat familiar baginya.

"Bukankah itu Jisoo?" tanya Miyeon. Mengikuti arah pandang Miyeon, Jennie pun melihat Jisoo sedang menyantap makanan dengan seorang laki-laki yang ia ketahui adalah Hanbin.

"Ah benar, itu Jisoo. Em, kita di meja sebelah sana saja." Jennie kemudian menyarankan untuk duduk di meja nomor 2, dimana lokasi meja tersebut sangat jauh dari tempat Jisoo dan Hanbin. Dan hal tersebut disetujui oleh Miyeon.

Sesampainya di meja yang dituju, Jennie mengambil kursi di sebelah kiri yang memunggungi Jisoo maupun Hanbin sehingga mereka tidak akan melihat kehadiran Jennie disana.

"Kau tidak apa-apa? Kau kelihatan sedikit pucat," tanya Miyeon.

"Aku baik-baik saja. Sudah tidak usah dipikirkan. Kau mau pesan apa?" tanya Jennie berusaha menutupi gelagatnya. Lalu mereka memilih makanan yang akan dipesan. Miyeon pun berinisiatif memanggil salah satu waiter.

"Selamat malam, apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya waiter tersebut.

"Aku mau pesan Bibimbap dan munumannya aku pesan Honey Citron Sparkling Ice Tea," ucap Miyeon

"Aku pesan Bibimbab dan Korean Plum Tea," ucap Jennie sambil melihat wajah waiter tersebut.

Jinhwan yang hendak mencatat pesanan Jennie pun sedikit terkejut. Walaupun ia tak begitu mengenal Jennie, namun ia tahu bahwa perempuan tersebut adalah teman Jisoo dan Jinhwan juga melihatnya saat dia mengunjungi backstage waktu kompetisi bernyanyi.

"Baik, 2 Bibimbab dengan minumannya Honey Citron Sparkling Ice Tea dan Korean Plum Tea. Mohon ditunggu!" Jinhwan kemudian pergi.

"Jennie, apa kau ada masalah dengan Jisoo? Aku lihat kau sudah jarang bersama dia," tanya Miyeon.

"Sebenarnya tidak terjadi apa-apa tapi aku masih kecewa padanya."

"Soal kompetisi itu?" Saat kompetisi, Miyeon juga hadir disana bersama dengan Hayi, walaupun mereka saat itu belum dekat. Sedangkan Jennie hanya membalasnya dengan anggukan kecil.

"Dia tiba-tiba menggantikan posisiku, padahal menurutku Hanbin masih bisa melobi panitia untuk merubah urutan tim kami ke belakang. Tapi... ya begitulah. Aku jadi merasa sangat tidak berguna. Aku pun masih malu untuk bertemu dengan Hanbin dan June. Bagaimana pun mereka memberi harapan yang besar padaku." Jennie mengeluarkan apa yang selama ini ia pendam.

Miyeon kemudian menenangkan Jennie dengan mengusap kecil punggung tangannya, "Sudah tak apa. Aku kira Hanbin dan June juga memakluminya. Lagi pula, juara 3 tidak terlalu buruk."

"Terima kasih, Miyeon."

"Satu lagi. Jangan hanya karena satu kesalahan yang diperbuat oleh sahabatmu, merusak kepercayaanmu dan menghilangkan beribu kebaikan yang pernah ia berikan kepadamu."

You Are My Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang