"Ah, kepalaku"
Siang itu, setelah ujian matematika usai. Jisoo beberapa kali mengeluh sakit kepala. Sungguh soal yang keluar di luar dugaan. Tampaknya apa yang dipelajarinya tadi malam tidak semuanya keluar.
"Tadi jawaban nomor 3 mu apa, Seulgi?" Tanya Sana.
Saat ini mereka bertiga sedang makan di Cafetaria. Sedari tadi Seulgi dan Sana sedang mencocokkan jawaban yang mereka ingat selama ujian. Entah itu jawaban di soal yang sulit atau sekedar jawaban yang ragu-ragu.
Sedangkan Jennie? Ia menolak untuk mereka ajak makan siang, alasannya sedang ada urusan penting tak lupa dengan senyum yang menghiasi bibirnya. Tak dapat disembunyikan, aura gembira memang sedang terpancar di wajahnya.
Dalam hati Jisoo hanya membatin, 'Memang sepenting apa?' Namun itu tidak terlalu dipikirkannya.
"Aku lupa apa, tapi yang jawabannya 1125." Jawab Seulgi sambil sesekali menyuapkan makanan ke mulutnya.
Jisoo yang sedari tadi hanya diam mendengarkan percakapan mereka, semakin panas mendengar obrolan mereka.
'Apa mereka tidak sadar kepalaku saat ini pusing berat?' Gerutu Jisoo dalam hati. Makanannya pun belum berkurang barang sedikit. Ia baru meminum air putih di botol yang tadi ia beli.
Bukannya berhenti, mereka malah semakin membahas jawaban soal-soal selanjutnya.
"Aku mau makan di taman belakang saja." Ucap Jisoo seraya memakai tasnya dan membawa tray makanannya.
Sedangkan 2 temannya hanya memandangnya heran.
--------*****--------
"Lihat ini!" Ucap seorang laki-laki sambil menyerahkan brosur kepada Hanbin yang ada di depannya.
Saat ini Habin sedang berada di Studio Club Music bersama temannya yang bernama June. June merupakan siswa tahun kedua, sekelas dengan Hanbin. June lah yang meminta Hanbin datang ke studio untuk membahas sesuatu.
Kondisi Studio saat ini memang sepi mengingat selama ujian, aktivitas ekstrakurikuler diminimalisir oleh pihak sekolah.
"Singing Competition?" Hanbin membaca dengan cermat brosur tersebut. Brosur tersebut merupakan kompetisi menyanyi tingkat SMA di Seoul. Dapat individu maupun secara tim dan ber-genre bebas. Kemudian ia membaca tanggal pelaksanaan kompetisi tersebut.
'11 September. Masih ada waktu 2 bulan'
"Kau mau ikut?" Tanya Hanbin. Ia menatap June yang berdiri di sebelahnya.
"Aku menawarimu untuk ikut denganku. Satu tim."
Perkataan June membuat Hanbin terkejut. Kemudian ia terlihat sedang mempertimbangkan sesuatu.
"Kau tahu kan, bernyanyi saja tidak cukup. Juri pasti mencari sisi unik dan kreatif dari tiap performa. Kau bisa mengaransemen musiknya nanti."
"Baiklah, aku ikut. Kita mulai latihan setelah ujian selesai saja."
June pun hanya mengangguk menyutujuinya. Setelah selesai, mereka memutuskan untuk keluar dari Studio tersebut.
Sebelum mereka benar-benar meninggalkan studio, terdapat sebuah jas yang diletakkan di atas meja tepat di samping pintu keluar.
Hanbin lalu mendekati jas tersebut dan membaca name tag jas itu. Terteralah namanya.
"Bukannya kau bilang kau tidak membawa jas?" Tanya June yang membuntutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Best Friend
Fanfiction"Kau sangat cantik. Tapi pada akhirnya kita hanya teman. Seperti yang selalu kau katakan." Ia tersadar betapa bodoh kata-katanya beberapa tahun silam sesaat setelah perasaan terhadap laki-laki itu memaksanya melanggar peraturan yang mereka buat unt...