Halo readers!
Terima kasih udah mampir ke ceritaku.
Hopefully enjoy ya.
Happy reading good people🥀🥀-----*****-----
"Jisoo!" Jinhwan menghampiri Jisoo. Beberapa kali dia menepuk pipi Jisoo pelan.
"Hei! Kau mendengarku?" Respon yang dipanggil hanya melenguh, terlihat Jisoo tidak benar-benar kehilangan kesadarannya. Dari dalamnya kerutan di dahi Jisoo, pastilah ia sangat kelelahan.
Jinhwan dengan segera mengangkatnya ke tempat tidur. Lain hal dengan yang dilakukan Hanbin yaitu berdiri mematung di tempatnya.
Bulir-bulir keringat dingin membanjiri pelipisnya. "Hanbin, tolong ambil handuk kecil di lemariku, rak paling atas. Aku akan cari makanan di depan." Perintah Jinhwan.
Merasa dipanggil, Hanbin lalu melakukan apa yang Jinhwan minta. Setelah ia berhasil mendapatkan handuk itu, ia langsung menyeka keringat di dahi Jisoo.
"Ck, dasar kau ini!" Walaupun biasanya Hanbin terlihat tenang, namun kali ia tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
"Nggghh~" Perlahan Jisoo membuka matanya. Beruntung sekali Jisoo dapat melihat raut kekhawatiran Hanbin walau hanya sekali. Pasalnya Hanbin jarang sekali memperlihatkannya, bahkan ketika Jisoo jatuh naik sepeda waktu pulang sekolah saat kelas 5 Sekolah Dasar, yang Jisoo terima hanyalah tawa Hanbin yang menggelegar.
"Bisa tolong ambilkan minum?" Hanbin pun segera menuju ke konter lalu kembali dengan membawa segelas air. "Minumlah." Kemudian ia biarkan Jisoo menegaknya hingga habis. Untuk beberapa menit ke depan, mereka berdua hanya saling diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Lain kali lebih perhatikan dirimu sendiri." Ucap Hanbin yang seketika memcah keheningan. Tidak seperti tadi, kini nada bicara Hanbin amat lembut. Namun Jisoo tak membalasnya barang satu kata.
Ceklek
Jinhwan pun kembali dengan membawa Juk atau bubur dari nasi dengan potongan sayur di atasnya.
"Makanlah! Setelah ini aku antar pulang." Ucap Jinhwan.
"Sejak kapan kau belum makan?" Sambung Jinhwan seakan tahu penyebab Jisoo yanh terus menerus mengeluarkan keringat dingin.
"Tadi pagi." Jawab Jisoo lirih sambil memakan bubur itu.
Jinhwan menundukkan kepalanya. Kemudian kembali menatap Jisoo, "Seharian perut kosong lalu minum kopi?"
Sebelum Jisoo sempat menjawab, Jinhwan memotongnya terlebih dahulu, "Karena kopi enak?" Sedangkan Jisoo hanya bisa mengangguk.
"Iya, iya, lain kali aku lebih berhati-hati." Ucap Jisoo. Selama Jisoo makan, ia diselingi oleh pertanyaan-pertanyaan ringan Jinhwan. Sedangkan Hanbin masih saja terdiam di tempat duduknya.
"Ujian tinggal 3 hari lagi kan? Kalian berdua harus semangat ya. Tapi jangan terlalu memaksakan diri juga." Hanbin dan Jisoo sempat bertatap pandang sepersekian detik hingga Jisoo memutuskan untuk segera menunduk dan lanjut menghabiskan buburnya.
Setelah selesai, seperti yang dikatakan Jinhwan, dia akan mengantarkan Jisoo pulang dengan taksi. "Sudah?" Tanya Jinhwan pada Jisoo saat bersiap-siap untuk pulang. "Iya, sudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Best Friend
Fanfic"Kau sangat cantik. Tapi pada akhirnya kita hanya teman. Seperti yang selalu kau katakan." Ia tersadar betapa bodoh kata-katanya beberapa tahun silam sesaat setelah perasaan terhadap laki-laki itu memaksanya melanggar peraturan yang mereka buat unt...