19 | Paket Misterius

209 87 12
                                    

Halo readers!
Terima kasih udah mampir ke ceritaku.
Hopefully enjoy ya.
Happy reading good people🥀🥀


-----*****-----

Hari yang telah ditunggu-tunggu oleh siswa kelas III akhirnya datang juga. Apalagi kalau bukan kelulusan. Seperti biasa acara diadakan di auditorium yang dihadiri oleh wali murid masing-masing.

Pada kelulusan ini, Jinhwan mendapat anamah untuk memberikan kata perpisahan karena ia termasuk dalam 10 besar nilai ujian tertinggi di sekolah. Hasil diskusi dari 10 orang tersebut, mengajukan Jinhwan sebagai perwakilan murid kelas III.

Dalam pidatonya, ia menyampaikan banyak terima kasih telah dididik dengan baik di SMA elit ini. Selain itu ia juga berpesan pada teman-temannya untuk mulai menuruti kata hati. Tak perlu menbanding-bandingkan dengan standar orang lain. Semua do'a dan usaha akan datang sesuai dengan waktu yang tepat.

Hal itu tentunya lebih menyentuh ke hati Ayah dan Ibunya yang tak menduga bahwa Jinhwan telah amat sangat berfikiran dewasa namun perhatian yang berlebihan dari mereka malah membuat sisi tersebut tidak terlihat.

Setelah acara kelulusan selesai, banyak dari adik tingkat maupun teman mereka yang berasal dari SMA lain datang untuk sekedar memberi selamat.

Jinhwan terlebih dahulu menyempatkan untuk berfoto dengan kedua orang tuanya. Di acara kelulusan tersebut, pihak sekolah juga menyediakan jasa foto gratis agar para wisudawan dapat mengabadikan momen kelulusan dengan orang terkasih.

"Ayah dan Ibu akan selalu mendukung dan mendo'akan yang terbaik padamu. Terima kasih sudah menjadi anak kami," ucap Ayahnya setelah pemotretan. Hal tersebut dibalas dengan pelukan oleh Jinhwan.

Setelah berfoto dengan orang tua dan teman-temannya, ia kemudian pergi ke luar auditorium. Seperti dugaannya, Jisoo, Hanbin, dan Bobby datang di kelulusan itu. Mereka pun bergantian mengucapkan selamat kepada Jinhwan.

"Selamat, Kak. Ini dari kami bertiga," ucao Jisoo seraya menyerahkan buket bunga yang besar.

"Hanya satu?" tanya Jinhwan.

"Iya, hanya satu. Kami takut kalau nanti akan terlihat lebih besar bunganya daripada Kakak." Jawaban Bobby tak pelak membuat Jihwan memberikan tatapan death glare padanya. Memang dibanding Hanbin dan Bobby, postur tubuh Jinhwan terlihat lebih kecil.

"Sudah ayo foto dulu." Demi melerainya, Jisoo kemudian mengajak mereka untuk berfoto. Jisoo meminta salah seorang temannya untuk memfotokan mereka dengan kamera yang telah ia bawa.

Sebenarnya Jinhwan tak sepenuhnya bahagia di kelulusan kali ini. Yang paling membuatnya berat adalah meninggalkan adik-adiknya yang masih menempuh pendidikan satu tahun lagi.

-----*****-----

Atap sekolah sepi seperti biasanya. Sudah lama sekali Jisoo tak ke atap sekolah semenjak Ujian Akhir Semester berakhir. Sebuah headset terpasang ditelinganya, satunya lagi ia biarkan menggelantung begitu saja. 

Jisoo menatap ke awan yang tengah bergerak. Buku di pangkuannya ia buka, lalu ia mulai menggoreskan pnesilnya ke salah satu halaman di buku tersebut setelah berfikir awan cukup bagus untuk menjadi objek gambarnya.

Di pertengahan jalan, tanpa Jisoo sadari ada suara langkah kaki mendekat.

"Nanti malam, jangan lupa. Pakai mobilku saja."

You Are My Best FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang