KIM RAE
Aku dengar suara musik instrumen yang sangat aku kenal mengalun dari depan sana.
Itu musik instrumen lagu Black Swan versi orkestra.Sejenak aku terdiam dan hanya mematung di tempatku berdiri saat kulihat Alea kembali menggerakkan tubuhnya mengikuti musik instrumen itu.
Segera kuambil kamera dari dalam tas ranselku, dan aku mulai merekam Alea.
Dia benar-benar serupa swan.
Gerakannya anggun, lembut tapi penuh dengan energi.Perlahan aku berjalan menuju ke arah depan.
kuletakkan kameraku di kursi kayu tinggi yang ada di sana,
Ku posisikan sebaik mungkin untuk bisa menyorot ke panggung, sehingga dapat merekam Alea dengan baik.Kuletakkan ranselku di kursi penonton, kulepas juga topi dan maskerku.
Aku berjalan ke atas panggung.
Alea mulai menyadari keberadaanku disana."Lanjutkan, jangan berhenti."
Kataku saatku lihat Alea akan menghentikan gerakannya.Dan dia melanjutkan gerakannya meski kulihat ada pertanyaan di raut wajahnya.
Aku mendekati Alea dan mulai ikut menggerakkan tubuhku menyesuaikan dengan gerakan tubuh Alea.
Kami menari bersama mengikuti musik instrumen yang mengalun.
Sesaat kulihat kernyitan di dahinya.
Aku hanya tersenyum padanya dan melanjutkan gerakanku.
Tak kuhiraukan sorot matanya yang meminta penjelasan.Aku sangat menikmati gerakan kami berdua.
Mungkin karena aku rindu menari, sudah cukup lama aku tidak melakukan hal ini.
Dan ini sangat menyenangkan.
Aku merasa kembali hidup.Instrumen musik telah berakhir.
Kupandang Alea sambil tersenyum.
Kukedipkan sebelah mataku kepadanya."Kau gila? Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Alea.
"Kamu benar-benar keren," kataku sambil berjalan menuju kursi kayu tinggi tempat kameraku berada, aku matikan tombolnya, kemudian kusimpan kembali kameraku kedalam tas ransel hitamku.
"Kim Rae-ssi, jawab pertanyaanku," tuntut Alea.
"Hanya mampir."
"Mampir?"
"Ya."
"Bagaiman jika wartawan atau paparazi melihatmu?
bagaimana jika fans mencium keberadaanmu?""Kau cerewet sekali.
Kemasi barangmu dan kita pergi dari sini, kau mau semalaman disini," kataku sambil mulai memakai masker dan topiku.Alea mulai mengemasi barang-barangnya dengan sedikit terburu-buru.
Dia kenakan jaket dan maskernya, dia juga mengenakan tudung jaketnya untuk menutupi kepalanya."Aku sudah siap.
Kau benar-benar gila," kata Alea."Kajja."
Kami berjalan cepat menuju mobil.
Dan segera meninggalkan halaman sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUSAN, LOVE AFTER GI
Любовные романыCerita fiksi Hanya sekedar imaginasi dari penulis. Senja menyapa kota Busan. Ombak menjilati bibir pantai gwangalli. Matahari turun sepenggalan dalam pandar serupa cadar. Pada jarak puluhan ribu mil, Ada rindu yang terhampar Pada jingganya langit se...